Indonesia Pasar Potensial Bisnis Umrah

Antrian haji mencapai 30-an tahun  membuat bisnis penyelenggaran ibadah umrah makin menggiurkan! Ditafsir sekitar 17,5 triliunan rupiah dana mengalir di lini bisnis ini. Perlu edukasi ke masyarakat supaya terhindar dari “modus operandi umrah murah” yang menyesatkan!

 

Boleh jadi Indonesia menjadi tujuan pasar potensial penyelenggaraan haji dan umrah yang tengah dikembangkan besar-besaran oleh Arab Saudi. Pemerintahan Salman bin Abdulaziz al-Saud memang sedang gencar menggarap sektor non migas untuk menjadi sumber pendapatan negaranya.

Pemasukan Produk Domestik Bruto (PDB) Pemerintah Arab Saudi terbesar dari penjualan minyak bumi yang mencapai 40 persen. Sementara sektor turisme, termasuk haji dan umroh berdasarkan data tahun 2015 menyumbangkan 3,5 persen atau senilai $ 22 miliar. Sektor turisme dianggap masih relatif kecil menyumbangkan pundi-pundi kekayaan kerajaan. Tetapi mulai disadari, karena tidak mungkin Arab terus-menerus bergantung pemasukan dari minyak bumi.

Apalagi tiga tahun terakhir lalu harga minyak dunia yang anjlok, mengakibatkan pemerintah Arab Saudi mengalami defisit anggaran yang cukup signifikan. Pendapatan dari minyak mengalami penurunan mencapai 23%, sehingga mengalami defisit pada tahun 2015 mencapi US$ 100 milyar. Untuk menambah pundi-pundi “fulus” karena deficit anggaran itu, Arab Saudi akan meningkatkan pendapatan sektor non-migas yang salah satunya dari penyelenggaraan haji dan umrah.

Bahkan, Januari lalu, pemerintahan Arab Saudi menerapkan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 5%. Kebijakan ini berlaku mulai 1 Januari 2018.  PPN itu berlaku untuk produk makanan, pakaian, barang elektronik dan bensin, serta tagihan telepon, air dan listrik, dan pemesanan hotel. Kenaikan pajak tersebut akan berimbas kebiaya umrah dan haji. Apakah sinyalemen itu benar?

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus (Dirbina) Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Muhammad Arfi Hatim, juga menilai pengenaan pajak 5% oleh Pemerintah Arab Saudi tidak akan terlalu mempengaruhi minat jemaah umrah, sebagaimana dikutip dari okezone.com.

Namun demikian, Arfi mengingatkan kepada penyelenggara perjalanan umrah untuk tetap rasional dalam menawarkan produk mereka karena tidak semua komponen biaya dikenakan pajak 5%. Artinya, pos-pos pembiayaan yang tidak terkena pajak 5% itu, tak mesti ikut-ikutan menaikkan harga.

Dampak dua kebijakan ini telah terasa pada penyelenggaraan umrah dan haji di tanah air, setidaknya pada awal musim umroh tahun 2018 ini. Jemaah umrah dan haji bisa jadi harus  bersiap merogoh kocek lebih dalam lagi.

Atas Kebijakan ini Kementerian Agama RI menghimbau  agar tidak terlalu memberatkan bagi travel agent pelaksana umrah, utamanya terhadap penerapan harga layanan untuk jemaah. Jangan sampai mereka yang masih menerapkan harga paket umroh murah akan berimbas pada berkurangnya kualitas pelayanan terhadap jemaah umrah. Para pelaku usaha harus lebih selektif dan berhati-hati dalam mensiasati harga paket umrah terkait dengan komponen penyusun harga, Tidak boleh asal murah. Begitu pula untuk konsumen para calon jamaah umrah, tidak boleh tertarik sebab murah saja.

