Wamenkeu Minta Peran BLU PIP Ditingkatkan

Yogyakarta, 27 Juni 2019, pelakubisnis.com – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo menyampaikan salah satu cara  memperkuat ketahanan fiskal adalah dengan meningkatkan peran Badan Layanan Umum (BLU).

“BLU sebagai revenue center sekaligus cost center harus mampu meningkatkan kemampuan self financing-nya dengan pengelolaan yang mengedepankan prinsip good governance and clean government,” jelas Wamenkeu pada acara “Internalisasi dan In-Depth Practice Pembiayaan Ultra Mikro” di Hotel Grand Mercure Yogyakarta pada 26/6.

Pemerintah menunjuk BLU Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebagai coordinated fund pembiayaan Ultra Mikro (UMi). UMi merupakan program tahap lanjutan dari program bantuan sosial menjadi kemandirian usaha yang menyasar usaha mikro yang berada di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Mardiasmo mengharapkan pertumbuhan dan pembangunan menjadi inklusif sehingga dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. UMi digunakan sebagai motor pendorong inklusifitas.

“Ekonomi inklusif adalah kondisi dimana kesempatan masyarakat untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan menjadi lebih terbuka dan meluas,” ujar Wamenkeu. Hal ini ia tekankan terutama bagi masyarakat yang memiliki berbagai keterbatasan secara ekonomi.

Mardiasmo memaparkan data bahwa saat ini lanskap dunia usaha di Indonesia didominasi oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha mikro memiliki 23.864 ribu jumlah usaha dengan jumlah pekerja sebanyak 41.032 ribu orang. Jumlah usaha mikro mencapai 89,3% dari total kegiatan usaha di Indonesia, dan memiliki jumlah pekerja mencapai 58,4% dari total jumlah pekerja pada bidang usaha. Usaha mikro memiliki peran vital dalam perekonomian dengan jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja yang dominan.

“Program UMi telah menjangkau hampir seluruh wilayah tanah air, mendorong inklusifitas gender, memperlebar rentang usia produktif sehingga perlu untuk terus dikembangkan untuk Indonesia Maju,” tukasnya.

Sebagai informasi, progres penyaluran UMi per 31 Mei 2019 memiliki total penyaluran sebesar Rp2.590.977.887.682 (Dua triliun lima ratus sembilan puluh miliar sembilan ratus tujuh puluh tujuh juta delapan ratus delapan puluh tujuh ribu enam ratus delapan puluh dua rupiah) dengan jumlah penerima sebanyak 950.199 debitur. Jumlah debitur ini didominasi oleh perempuan sebanyak 91%.

Usia debitur dominan yang menerima UMi mayoritas di rentang usia 40-50 tahun sebanyak 36% dan usia 30-39 tahun sebanyak 31%. Sementara itu, debitur berusia 20-29 tahun ada pada kisaran 15%. Sedangkan sisanya 18% pada debitur berusia di atas 50 tahun. []nug/hpy/nr/foto: Kemenkeu/Biro KLI-Bayu