Asian Games 2018, Peluang Bagi UMKM

Momentum Asian Games 2018  menjadi peluang bagi UMKM untuk mengembangkan pasar. Perhelatan itu mendongkrak  pertumbuhan ekonomi lokal, di samping peluang UMKM mempromosikan pasar ekspor.

Perhelatan akbar Asian games 2018  kini berada di depan mata kita. Tak kurang 45 negara Asian yang terdiri dari para atlet, pelatih, tim manajemen supporter dan lain-lainnya akan ramai-ramai masuk Jakarta dan Palembang serta Jawa Barat dalam mengikuti dan menyaksikan sejumlah pertandingan yang akan dipertandingkan. Dan bukan tidak mungkin mereka pun – di sela-sela berlomba dan menyaksikan pertandingan – menyempatkan waktu mengunjungi beberapa daerah di Indonesia.

Bahkan, beberapa anggota Asita sudah mulai menerima banyak reservasi, baik hotel, tiket nonton, maupun tempat wisata. Dia optimistis Asean Games kali ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menumbuhkan sektor pariwisata dalam negeri. Ketua Umum Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar memproyeksikan jumlah wisman selama Asian Games akan mencapai 500.000 orang, dengan rata-rata belanja sekitar US$1.250 per orang.

Dia menjelaskan, perhitungan jumlah wisman tersebut berasal dari 200.000 orang untuk wisatawan asing pendukung 4 tim sepak bola yang masuk pada semifinal. Dia memprediksi 4 negara tersebut adalah Jepang, Korea Selatan, Iran dan Arab Saudi.

Pihak panitia menargetkan sekitar 300.000 pengunjung yang akan menyaksikan langsung Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Selama di Indonesia mereka akan mengeluarkan biaya akomodasi dan sebagainya yang angkanya cukup signifikan. “Kemarin baru dihitung 170.000 orang dikali US$ 800 sudah hampir Rp3 triliun. Itu dampak langsung ekonominya. Lalu, kalau Asian Games sukses dan aman maka akan berdampak ke pariwisata Indonesia,” ujarnya.

Itu baru dihitung dengan jumlah kunjungan sebanyak 170.000 orang. Bayangkan bila angkanya membengkak menjadi dua kali lipat, maka devisa yang akan masuk ke Indonesia bisa mencapai Rp 6 triliun.

Itu hitungan belanja pengunjung sebesar US$ 800 per-orang. Angka tersebut akan membengkak lagi jika menggunakan hitungan dari Asita yang memperkirakan belanja mereka sekitar US$ 1250 perorang.

Ini bukan angka yang kecil. Dan banyak sektor yang mendapat dampak dari penyelenggaraan itu. Salah satunya adalah Usaha Menengah Kecil dan Mikro (MKM) boleh jadi akan mendulang berkah dari penyelenggaraan pesta olahraga internasional itu.

Pelaku UMKM pun didorong harus memanfaatkan momentum tersebut.”Pelaku UMKM juga dapat memasarkan produk-produk unggulannya saat Asian Games. Asian Games ini bukan hanya urusan olahraga, namun ada ekonomi dan pariwisatanya. Jadi, boleh  dong  promosi produk Indonesia,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc), Erick Thohir, di Jakarta, Minggu ketiga Mei lalu.

Sementara Ketua Umum Asosiasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menambahkan, dampak lanjutan dari Asian Games juga akan sangat membantu percepatan tumbuh kembang UMKM.

Hanya saja, katanya, saat ini pelaku UMKM masih menghadapi permasalahan keuangan, sehingga peningkatan produksi yang menuntut penyediaan dana lebih banyak, masih menjadi pertimbangan mereka untuk mengambil kesemapatan tersebut.

Namun demikian, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan, masyarakat UKM di Indonesia harus mensyukuri hadirnya event internasional itu. Karena, dengan Asian Games 2018 di Indonesia, maka produk-produk UKM akan tumbuh dan ekonomi kerakyatan akan berkembang.

Menurutnya, para UKM yang bergerak di sektor kuliner, kerajinan tangan (suvenir), termasuk para perajin Songket di Sumatera Selatan bakal hidup dan diuntungkan dari penyelenggaraan Asian Games 2018. “Saya berharap agar suvenir-suvenir yang disiapkan, terutama kain Songket, merupakan produk handmade para perajin, bukan hasil mesin. Kalau Songket hasil produksi mesin, kasihan para perajin Songket,” ujar Puspayoga.

Oleh karena itu, lanjutnya, perlu dukungan pemerintah daerah untuk membina pelaku UKM supaya bisa berdaya saing. Pemerintah pusat melalui Kemenkop UKM siap memberikan dukungan perkuatan modal usaha baik melalui skema KUR, dana bergulir maupun kredit ultra mikro (Umi).