Suasana di tengah pembangunan Masjidil Haram, Sumber: pelakubisnis.com

Sementara investasi jutaan dolar digelontorkan  untuk menambah jumlah hotel dan renovasi situs-situs sejarah. Sebut saja, pembangunan Haramain Express Train yang mampu membawa 9.000 jemaah per jam, pembangunan Bandara King Abdulaziz International baru di Jeddah, perluasan Bandara Ta’if dan sejumlah bangunan menara Makkah dan Madinah. Pemerintah Saudi pun menargetkan jumlah jemaah haji dan umrah sampai 30 juta orang di tahun 2030. Rencana itu tertuang dalam program Visi Saudi 2030. Sementara saat ini masih di kisaran sekitar 8 Juta orang dengan menyerap tenaga kerja 883 Ribu.

Pemerintah Arab Saudi pada musim haji tahun lalu (9 Juli 2017), misalnya, menempatkan Indonesia berada pada peringkat kedua jemaah umrah terbesar, setelah Pakistan. Berdasarkan laporan yang dilansir Arab News pada 25 Juni 2017, visa umrah yang dikeluarkan untuk tahun berjalan berjumlah sekitar 6,75 juta, meningkat dari tahun lalu yang berjumlah 6,39 juta.

Dari jumlah visa umroh tersebut, jumlah jemaah umrah Indonesia mencapai 875.957 atau naik sekitar 25% dibandingkan tahun lalu. Banyaknya minat masyarakat Indonesia menunaikan ibadah umrah disebabkan karena terbatasnya kuota haji yang mengakibatkan daftar tunggu haji di Indonesia kini bisa mencapai 30-an tahun.

Fenomena ini mendorong banyaknya umat muslim Indonesia berbondong-bondong menunaikan ibadah umrah, sambil menunggu daftar tunggu menunaikan ibadah haji. Besarnya permintaan umat muslim Indonesia yang ingin menunaikan ibadah umrah menjadi peluang bisnis yang menggiurkan.

Tak kurang sekitar Rp 17,5 triliun dana yang tersedot dari penyelenggaraan umrah di Indonesia tiap tahunnya. Prediksi sebesar itu berdasarkan asumsi setiap jemaah umroh menghabiskan dana sebesar Rp 20.000.000,-. Dengan asumsi visa umrah yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi untuk Indonesia mencapai 875.957visa. Angka ini akan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Imam Bashori (VP Amphuri) Foto: pelakubisnis.com

Walaupun menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), H. Imam  Bashori, diperkirakan musim haji tahun ini, masyarakat Indonesia yang menjalankan ibadah umrah mencapai 980.000-an jemaah. Memang pertumbuhan jemaah umrah tiga tahun terakhir ini tidak terlalu signifikan. “Pertumbuhannya kurang lebih sekitar 10%,” kata Iman kepada pelakubisnis.com, minggu kedua Agustus lalu.

Bila menggunakan data dari Amphuri, maka dana yang beredar dari kegiatan umrah dari Jemaah Indonesia bisa mendekati angka Rp 20 trilun pada musin haji tahun ini. Kalkulasi nilai sebesar itu berdasarkan biaya umrah batas bawah yang dikeluarkan Kementerian Agama sebesar Rp 20 juta. Sedangkan biaya batas atas, kata Imam, tidak dipasok harganya. Seluruh pembiayaan berdasarkan mekanisme pasar berdasarkan fasilitas yang ditawarkan travel-travel umrah.

Indonesia memang negara Muslim terbesar di dunia. Sebagai konsekuensinya,  Indonesia mengirimkaan jumlah jamaah terbesar yang melakukan haji dan umrah.“Sebanyak 1,2 juta haji Indonesia dan umrah diharapkan pada 2018. Ini termasuk lebih dari 900.000 peziarah yang datang untuk melakukan umrah, disamping 221.000 peziarah yang diharapkan datang untuk haji,” kata Konsul Jenderal Indonesia, Dr Mohamad Hery Saripudin, di Jeddah Ahad, Juni lalu.

