Bisnis Ekraf, Jangan Ambil Keputusan Berdasarkan Asumsi

Batam, 12 April 2019, pelakubisnis.com – Menjalankan usaha kreatif harus terus menggali ide-ide baru yang dapat memperkuat strategi bisnis yang dirintis. Bisa dengan cara observasi produk/ jasa/ layanan apa yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat, serta observasi produk kita, apakah diminati oleh orang lain.

“Jangan ambil keputusan berdasarkan asumsi, harus ada data. Catat setiap transaksi supaya tahu apa yang dibutuhkan orang” ujar CEO Giamomoe, Firstman Marpaung berbagi pengalaman dengan para peserta pelatihan kewirausahaan ‘Bekraf Young Technology Entrepreneurs’ (BYTE) yang diselenggarakan pada 10-12 April di Batam oleh Bekraf.

Ia menganalogikan seorang yang sedang merintis usaha keripik yang melakukan survey kecil-kecilan kepada temannya. Apakah rasa keripiknya sudah cukup asih atau belum. Sebagian besar temannya mengatakan kurang asin. Apa yang harus dilakukan? Tentunya menambahkan garam. Meskipun diri kita sendiri bisa dijadikan sarana uji coba atas produk yang kita miliki, namun saran dan masukan dari luar harus dijadikan data pendukung yang baik, sehingga produknya dapat terus diterima konsumen.

Data bisa berasal dari catatan transaksi. Catat semua yang ditanyakan orang tentang produk kita. jika banyak orang menanyakan keripik rasa lainnya maka suatu hari nanti catatan ini dapat digunakan untuk menambah varian rasa, begitu seterusnya.

Sekitar 60 mahasiswa Batam mengikuti Program BYTE yang diinisiasi oleh Deputi Riset Edukasi dan Pengembangan Bekraf. Melalui acara ini peserta diajak berpikir kreatif dalam mendhadapi persaingan bisnis di era digital. Selain Firstman, acara ini mendatangkan narasumber Creative Director BD+A Design, Qisthas Tsana Noeman; Founder Aksi Nusantara, Frans Bona Simanjuntak; Art and Creative Director, Carlo Alexander, dan Founder Android.id, Agus Hamonangan. []Jeny/bekraf