“Ini program yang kita berikan untuk meningkatkan UKM kita. Bagus bisa dimanfaatkan, karena satu-satunya jalan pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat adalah melalui pemberdayaan KUMKM,” pungkas Puspayoga, sebagaimana dikutip dari marketeers.com.

Sementara menurut Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Mufidah Jusuf Kalla menyatakan, pihaknya siap mendukung para pelaku UMKM memanfaatkan momentum Asian Games 2018 untuk memasarkan produk lokal terbaik mereka. Hal tersebut disampaikan dalam acara Sinergi Program Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dewan Kerajinan Nasional dan Tim Penggerak PKK Kota Palembang, pada Mei lalu.

Lebih lanjut ditambahkan, mengembangkan UMKM  sangat penting, terutama yang ada di Sumatera Selatan (Sumsel). Hal ini menjaga potensi produk kerajinan di masa mendatang dengan kualitas yang berdaya saing. Sebut saja kerajinan membuat kain Songket. Kerajinan ini diwariskan secara turun-temurun yang memiliki berbagai keunggulan, mencerminkan kearifan lokal masyarakat setempat. “Sektor UKM masih memiliki keterbatasan permodalan, pemasaran dan sarana promosi. Maka perlu sinergi dari berbagai pihak untuk meningkatkan pemasaran serta meningkatkan mutu dan kualitas produk lokal daerah,” papar Mufidah.

Di tempat terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta,  Sandiaga Uno mengatakan, Asian Games 2018 menajdi momentum untuk menggerakkan perekonomian di Jakarta. Ia terus mendorong dan memberdayakan para pelaku UMKM untuk menyediakan cinderamata selama berlangsungnya Asian Games 2018. “Kami targetkan akan ada sekitar 20.000 pelaku UMKM yang terlibat dalam pembuatan suvenir Asian Games. Ini merupakan waktu tepat untuk menciptakan lapangan kerja,” imbuhnya.

Lebih lanjut ditambahkan, ingin menjadikan momentum Asian Games 2018 sebagai ajang mengedepankan produk lokal. Sandi juga mau UMKM lebih banyak terlibat. “Mengurangi ketimpangan, UKM harus dilibatkan. Kalau perusahaan besar saja yang dilibatkan akan menimbulkan kesenjangan,” ujarnya.

Produk-produk yang dibuat pelaku UMKM itu seperti gantungan kunci, baju, boneka hingga produk kerajinan hasil daur ulang. Sandi menjanjikan lokasi usaha di tempat yang strategis. Nantinya, Sandi akan berkoordinasi dengan Panitia Penyelenggara Asian (INASGOC) untuk memastikan seluruh aset yang dimiliki dapat dijadikan sebagai area pop-up marketing.”Kami akan berkoordinasi dengan INASGOC, sehingga para pelaku UMKM bisa mendirikan sentra UKM atau stan untuk menjual produknya, mulai dari suvenir sampai aneka kuliner,” terang Sandi, sebagaimana dikutip dari bernas.id.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melibatkan ratusan pelaku UMKM terlibat dalam produksi suvenir atau merchandise yang akan dipasarkan selama Asian Games berlangsung. Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI, Irwandi mengatakan akan mulai menggerakkan para pelaku UMKM untuk memproduksi suvenir Asian Games 2018.

Untuk pemasaran suvenir atau cendera mata, pihaknya akan menyiapkan dua hingga tiga booth di setiap venue Asian Games 2018. Ada lima venue Asian Games di Jakarta. Yaitu, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Velodrom Rawamangun, Equestrian (pacuan kuda) Pulomas, Layar di Ancol dan Golf di Pondok Indah. “Kami sudah buatkan anggaran untuk membuat booth (stan) UMKM di setiap venue. Ada dua hingga tiga venue untuk UMKM dagang di situ,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari beritasatu.com.

Untuk penyediaan stan di lima venue Asian Games, Dinas KUMKMP DKI telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,3 miliar dalam APBD DKI 2018. Para pelaku UMKM itu akan memproduksi berbagai suvenir untuk dijual di lokasi Asian Games. Beberapa suvenir yang akan dibuat di antaranya boneka, kaus, syal, handuk, hingga ikat kepala. “Suvenirnya betul-betul khas UKM dan bisa menjadi penggerak ekonomi lokal,” ungkapnya.

