Prospek Ekonomi Indonesia Membaik dengan Stabilitas Terjaga

Jakarta, 28 November 2018, pelakubisnis.com – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan  prospek ekonomi Indonesia akan semakin membaik dengan pertumbuhan lebih tinggi dan stabilitas yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 diperkirakan meningkat di kisaran 5,0-5,4%. Inflasi 2019 terkendali pada kisaran sasaran 3,5+1% dengan terjaganya tekanan harga dari sisi permintaan, volatile foods dan administered prices, ekspektasi inflasi, dan stabilnya nilai tukar Rupiah.

Sementara defisit transaksi berjalan 2019 akan turun menjadi sekitar 2,5% dari PDB dengan langkah-langkah pengendalian impor serta peningkatan ekspor dan pariwisata. Fungsi intermediasi perbankan dan pembiayaan ekonomi dari pasar modal akan terus meningkat. Pertumbuhan kredit pada 2019 diprakirakan mencapai 10-12%, sementara pertumbuhan DPK perbankan mencapai 8-10% dengan kecukupan likuiditas yang terjaga.

Sedangkan dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi 2024 diproyeksikan akan lebih tinggi lagi yaitu mencapai kisaran 5,5-6,1%, dan defisit transaksi berjalan akan menurun dibawah 2% dari PDB. Demikian disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI)  2018, pada 27/11, di Jakarta.

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan BI mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan BI. Pertemuan dihadiri oleh Presiden RI, Joko Widodo, Pimpinan Lembaga Negara, Menteri Kabinet Kerja, Gubernur Kepala Daerah, pimpinan perbankan dan korporasi nonbank, akademisi, pengamat ekonomi, serta perwakilan sejumlah lembaga internasional. Tema yang diangkat dalam PTBI 2018 adalah “Sinergi untuk Ketahanan dan Pertumbuhan”.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden RI menyampaikan apresiasi atas langkah BI dalam menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global. Kebijakan BI dipandang tidak hanya menunjukkan ketegasan dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, namun juga mampu membawa persepsi positif terhadap pelaku pasar.

Dalam sambutannya, Gubernur BI menyampaikan bahwa sinergi merupakan kunci untuk mampu memperkuat ketahanan dalam menghadapi dampak rambatan global dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi menuju negara maju yang sejahtera. Di tengah perkembangan ekonomi global yang tidak kondusif, kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2018 cukup baik dengan stabilitas yang tetap terjaga dan momentum pertumbuhan yang berlanjut.

BI memandang terdapat tiga pelajaran penting perjalanan ekonomi 2018 yang dapat dipetik untuk memperkuat sinergi dalam memperkuat ketahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan di tengah kondisi ekonomi global yang masih akan kurang kondusif. Pertama, stabilitas dan ketahanan perekonomian perlu terus diperkuat. Kedua, daya saing dan produktivitas harus terus ditingkatkan untuk mendorong momentum pertumbuhan ke tingkat yang lebih tinggi. Ketiga, sinergi kebijakan antar otoritas menjadi kunci dalam upaya untuk memperkuat struktur ekonomi nasional.

Dengan kondisi perekonomian global yang belum kondusif, bauran kebijakan BI yang telah ditempuh pada 2018 akan semakin diperkuat pada tahun 2019 mendatang. Untuk itu, terdapat tujuh area kebijakan yang akan ditempuh oleh BI. Pertama, kebijakan moneter akan tetap difokuskan pada stabilitas, khususnya pengendalian inflasi sesuai sasaran 3,5+1% dan stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai fundamentalnya. Stance kebijakan moneter yang pre-emptive dan ahead-the-curve akan dipertahankan pada tahun 2019. Kedua, kebijakan makroprudensial yang akomodatif akan ditempuh untuk mendorong intermediasi perbankan dalam pembiayaan ekonomi termasuk untuk menjaga ketahanan sistem keuangan dengan memperkuat surveilans terhadap bank-bank besar dan korporasi yang sistemik.

Ketiga, kebijakan sistem pembayaran akan terus dikembangkan untuk kelancaran, efisiensi, dan keamanan transaksi pembayaran nontunai maupun tunai, termasuk dalam mendukung ekonomi dan keuangan digital. Keempat, akselerasi pendalaman pasar keuangan terus didorong untuk mendukung efektivitas kebijakan BI dan pembiayaan ekonomi secara lebih luas serta terus berpartisipasi aktif dalam inovasi berbagai instrumen pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur ke depan. Kelima, mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, baik melalui program-program BI maupun sebagai bagian program Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). Keenam, perluasan pengembangan UMKM dengan fokus pada pengendalian inflasi dan penurunan defisit transaksi berjalan. Ketujuh, kebijakan internasional diarahkan untuk memperkuat persepsi positif terhadap Indonesia dan berperan aktif dalam perumusan kebijakan di berbagai lembaga internasional.

BI  juga akan semakin memperkuat sinergi bauran kebijakan ekonomi nasional dengan Pemerintah, OJK, dan otoritas lainnya. Sinergi bauran kebijakan akan diarahkan untuk pengendalian inflasi, perbaikan struktur ekonomi, stabilitas sistem keuangan, akselerasi pendalaman pasar keuangan serta ekosistem ekonomi dan keuangan digital.

Dalam kesempatan penyelenggaraan PTBI, BI memberikan apresiasi penghargaan tahun 2018 kepada 40 pelaku ekonomi dari 14 kategori yang terdiri dari korporasi, individu, perbankan, dan klaster. Penghargaan ini diberikan sebagai  bentuk apresiasi atas kinerja terbaik para pelaku ekonomi, serta merefleksikan jalinan sinergi antara BI dan para pelaku ekonomi yang bersama-sama Pemerintah, OJK dan LPS berupaya mewujudkan stabilitas makroekonomi, serta memfasilitasi akselerasi pertumbuhan ekonomi secara sehat dan berkesinambungan. Terlampir adalah para penerima penghargaan Bank Indonesia 2018.[] pr/foto: seusai PTBI/ist