Indonesia Perluas Akses Pasar ke Amerika Latin

Jakarta, 12 November 2019, pelakubisnis.com  – Sebagai upaya perluasan peluang pasar produk Indonesia di kawasan Amerika Latin, Delegasi RI dari Kementerian Perdagangan melakukan lawatan singkat ke Brasil, Kolombia, dan Meksiko, mulai 8-13 November 2019.

Direktur Perundingan Bilateral Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan, saat ini Indonesia baru memiliki satu kerjasama pakta perdagangan di kawasan ini, yaitu Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) yang baru diimplementasikan per 10 Agustus 2019.

“Sebagaimana arahan Presiden RI, salah satu upaya pemerintah melakukan peningkatan ekspor dengan memperluas akses pasar. Pasar nontradisional seperti negara-negara di Amerika Latin perlu kita sasar. Untuk itu, setelah Chile, kami akan mengeksplorasi kemungkinan kerjasama perdagangan dengan negara Amerika Latin lainnya, yaitu Mercosur, Kolombia dan Meksiko,” tegas Made yang bertindak sebagai ketua Delegasi RI pada lawatan tersebut.

Dalam kunjungan ke Ibukota Brasil, Brasilia, Delegasi Indonesia melakukan pertemuan dengan Blok Dagang Mercosur, yang dalam paruh kedua 2019 dipimpin oleh Brasil. Mercosur merupakan blok dagang negara-negara di Amerika Latin yang beranggotakan Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay. Pertemuan ini merupakan langkah awal kedua pihak untuk mengeksplorasi kemungkinan perundingan dagang di masa depan.

Setelah pertemuan dengan Mercosur, kata Made, Delegasi RI akan bertemu dengan pihak Kolombia. “Pada September lalu Indonesia menerima permintaan usulan pembentukan kerjasama perdagangan bilateral dengan Kolombia melalui Partial Scope Agreement. Untuk itu, kami akan melakukan pertemuan guna menindaklanjuti permintaan tersebut,” ujar Made. Sebelumnya, tim negosiator perdagangan kedua belah pihak telah melakukan diskusi awal melalui konferensi video dan sepakat membentuk kelompok studi kelayakan bersama sebagai landasan kerangka kerjasama.

Sebelum kembali ke tanah air, Delegasi RI juga akan melakukan lawatan singkat ke Meksiko untuk bertemu dengan Pejabat Kementerian Ekonomi Meksiko. Pertemuan tersebut akan membahas penjajakan pendalaman kerjasama ekonomi dan reaktivasi kelompok kerja sama perdagangan dan investasi.

Sebagai informasi, nilai ekspor Indonesia ke Mercosur pada 2018 tercatat USD 4,7 miliar dan impor Indonesia dari Mercosur berjumlah USD 3,3 miliar. Neraca perdagangan Indonesia-Mercosur menunjukkan defisit untuk Indonesia sebesar USD 1,8 miliar.

Pada 2018, ekspor utama Indonesia ke Mercosur yaitu karet alam; kopra; bagian dan aksesori traktor; kendaraan bermotor untuk transportasi; benang dari serabut sintetis; dan benang dari serabut artifisial. Sedangkan, impor utama Indonesia dari Mercosur di 2018 mencakup bungkil, kapas, gandum, temabaku yang tidak diolah, serta maize atau jagung.

Pada 2018, tercatat investasi Mercosur di Indonesia sebesar USD 100,3 juta dengan total 33 proyek. Nilai ini menurun 56,7 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah USD 231,8 juta (35 proyek). Investasi Mercosur di Indonesia berlokasi di tujuh provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Bali) di bidang konstruksi hotel dan restoran, perumahan, perdagangan dan reparasi, transportasi, gudang, dan telekomunikasi, serta jasa lainnya.

Sementara nilai ekspor Indonesia ke Kolombia pada 2018 tercatat USD 141,1 juta, sedangkan impor Indonesia dari Kolombia tercatat USD 18 juta. Dengan demikian, Indonesia surplus sebesar USD 123 juta.

Pada 2018, ekspor utama Indonesia ke Kolombia mencakup benang serat sintetis, karet alam, monitor dan proyektor, bagian dan aksesori kendaraan, mobil dan kendaraan lain untuk transportasi orang. Sedangkan, impor utama Indonesia dari Kolombia di 2018 mencakup besi paduan, selulosa, mesin sentrifugal, biji kakao, dan asam karboksilat.

Pada 2018, tercatat investasi Kolombia di Indonesia sebesar USD 245,8 ribu dengan total 4 proyek atau meningkat 64,4 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah USD 149,5 ribu (4 proyek). Investasi Kolombia di Indonesia berlokasi di Provinsi DKI Jakarta dan Bali di bidang perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, serta pertambangan.

Sedangkan nilai ekspor Indonesia ke Meksiko pada 2018 tercatat USD 905,3 juta; sedangkan impor dari Meksiko adalah USD 287,3 juta. Dengan demikian, Indonesia surplus sebesar USD 618 juta.

Ekspor utama Indonesia ke Meksiko adalah benang serat sintetis, karet alam, monitor dan proyektor, bagian dan aksesori kendaraan, mobil dan kendaraan lain untuk transportasi orang. Impor utama Indonesia dr Meksiko adalah besi paduan, selulosa, mesin sentrifugal, biji kakao, dan asam karboksilat. Pada 2018, tercatat tiga proyek investasi Meksiko di Indonesia dengan nilai USD 245,8 juta. [] sp/foto ilustrasi: Google images