Sandi melihat  Asian Games 2018 memberikan dampak positif. Utamanya, bagi pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota. “Target bisalah 6,5 persen tahun ini pertumbuhan ekonomi Jakarta karena Asian Games” kata Sandi di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, minggu kedua Mei lalu.

Meskipun tidak semua souvenir Asian Games 2018 bisa dibuat para UMKM. Untuk bisa membuat logo Asian Games 2018 harus mendapat persetujuan dari  OCA (Olympic Council of Asia). Meskipun logo itu dibuat Indonesia selaku tuan rumah, tapi , kepemilikan properti logo itu adalah milik OCA. Jadi untuk membuat sounevir logo Asian Games 2018 harus mendapat persetujuannya. Kabarnya sampai sekarang pihak OCA belum mengeluarkan persetujuan tersebut.

Sementara Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam siaran pers-nya mengatakan Penyelenggaraan Asian Games 2018 menjadi momentum yang baik untuk mempromosikan produk unggulan dari industri kecil dan menengah (IKM). Peluang besar ini juga perlu dimanfaatkan guna memperluas akses pasar ekspor. “Kami telah mendorong para pelaku IKM untuk ikut berpartisipasi dalam perhelatan Asian Games 2018 yang akan digelar bulan depan,” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta, 24 Juli lalu.

Menurut Gati, sangat banyak peluang bisnis yang bisa didulang oleh pelaku IKM nasional dari pesta olahraga yang diikuti 45 negara tersebut. Misalnya, mereka menjual produk khas Jakarta dan Palembang kepada wisatawan yang datang, seperti produk kerajinan hingga makanan dan minuman. “Kami berharap, dalam ajang ini, tidak hanya pengusaha besar yang memiliki peran, tetapi juga IKM harus bisa berpartisipasi, atau pengusaha besar bekerjasama dengan IKM,” paparnya.

Potensi Asian games 2018 terlihat dari keterlibatan sebanyak 10.000 atlet dan official, 5.000 media, 2.500 OCA Family, 5.500 delegasi teknik, 20.000 volunteers, dan sekitar 200.000 suporter.“Selain itu juga ada lebih dari tiga juta penonton lokal yang akan menyaksikan 42 cabang olahraga yang dipertandingkan pada Asian Games 2018,” ungkap Gati.

Dirjen IKM menegaskan, pihaknya terus aktif memacu daya saing dan kreativitas IKM nasional. Apalagi sektor ini dinilai mampu memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. “IKM sebagai sektor mayoritas dari populasi industri di dalam negeri,” ujarnya.

Gati  mengungkapkan, salah satu IKM alas kaki binaan Kemenperin yang mengusung merek Brodo berhasil menjadi Official Souvenir Asian Games 2018. “Brodo merupakan salah satu merek alas kaki yang diproduksi oleh IKM lokal di Bandung. Mereka juga bermitra dengan 11 unit IKM lainnya di Bandung,” tuturnya.

Brodo merupakan produk alas kaki yang telah dirintis sejak tahun 2010 melalui proses pengujian di Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal IKM Kemenperin. “Jadi, kualitas Brodo ini sudah terjamin,” imbuh Gati.

Dirjen IKM menambahkan, BPIPI dan Brodo pada tahun ini menjalin kerja sama dalam acara pelatihan pembuatan desain sepatu. “Brodo bertanggung jawab atas desain dan asistensi produk. Sementara itu, BPIPI bertanggung jawab atas pengembangan produk dan prototipe,” jelasnya.

Selanjutnya, Brodo tengah berupaya mengembangkan bisnisnya agar mampu memenuhi kebutuhan konsumen domestik dan ekspor. Mereka akan disokong permodalannya oleh tiga investor besar, dua di antaranya merupakan perusahaan asal Amerika Serikat dan Jepang.

Dalam ajang Asiang Games 2018, CEO Brodo Footwear, Yukka Harlanda menyampaikan, pihaknya akan memproduksi sebanyak 1.000 pasang sepatu Brodo dengan sembilan desain yang disesuaikan tema Asian Games tahun ini. “Setiap desainnya akan diproduksi lebih dari 100 pasang,” tuturnya.

Kemudian, sepatu yang bakal diproduksi tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu sneakers dan slip-on. Di setiap sepatu disisipkan desain logo, maskot, dan warna yang bercirikan Asian Games 2018.  Menurut Yukka, Brodo akan menggunakan kesempatan ini sebagai ajang untuk memperkenalkan brand-nya ke tingkat dunia.

“Kita bisa dapat awareness dari dunia internasional. Kita harapkan juga jadi batu pijakan untuk go international. Dari sisi komersial saja, kita rasa besar banget. Jadi, momen pas buat kita,” ujarnya. [] sr/yt