Membantu Umat Beribadah, Keuntungan pun Mengalir

Multazam Utama Tour dibangun tidak semata berbisnis, melainkan ingin membantu tamu Allah menjalankan Ibadah. Perkara meraih untung boleh jadi konsekuensi logis dari niat yang iklas itu.

Laporan perjalanan musim haji 2018 yang ditayangkan Metro TV Pagi dan petang acap ditayangkan spot iklan PT Multazam Utama Tour. Ternyata travel haji dan umrah ini menjadi salah satu mitra stasiun televisi berita itu dalam mendukung reportase pemberitaan selama musim haji tahun ini. Dengan adanya reportase seputar ibadah haji kemarin, masyarakat di tanah air dapat mengetahui  gambaran umum saudara-saudara kita yang sedang menunaikan ibadah haji.

Kemitraan itu merupakan suatu sinergi  positif dari masing-masing pihak untuk memberikan kontribusi akan kebutuhan informasi bagi masyarakat Indonesia. Betapa tidak, tahun ini tak kurang 221.000 jemaah asal Indonesia yang mendapat kesempatan menunaikan rukun Islam kelima. Dari jumlah tersebut, sedikitnya 130 jemaah haji plus yang diberangkatkan oleh Multazam Utama Tour tahun ini.

Sumber: pelakubisnis.com

Multazam Utama Tour adalah perusahaan penyelenggaraan perjalanan ibadah haji dan umrah yang dibesut oleh H. Imam Bashori pada 19 tahun lalu. Rentang perjalanan panjang itu, bukan selalu berjalan mulus tanpa rintangan. Ketika baru mendirikan travel, hanya mampu memberangkatkan jemaah umrah sebanyak enam jemaah. “Mau tidak mau saya harus menalangi kekurangan biaya karena saya juga harus berangkat menjadi pembimbing jemaah,” kenangnya di saat awal membantu tamu Allah menunaikan ibadah umrah.

Saat itu, kata Imam, semua pekerjaan – mulai mencari calon jemaah, administrasi dan juga bertindak sebagai pembimbing haji. “Saya tidak punya karyawan. Semua pekerjaan ditangani sendiri,” katanya mengenang saat mendirikan Multazam Utama Tour.

Menurut Imam, potensi pasar umrah saat itu masih rendah. Masyarakat lebih mengutamakan ibadah haji dibandingkan perjalanan ibadah umrah. Apalagi saat itu untuk menunaikan ibadah haji tak mesti harus antri puluhan tahun seperti sekarang ini. “Di tahun 1999 masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji dapat langsung mendaftar dan langsung berangkat di tahun itu juga,” kata Imam serius kepada pelakubisnis.com.

Itu sebabnya di tahun pertama menjalankan usaha travel haji dan umrah, kata Imam, potensi pasarnya lebih prospek menjalankan ibadah haji plus. “Bayangkan, tahun pertama Multazam mampu memberangkatkan 170 jemaah haji plus,” ujarnya seraya menambahkan cepatnya akselerasi membangun kepercayaan membimbing tamu Allah itu karena sebelumnya sudah berkutat menjadi pembimbing jemaah haji plus.

Bahkan, pada 2003, kata Imam, Multazam, mampu memberangkatkan jemaah haji plus  hingga  358 jemaah. Kemudian pada 2004 mengalami penurunan yang hanya mampu memberangkatkan 270-an jemaah.

Penurunan jemaah itu, menurut Imam, karena pada  2000 ada empat investor bergabung di Multazam untuk mengenbangkan usaha. Sayangnya pada 2003 investor itu keluar. Keluarnya investor itu membawa jemaahnya masing-masing. Kondisi ini yang menyebabkan pada 2004 Multazam mengalami penurunan jemaah. “Tahun 2004 jemaah yang diberangkatkan sudah komunitas saya sendiri,” jelasnya.

Lebih lanjut ditambahkan, pada 2004 belum ada waiting list jemaah haji khusus.  Artinya, tahun itu mendaftar, tahun yang sama juga berangkat haji. Baru 2008 mulai ada waiting list  jemaah haji khusus.

Sementara jemaah haji reguler, kata Imam, sejak 2000 sudah ada waiting list. Tapi waiting list-nya masih berantakan. Dengan kata lain, jemaah yang mendaftar haji regular saat itu belum dapat nomor keberangkatan. “Siapa yang duluan mendaftar, dialah yang berangkat. Sementara pendaftaran haji dibuka terbatas, hanya satu bulan. Bila quota haji sudah terpenuhi pendaftaran ditutup,”jelasnya.

Baru pada tahun 2005 – 2006, pendaftaran haji dibuka sepanjang tahun dan dibuat waiting list yang terdaftar. Saat itu masyarakat banyak yang mendaftar haji regular, sehingga yang mendaftar melebih quota. Akibatnya mulai muncul waiting list jemaah regular.

