Transportasi Terintegrasi Bikin Jakarta Tambah Keren

Jakarta tambah keren! Kagak percaya? Jelajahi  aja setiap sudutnya, dijamin wajahnya semakin mempesona. Kehadiran transportasi yang terintegrasi menjadi salah satu pendukungnya.

Jangan takut tersesat dan kehabisan uang berkeliling kota Jakarta.  Karena Jakarta jaman now  memiliki alternatif pilihan alat transportasi  yang terjangkau dan sudah terintegrasi. Kemanapun tujuannya, ada unit-unit busway  yang siap mengantar anda sampai ke tujuan tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

Pun, kehadiran moda raya transportasi MRT (Mass Rapid Transit-red) misalnya, yang diluncurkan April lalu, telah menjadi alat transportasi modern yang efisien dan menciptakan budaya baru bagi masyarakat. Seperti budaya antri, membayar tiket dengan cashless  (tanpa uang tunai-red) sampai mengajarkan soal budaya jangan membuang sampah sembarangan. Semua diterapkan dengan tertib di semua area stasiun-stasiun MRT.

MRT memangkas jarak tempuh lebih cepat (Foto: pelakubisnis.com)

MRT sebagai sarana transportasi massal cepat,  mampu memangkas jarak waktu tempuh perjalanan. Kehadirannya sangat berarti bagi masyarakat  yang bekerja di pusat kota namun memiliki rumah di pinggiran kota. Jarak terjauh saat ini  adalah Lebak Bulus – Bundaran Hotel Indonesia yang bisa ditempuh dalam waktu 20-30 menit.

Yang menariknya, sarana transportasi ini  terintegrasi dengan sarana transportasi umum lainnya  seperti commuter line (kereta api listrik/KRL), busway, bus pariwisata (bus tingkat gratis yang disediakan di area-area pusat kota) hingga Jaklingko (angkot yang menggunakan sistem transaksi kartu uang elektronik).  Angkot-angkot ini hilir-mudik di beberapa titik  pemukiman di wilayah DKI Jakarta.

Pelakubisnis.com mencoba mengukur seberapa efisiennya menggunakan transportasi umum di Jakarta. Dimulai dari utara Jakarta hingga berakhir di Pusat Belanja Blok M Jakarta Selatan. Dimulai dari titik Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju Stasiun Kota. Membeli tiket commuterline dengan harga Rp 13 ribu kita mendapatkan satu kartu single trip yang bisa kita refund Rp 10 ribu,-. Artinya, dalam satu kali perjalanan kita hanya membayar Rp 3000,- atau bisa juga menggunakan kartu uang elektronik multi trip.

Sesampai di Stasiun Kota, kita bisa mampir ke beberapa tempat rekreasi seperti Kota Tua, Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bank Mandiri dan masih banyak lagi tempat-tempat tujuan wisata atau ke pusat belanja seperti Glodok, Mangga Dua atau Asemka.

Namun, hari itu dari Stasiun Kota perjalanan kami lanjutkan  naik busway  menuju Bunderan Hotel Indonesia menggunakan kartu uang elektronik dengan tarif sebesar Rp 3500,- untuk transit di Stasiun MRT. Memasuki Stasiun MRT, kita akan menemui gambaran yang modern tentang Indonesia. Sepuluh atau 15 tahun lalu kita hanya  mendengar cerita bagaimana nantinya akan ada jalan bawah tanah yang bisa mengakses menuju pusat-pusat belanja di ibukota Jakarta. Dan sekarang kita melihatnya langsung dan menikmatinya.

Untuk naik MRT  kita bisa membeli kartu uang elektronik single trip ticket (sekali jalan) atau multi trip ticket (kartu isi ulang/top up). Untuk single trip tinggal ke loket atau ke Ticket Vending Machine (Mesin Tiket). Sementara untuk multi trip ticket, kita bisa menggunakan beberapa kartu uang elektronik yang diterbitkan  seperti Flazz yang diterbitkan BCA, e-Money Mandiri, Brizzi terbitan BRI dan JakLingko yang diterbitkan BNI dan Bank DKI. Dimana hampir semua kartu uang elektronik ini juga bisa digunakan untuk membayar tiket  naik jenis transportasi yang lain dan akses memasuki jalan tol.

Untuk jarak terjauh (Bunderan Hotel Indonesia – Lebak Bulus) naik MRT dikenakan tarif Rp 14 ribu.  Kali ini pelakubisnis.com mencoba turun di Blok M, Jakarta Selatan dengan membayar tiket Rp8000,-(Bunderan Hotel Indonesia-Blok M).

Ada yang menarik ketika turun di Stasiun MRT Blok M, Jakarta Selatan. Dari stasiun dibuka akses menuju pusat-pusat belanja di kawasan Blok M seperti Blok M Square dan Blok M Plaza. Bagi yang sudah mengenal kawasan pusat belanja ini puluhan tahun lalu mungkin merasakan kondisi yang sangat berbeda dengan sekarang. Turun MRT kita tak lagi berpanas-panasan menyeberang jalan karena stasiun MRT sudah terintegrasi dengan pusat-pusat belanja di kawasan Terminal Blok M tersebut.

Dari Blok M, kami pulang dengan menggunakan busway yang halte-nya terletak di atas Blok M Mall. Dengan tarif Rp 3500 perjalanan kami dari Blok M menuju Tanjung Priok hanya membutuhkan sekali transit dari kota menuju Tanjung Priok. Sampai terminal Tanjung Priok, armada Jaklingko sudah siap mengantarkan hingga ke titik terdekat dari rumah.

Alhasil, hari itu ongkos perjalanan kami pulang pergi Terminal Tanjung Priok – Blok M hanya menghabiskan biaya tak lebih dari Rp 20 ribu.

Sebentar lagi, warga DKI Jakarta pun siap-siap menunggu kehadiran moda transportasi LRT (Light Rapid Transit).  Tahap awal telah diujicoba di bulan ini akses sepanjang 5 km Kelapa Gading – Velodrome, Rawa Mangun, Jakarta Timur dan sudah diminati sekitar 13 ribu penumpang per hari di akhir pekan.  Jakarta…oh Jakarta..kau tak pernah tidur  dan siap menerima siapa saja yang datang berkunjung….[]Siti Ruslina