Lebih lanjut ditambahkan, jemaah haji Indonesia merupakan titik penghubung paling penting antara Indonesia dan Arab Saudi. Peziarah Indonesia harus menunggu  mendapatkan kesempatan untuk perjalanan spiritual seumur hidup sampai 40 tahun. Dan kini jumlah calon jamaah haji yang masuk ke daftar tunggu sudah mencapai sekitar 2,5 juta orang. Para peziarah yang  berangkat tahun lalu misalnya adalah mereka yang telah menyelesaikan proses pendaftaran pada tahun 2011.

Menurut Direktur PT Arrayan  Multi Kreasi (AMK), penyelenggara Islamic Tourism Expo (ITE), Bambang Hamid, Indonesia menjadi salah satu pasar potensial pengusaha-pengusaha Arab Saudi yang bergerak dibidang akomodasi (hotel, transportasi, catering) dan sebagainya yang berhubungan dengan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Itu sebabnya, setiap penyelenggaraan ITE mereka senantiasa berpartisipasi dalam memperkenalkan paket-paket produk dan jasa yang ditawarkannya.

Islamic Tourism Expo (ITE)  kembali digelar pada 5-6 Juli 2018 di Makassar dan tanggal 8 Juli 2018 di LeMeridien, Jakarta.  ITE di Jakarta ini lebih fokus diselenggarakan dalam bentuk table top yang diperuntukkan bagi segmen business to business, dengan mendatangkan 20 pengusaha asal Arab Saudi yang bergerak di bidang perhotelan, transportasi dan catering. “Responnya pun cukup bagus, sekitar 170-an pengusaha tour and travel haji dan umroh hadir dalam pertemuan table top ITE kali ini,” ujarnya kepada pelakubisnis.com.

Islamic Tourism Expo 2017

ITE  adalah pameran yang dilaksanakan berkelanjutan secara berturut-turut di beberapa negara seperti Saudi Arabia, Pakistan, India, Turki, Malaysia, Indonesia. Di mana para pengusaha dari Arab Saudi. Uni Emirate Arab, Mesir, Jordania, Turki, Tunisia, Uzbekistan dan sebagainya melakukan road show ke berbagai negara untuk melakukan business trip ke negara-negara yang dianggap pasar potensial, termasuk Indonesia.

“Pertemuan bisnis ini digelar atas permintaan para pengusaha Arab Saudi. Mereka menganggap Indonesia sebagai pasar potensial umroh terbesar di dunia.,” ujar Bambang seraya menambahkan,  tahun lalu misalnya, Visa Umroh yang dikeluarkan Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia mencapai 900 ribu Visa. .  Diperkirakan tahun ini mengalami penurunan hanya sekitar 800 ribu visa karena  faktor seperti munculnya peraturan visa progresif   (second time)  untuk para jamaah yang sudah beberapa kali berangkat umroh dan  penetapan biaya referensi umrah batas bawah Rp 20 juta dari Kementerian Agama.

Visa Umroh progresif ialah biaya ekstra visa yang harus dikeluarkan oleh jemaah umroh dengan besaran 2000 Riyal Saudi. Biaya Visa Umroh Progresif ini akan diberlakukan dengan memperhitungkan masa keberangkatan Anda.

Artinya andai ada jemaah umrah yang pernah berangkat selama musim umroh 1438 H, maka jemaah umroh tersebut akan dikenakan biaya visa umroh progresif sebesar SAR 2000 (atau sekitar Rp 7,5 juta). Apabila jemaah umroh akan berangkat  umroh lagi pada  tahun 1439 H. Anda dapat mengetahui apakah terkena beban visa umroh progresif di situs Kementerian Haji dan Umroh Saudi Arabia.

Lebih lanjut ditambahkan,  kendala terbesar yang dihadapi pihak penyelenggara ITE tahun ini adalah mendapatkan  lokasi pameran di Jakarta. Hal ini membuat AMK mengemasnya ke dalam bentuk Table Top, dimana exhibitor lebih fokus menawarkan produk dan jasanya kepada agen-agen travel di tanah air.