Jemaah Haji Plus Multazam Utama Tour, Sumber: Multazam

Momentum yang menyebabkan tren jemaah umrah meningkat. “Pada tahun 2006 jemaah umrah Multazam sudah mencapai 1000-an jemaah pertahun,” kata Imam. Mulailah tren di masyarakat menunaikan ibadah umrah sebelum panggilan hajinya datang. Saat ini jumlah jemaah umrah Multazam mencapai 2200 orang. Bahkan jemaah Multazam pernah mencapai 2700-an orang  di tahun 2012.

Pada tahun 2012 merupakan awal Masjidil Halam direnovasi secara besar-besaran. Akibat dari kebijakan itu, quota jemaah haji dikurangi 20%. Quota haji Indonesia saat itu hanya sebesar 176.000 jemaah. Sekarang quota jamaah haji Indonesia sudah nomal, yaitu sebesar 221.000 jemaah tiap tahunnya. Di awal 2012, tambah Imam, perjalanan ibadah umrah langsung booming.

Imam Bashori adalah alumni sebuah pondok pesentren Walibarokah di Kediri, Jawa Timur. Kemudian pada 1982 sampai 1985 ia belajar ilmu agama di Arab Saudi. “Ketertarikan saya menjalankan usaha perjalanan ibadah haji dan umrah ini bukan semata-mata untuk bisnis,” katanya menjelaskan.

Pada 1994 ia mendapat kesempatan menjalankan ibadah haji. Walaupun sebelumnya ia sudah menunaikan ibadah haji selama bejara di Arab Saudi. Tapi saat ibadah haji tahun 1994 itu,  kerinduan dengan ka’bah memuncak.”Saat itu saya berdoa meminta kepada Allah bagaimana caranya saya bisa sering-sering ke sini,” kata Imam yang saat itu membantu salah satu travel yang memberangkatkan jemaah haji.

Imam sering dipakai travel haji dan umrah untuk melayani tamu-tamu Allah menunaikan ibadah haji. Mungkin pihak travel  tertarik padanya karena pernah tinggal di Arab Saudi. Baru pada 1995 diajak Koperasi Karyawan Garuda Indonesia yang melayani karyawan Garuda menjalankan ibadah haji. “Saya bukan sebagai karyawan tetap, tapi sebagai pembimbing jemaah haji (tour guide-Red),” kenang Imam kenapa ia sering menunaikan ibadah haji pada masa itu. Dan baru 1997 dan ’98 ia bergabung sebagai karyawan sebuah travel haji dan umrah.

Boleh jadi reputasi sebagai pembimbing haji dan sekaligus sebagai guru ngaji menjadi modal utama dalam membangun kepercayaan. “Saya tidak susah mendapat jemaah haji saat itu,” kata Vice President Multazam Utama Tour serius. Reputasi yang dibangun bertahun-tahun dalam melayani tamu Allah, dijalani oleh Ustadz Imam dengan ikhlas hanya semata-mata mencari ridho Allah.

Sedikitnya ada tiga kategori pelaku usaha travel haji dan umrah dalam menjalankan usahanya dalam kacamata Imam Bashori. Pertama,  niatnya adalah ibadah. Artinya ingin membantu calon tamu Allah, untuk melakukan sesuatu yang ada nilai pahalanya di mata Allah. Kedua, ada yang niatnya bisnis. Terjun ke bisnis sini untuk mencari keuntungan. Dan ketiga, ada yang hanya  ingin memanfaatkan peluang. Memanfaatkan peluang ini dengan berbagai akal yang dicurahkan, sehingga kelihatannnya bisnis, padahal hanya mengeruk uang dari masyarakat yang digunakan untuk kepentingan lain. “Misalkan, mengumpulkan dana masyarakat sekian triliun rupiah untuk diinvestasikan ke tempat lain. Ini namanya bukan bisnis umrah,” ujarnya.

Lebih lanjut ditambahkan, niat mendirikan Multazam Utama Tour ingin membantu tamu Allah yang ada pahalanya di mata-Nya. Walaupun dalam membantu tamu Allah itu ada rejeki yang diperolehnya. Dan itu adalah konsekuensi logis yang diperoleh dari kegiatan itu. Analoginya ibarat kita menanam padi, rumput pasti tumbuh. Tapi kalau kita menanam rumput, padi tak akan tumbuh. Artinya bila kita beribadah semata-mata karena ridho Allah, maka dengan sendirinya rejeki akan datang.

Namun demikian perjalanan Imam dalam menjalankan usaha travel haji dan umrah tidak selalu berjalan mulus. Ada saja lika-liku yang dihadapi dalam menjankan usaha. “Saya sempat mengalami kerugian besar akibat perwakilan Multazam di daerah-daerah yang uang jemaahnya tidak masuk ke sini (di rekening Multazam di kantar pusat-Red),” ujarnya.

Menghadapi kondisi demikian, tambah Imam, Multazam tetap harus bertanggungjawab  memberangkatkan jemaah yang sudah menyetor dananya. Ada ratusan jemaah yang harus diberangkatkan, sementara uangnya tidak disetorkan ke kantor pusat. Walaupun kejadian itu berlangsung bertahap, tapi setelah diakumulasi jumlahnya mencapai ratusan jemaah. Kejadian itu terjadi sekitar tahun 2013 – 2014 lalu.

