Festival Ya’ahowu di Nias, Kandidat Sail Indonesia 2019

 

Teluk Dalam, Nias Selatan, 18 November 2018, pelakubisnis.com –  Keberagaman budaya dan tradisi membuat Indonesia menjadi terkenal hingga ke penjuru dunia, terutama daerah-daerah yang memiliki banyak kegiatan festival. Salah satunya adalah Kepulauan Nias, di Sumatera Utara dengan Festival Ya’ahowu Nias. Saat ini, Festival Ya’ahowu Nias 2018 tengah berlangsung di Kabupaten Nias Selatan pada tanggal 16-20 November 2018.

Ajang pariwisata yang masuk kalender pariwisata di Kementerian Pariwisata  diperkirakan akan mendatangkan ribuan wisatawan. Baik lokal maupun dari luar Nias, termasuk mancanegara. Ajang ini merupakan upaya melestarikan kebudayaan warisan leluhur orang Nias.

Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Bidang Sosio-Antropologi, Tukul Rameyo menyatakan, Ya’ahowu Nias Festival 2018 ini perlu didorong lagi untuk tahun 2019. Pada  2019 mendatang, Nias menjadi kandidat dari Sail Indonesia. “Jadi atraksi-atraksi yang tadi disajikan apik di dalam festival itu akan sangat menarik bagi wisatawan maupun para peserta dari Sail Indonesia 2019 nantinya,” kata Pak Ram (sapaan akrab Tukul Rameyo).

Sementara itu, Pak Ram menyebutkan, kaitannya dengan program-program kemaritiman, festival-festival seperti Ya’ahouw Nias Festival 2018 ini akan sangat membantu dalam mewujudkan dan membangkitkan literasi maritim.

“Literasi dalam hal ini adalah meningkatnya minat dan pemahaman terhadap laut, kemaritiman, termasuk budaya kemaritimannya. Dan itu merupakan satu kegiatan yang ada di dalam pilar budaya bahari pada kebijakan kelautan Indonesia yang harus kita teruskan kembali menyusun rencana aksi 2020-2024,” paparnya.

Untuk itu, lanjut Pak Ram, kegiatan-kegiatan festival seperti yang ada di Kepulauan Nias sekarang ini, merupakan suatu kekayaan untuk meningkatkan literasi. Terutama untuk generasi-generasi milenial yang akan menjadi generasi maritim.

“Dari literasi itu juga akan bisa dipergunakan sebagai dasar untuk yang kita sebut sebagai aksi atau aktivasi budaya untuk menjadikan generasi milenial menjadi generasi maritim. Bagaimana budaya maritim yang dalam bentuk kekayaan pengetahuan tradisi maupun kearifan lokal itu bisa menjadi dasar-dasar lifestyle dari generasi milenial,” jelasnya.

Nanti pada ujungnya, tambah Pak Ram, kearifan lokal yang berbasis pada budaya-budaya tradisi itu bisa menjadi sumber-sumber patent inovasi untuk kemaritiman. “Itu juga yang dipercaya oleh para ahli dan juga ekonom bahwa kebhinekaan budaya nusantara dikombinasikan dengan keanekaragaman sumber daya akan menjadi kekuatan internal yang bisa mengangkat atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun-tahun selanjutnya,” pungkasnya.[] pr/foto: ist