Akatara 2019 Hadirkan Banyak Investor

Jakarta, 10 Juli 2019, pelakubisnis.com  – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui Deputi Akses Permodalan menyelenggarakan Road to Akatara Indonesia Film Business & Market yang diselengarakan di Hotel Artotel Thamrin, Jakarta pada 9/7 dalam rangka mendukung pelaku ekonomi kreatif di sub sektor film.

AKATARA pada awalnya Film Financing Forum berkembang menjadi Indonesia Film Business & Market yang memberikan konstribusi luar biasa pada tumbuh-kembangnya ekosistem perfilman nasional. Kehadirannya pada 2017 menjadi titik temu strategis berbagai pihak pemangku kepentingan perfilman Indonesia.

Bekraf didukung oleh Badan Perfilman Indonesia (BPI) kembali akan menggelar AKATARA 2019 pada 19-22 September 2019 di Jakarta. Pada tahun ini AKATARA akan mengundang lebih banyak investor dan proyek terpilih yang difasilitasi dari berbagai macam genre dan kegiatan perfilman lainnya. Pendaftaran proposal akan dibuka sejak 9 Juli   hingga 9 Agustus 2019. Informasi terkait pendaftaran terdapat di portal http://akatara.id

AKATARA 2019  menghadirkan peserta 61 proyek terfasilitasi dari 122 orang. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan  tahun lalu berjumlah 55 proyek dari 110 orang. Sementara di sektor investor, akan ada 40 sumber pendanaan yang hadir selama pitching forum dan speed dating. Kedua program ini merupakan ajang perjodohan pembuat film tanah air dengan pemilik modal. Sementara bagi pengunjung, booth mini expo tahun ini akan jauh lebih beragam karena akan diisi oleh 100 booth.

AKATARA 2019 memberikan perhatian cukup besar kepada penguatan badan usaha berupa “film company start-up” yang saat ini cukup banyak hadir di berbagai daerah. Banyaknya pemain baru ini dirasa penting untuk memperkuat pondasi dari ketahanan dan kesinambungan industri perfilman nasional ke depan.

Penyelenggaraan tahun ini juga semakin istimewa karena bersamaan dengan dihelatnya ACBS (Asia Content Business Summit) di Jakarta yang akan dihadiri oleh 15 negara. Forum ini sangat strategis bagi karena banyak hal yang bisa dipelajari untuk meningkatkan kualitas konten dan sumber daya manusia agar lebih bersaing di dunia internasional”.

Kepala BEKRAF, Triawan Munaf menyatakan “Geliat investasi di bisnis film Indonesia saat ini sudah mulai menunjukkan tren positif. Kami berharap investor serta berbagai pihak pendukung perfilman Indonesia lainnya dapat menjadikan Akatara sebagai meeting point strategis untuk mengembangkan ekosistem perfilman Indonesia”.

Sementara Ketua BPI, Chand Parwez menyatakan “BPI sangat serius untuk mendorong keberadaan AKATARA agar lebih besar dan berkontribusi lagi agar Investasi di bidang perfilman terus berkelanjutan. AKATARA harus benar-benar bisa menjadi forum titik temu yang produktif dan menguntungkan bagi sineas tanah air serta investor. Untuk itu kualitas seleksi karya dan calon investor akan menjadi prioritas utama penyelenggaraan AKATARA”.

Pada tahun ini AKATARA akan bekerjasama dengan banyak pihak dari dalam dan luar negeri. Kerjasama dengan pihak dalam negeri antara lain dengan Kemdikbud-Pusbangfilm, Kementrian Koperasi dan UKM, pusat kebudayaan asing, asosiasi-asosiasi profesi perfilman, Komisi Film Daerah, Komite Buku Nasional, lembaga pemerintahan, BUMN, penyelenggara film festival, organisasi perfilman, badan swasta lokal dan asing lainnya.

Kerjasama AKATARA dengan pihak dengan Aprofi dan Komite Buku Nasional yang menginisiasi program: Akatara IP-Market: pitching penulis buku/novel kepada produser film. Kerjasama khusus juga akan dijalin AKATARA dengan TUTA (The United Team of Art) Lab berupa program investasi proyek film khusus bertema “urban legend”. Bentuk kerjasama ini yaitu memberikan dukungan pada tahap sangat awal kepada sineas dengan membantu mensupervisi, membiayai, dan mengolah proposal film sampai siap dan matang untuk diajukan ke investor produksi film.

Dalam penyelenggaraan AKATARA dua tahun sebelumnya, beberapa fasilitasi yang berhasil diwujudkan antara lain film Keluarga Cemara, Mantan Manten, Darah Biru Arema 2, dan beberapa film lain, baik film pendek maupun film panjang yang masih dalam proses mempersiapkan produksinya. Inisiasi non-produksi film berupa pelatihan oleh komunitas film Passikola, dan inisiasi pemutaran film remaja keliling untuk penonton remaja perempuan “Belia”.[] sp/Bekraf