Imam menambahkan,  banyak kejadian yang menjadi bahan pembelajaran ke depan. Misalnya ada jemaah Multazam yang jatuh sakit di suatu negara transit menuju Arab Saudi. Sementara saat itu, belum diasuransikan. “Memang sebagian biaya di cover pihak airlines karena sakitnya jemaah di saat penerbangan sedang transit,” urainya. Jemaah itu tidak bisa ditinggalkan sendiri, harus ditemani selama masa pemulihan. Sedangkan yang di-cover maskapai penerbangan hanya yang sakit saja. Artinya harus ada alokasi dana untuk mengantisipasi kejadian seperti itu.

“Itu merupakan bentuk tanggungjawab Multazam Utama Tours terhadap jemaahnya. Sebab, tujuan utama Multazam untuk memberi pelayanan tamu-tamu Allah, sehingga harus berani berkorban terhadap hal-hal seperti itu,” tandasnya.

Tidak hanya itu. Pernah juga Multazam mem-booking hotel Hilton untuk jemaah hajinya. Tapi sampai di sana – oleh pihak manajemen Hilton – Jemaah Multazam ditempatkan bukan di Hotel Hilton, tapi di Apartemen Hilton. Walau pun akhirnya masalah ini bisa diselesaikan dengan baik.

Ketika awal berdirinya, Multazam berkantor di rumah, di daerah Sunter, Jakarta Utara. Baru tahun 2000 mengontrak di Jalan Taman Solo, Cempaka Putih sampai tahun 2004. “Sampai saat ini Multazam mempunyai cabang di 20 titik,” jelas Imam.

Memang tidak gampang memenej banyak cabang. Pada 2013 Multazam pernah mengalami ‘kebobolan’ yang dilakukan di sejumlah cabang. Sejak itu dilakukan komunikasi yang intens di seluruh cabang supaya cabang-cabang tetap on the track sesuai dengan kebijakan dari kantor pusat. “Setahun sekali seluruh cabang dikumpulkan, diajak jalan-jalan. Intinya membangun komunikasi yang terus menerus,” tambahnya.

Menurut Imam, cabang-cabang Multazam di daerah, sekarang harus menjadi satu badan dengan Multazam Utama Tour. Dimana seluruh pertanggungjawaban berada di kantor pusat. “Kita serang ini disamping intens membangun komunikasi, juga ada sanksi-sanksi yang mesti sama-sama dipahami. Intinya supaya cabang-cabang di daerah itu bekerja secara amanah,” jelasnya seraya menambahkan mereka tidak merugikan jemaah, masyarakat dan pihak-pihak yang dilibatkan.

Misalnya,  ada jemaah di daerah melaporkan dijanjikan berangkat umrah tanggal sekian, ternyata pada tanggal tersebut jemaah belum diberangkatkan. Laporan ini akan direspon cepat oleh kantor pusat. “Kalau ada kasus seperti itu pendaftaran langsung di-stop dan langsung diklarifikasi, jelasnya. Bila laporan tersebut ternyata ada miss communication pihak cabang masih bisa dimaklumi. Tapi bila hasil klarifikasi ada penyimpangan, maka langsung segera diberi sanksi. Bahkan, akan diberi somasi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” Imam menambahkan.

Bahkan untuk menjaga kualitas pelayanan, manajemen Multazam menerapkan ISO 2008 bidang manajemen. Standard Operating Procedure (SOP) dijalankan secara ketat. Bahkan, saat ini sedang diperbaharui menjadi ISO 2015. Yang membedakan antara ISO 2008 dengan 2015 adalah standar alat ukurannya lebih banyak dan lebih ketat jika menerapkan ISO 2015 “Ada Key Performance indicator(KPI) setiap karyawan  maksimalnya bernilai 5 dan terendah 2,5. Jika karyawan KPI di bawah 2,5,  maka mohon maaf tidak bisa bergabung di sini,” tambah Imam.

“Target saya sebetulnya tidak muluk-muluk. Saya ingin seluruh karyawan Multazam menjalankan pekerjaan dengan tulis ikhlas. Karena keikhlasan  inilah yang menyentuh kepada hati orang. Keikhlasan itu berasal dari hati. Orang yang datang dengan hati yang ikhlas akan berbeda auranya,” kata Imam.

Menurut Imam,  awal jemaah menjalankan ibadah haji dan mendapat haji mahbrur, jika di dalam hatinya sudah nyaman. Multazam berusaha menciptakan suasana nyaman di dalam hati jemaah. “Langkah awalnya membuat karyawan bekerja secara ikhlas, sehingga membuat karyawan menjadi nyaman. Budaya ini yang dibangun terus menerus.

Kini kepak bisnis Multazam tidak terbatas menjalankan bisnis penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Multazam juga menjadi provider visa umrah dan menjalankan paket perjalanan wisata umum ke negara-negara seperti Turki, Dubai, Maroko juga ke negara-negara di Asia seperti Korea, Jepang dan lain-lain. Semoga sukses…! [] Siti Ruslina