Memang agak sulit mencari tempat pameran bagi penyelenggaraan Islamic Expo. Pasalnya, kata Bambang, event ini menggunakan Kalendar tahun Hijriyah, sedangkan di Indonesia menggunakan kalender Masehi. “Ada perbedaan waktu antara tahun Hijriyah dengan tahun Masehi. Tahun Hijriyah tiap tahunnya  lebih cepat sekitar 10-an hari tiap tahunnya. Ketika kita booking tempat dengan menggunakan kalender tahun Hijriyah ternyata sudah terisi,” lanjutnya.

Namun demikian, tambah Imam, informasi sementara yang diperolehnya quota visa umrah ke depan tidak dibatasi. “Saya nggak tahu bila ada perubahan. Arab Saudi kalau berubah nggak perlu menginformasikan kepada kita,” urainya serius.

Dan yang tak kalah penting fasilitas Masjidil Haram sudah mulai paripurna. Ada penambahan hotel-hotel di sana yang saat ini sudah mulai jadi. Fenomena itu akan dapat menampung jemaah umrah lebih banyak lagi,m sehingga ke depan tren pertumbuhan Jemaah umrah Indonesia akan meningkat.

Lebih lanjut ditambahkan, pemilihan legislatif dan presiden tahun depan akan mempengaruhi jumlah Jemaah yang akan berangkat umrah. “Biasanya bila ada kegiatan di dalam negeri yang mengeluarkan biaya cukup banyak, ada pengaruhnya juga (pasar umrah-Red),” jelas Imam sambil menambahkan,  walaupun berdasarkan pengalaman, penurunan pasar umrah bisa mencapai 10%.

Imam menjelaskan  musim umrah dimulai September ini dan akan berakhir menjelang musim haji tahun depan. Bila pemilihan  presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) berlangsung April mendatang, maka akan ada pengaruhnya terhadap penurunan pasar umrah. ”Sebab, pemilihan pilpres dan pileg itu menyedot dana yang luar biasa besar. Mereka yang menjadi caleg (calon Legislatif) akan mengalokasikan dananya untuk kampanye,” tandas Imam serius.

Beda halnya jika penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada). Fenomena ini justru meningkatkan pasar umrah. Biasanya mereka yang menjadi calon kepala daerah akan memberangkatan sekian banyak tim suksesnya menunaikan ibadah umrah. Tren seperti ini yang boleh jadi meningkatkan permintaan pada masa pemilihan pilkada.

Walau tren jemaah umrah di Indonesia cendrung terus meningkat, tapi kata Imam, saat ini jumlah travel umrah berizin sekitar 900-an. Kondisinya masih kondusif. “Cuma ada juga yang pemain cadangan terus. Maksudnya, pemilik izin travel umrah tapi tidak main karena tidak punya jemaah.

Sekarang ini perusahaan travel haji dan umrah yang sudah mendapat izin haji sekitar 400 travel, tapi yang menyelenggarakan ibadah haji hanya 250 travel. Sedangkan yang punya provider visa ada 116 travel.di seluruh Indonesia. “Ini yang benar-benar pemain. Artinya dia (travel haji dan umrah-Red) ada jemaah, dia juga mengurusi Visa,” kata Imam yang juga sebagai Vice President PT Multazam Utama Tour, penyelenggara umrah dan haji khusus yang juga suda menjadi provider visa.

Walau belakangan ini penyelenggaraan umrah tersandung kasus First Travel  yang menjual paket umrah murah. Tapi ternyata banyak jemaahnya yang tak diberangkatkan karena miss-manajemen atau mungkin menjadi “modus operandi” dengan iming-iming umroh murah. Sementara dana segar tersebut dialokasikan untuk kepentingan lain oleh pihak penyelenggara.

Menurut Imam sedikitnya ada tiga kategori pelaku usaha travel haji dan umrah dalam menjalankan usahanya. Pertama,  niatnya adalah ibadah. Artinya ingin membantu calon tamu Allah, untuk melakukan sesuatu yang ada nilai pahalanya di mata Allah. Kedua, ada yang niatnya bisnis. Terjun ke bisnis sini untuk mencari keuntungan. Dan ketiga, ada yang hanya  ingin memanfaatkan peluang. Memanfaatkan peluang ini dengan berbagai akal yang dicurahkan, sehingga kelihatannnya bisnis, padahal hanya mengeruk uang dari masyarakat yang digunakan untuk kepentingan lain. “Misalkan mengumpulkan dana masyarakat sekian triliun rupiah untuk diinvestasikan ke tempat lain. Ini namanya bukan bisnis umrroh,” ujarnya

Hal ini terjadi karena melihat “seksinya” peluang haji dan umrah. Yang sudah terbukti banyak, ratusan ribu jamaah yang menjadi korban. Dan beberapa travel melakukan seperti itu. Ini disinyalir mereka menyedot dana masyarakat untuk diinvestasikan ke lain. Menyedotnya dengan iming-iming umroh murah, setelah dana tersedot, diamnfaatkan ke bisnis yang lain. Memang menggiurkan situasi sekarang ini.

Imam menambahkan, sesungguhnya sudah sejak dulu  ada Undang-Undang sudah mengatur, SK Menteri juga sudah mengatur, Dirjen haji juga sudah mengatur. Semua suadah ada aturannya. Cuma orang Indonesia yang mempunyai niat yang kurang baik, dia akan mengakali aturan itu. Contohnya, di dalam UU, disebutkan perusahaan yang tidak mempunyai izin penyelenggaraan umrah, dilarang menyelenggarakan perjalanan umrah.

Permen N0. 8 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah. Permen tersebut, kata Imam, bertujuan melindungi masyarakat dari niat “jahat” travel atau oknum. Dalam dunia haji dan umrah yang merusak citra perhajian dan umrah di Indonesia.

Sejauh ini Amphuri ini sudah melakukan edukasi kepada masyarakat supaya jangan tertipu lagi, dengan urusan haji dan umrah. Caranya Amphuri turun ke bawah mensosialisasikan ke beberapa kota di di Indonesia. Dengan cara mengadakan pameran.

Tujuan pameran itu supaya masyarakat mendapat informasi tentang umrah dan haji. Di mana pemerintah sudah terbuka untuk membuka travel-travel yang sudah punya izin itu siapa saja. “Amphuri memberi fasilitas yang boleh ikut pameran adalah yang punya izin saja, travel yang tidak punya izin tidak bisa ikut. Kami sosialisasi untuk travel yang punya izin. Supaya masyarakat paham,” kata Imam.

Amphuri secara periodik melakukan pameran di lima kota, yaitu: Palembang, Surabaya, Semarang, Medan dan Makassar. Pameran dilakukan secara bertahap. Sedangkan tiga kota dilakukan serempak, yaitu Palembang, Semarang dan Surabaya. Di Medan sudah lebih dulu dilakukan, Lombok, Juni kemarin hingga Makassar September  bulan ini.

“Pameran umroh dan haji ini diselenggarakan di tempat-tempat yang banyak jemaahnya. Maksudnya langsung mengena kepada masyarakat, sehingga masyarakat tahu  travel-travel berizin dan kalau ada agennya, masyarakat bisa bertanya melalui  agen tersebut yang bergabung di travel yang mana,”jelas suami Hj Winarti ini.

Sebab, ibadah umrah kini menjadi kebutuhan  untuk memenuhi “dahaga spritual” masyarakat yang makin meningkat. Walaupun telah menjadi kebutuhan spiritual masyarakat, tapi masyarakat perlu teliti dan kritis dalam mencari travel haji dan umrah yang akan dipilihnya. [] Yuniman T Nurdin/Siti Ruslina