Bukalapak Hadirkan BukaGlobal Hadapi Cross Border

Perdagangan global tak terelakkan. Fenomana cross border yang belakangan ini makin marak, disikapi Bukalapak dengan menghadirkan BukaGlobal pada Mei lalu untuk mendorong pelaku UKM tembus pasar ekspor.

Fenomena tren cross border tak dipungkiri memunculkan platform-platform baru seperti layanan jasa logistik, komunitas-komunitas importir dan eksportir bahkan marketplace  yang awalnya hanya melakukan transaksi business to customer (B2C), kini turut menjadi penjembatan proses business to business (B2B)  pada kegiatan ekspor maupun impor.

Bima Laga, AVP of Public Policy & Government Relations Bukalapak (Foto: Bukalapak)

Menurut Bima Laga, AVP of Public Policy & Government Relations Bukalapak, perdagangan barang saat ini sudah bukan lagi bicara dalam konteks kota yang sama ataupun negara yang sama. Indonesia tentunya perlu menyiapkan diri untuk fenomena baru ini dengan menyiapkan regulasi-regulasi yang tidak membebani pelaku usaha lokal di Indonesia namun justru menyiapkan regulasi berbasis insentif kepada pelaku usaha yang ingin go global.

“Dari Bukalapak sendiri, Kami berfokus pada upaya pengembangan ekspor nasional, yang baru saja kesepakatannya ditandatangani dalam Perjanjian Kerjasama antara Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional dengan Bukalapak. Perjanjian tersebut berisi komitmen kedua belah pihak untuk mendukung 1000 pelaku UKM dalam meningkatkan skala usaha dan produk serta memanfaatkan e-commerce untuk memasarkan produknya lebih efisien dengan jangkauan global,” ujar Bima.

Ia menambahkan, Bukalapak telah meluncurkan BukaGlobal pada Mei 2019 serentak di 5 negara. Hal ini memang ditujukan untuk menjawab tantangan pelaku usaha UKM saat ini, terutama dalam mendapatkan akses pasar dan infrastruktur yang dapat diandalkan. Dengan kerjasama yang terjalin antara Bukalapak dan Kemendag, kami optimis fitur BukaGlobal akan semakin optimal dalam mendorong potensi pelaku UKM tanah air.

BukaGlobal, kemudahan pembeli dari luar negeri mengakses ke Bukalapak (foto: pelakubisnis.com)

Cross Border (perdagangan lintas negara), kata alex Candra,  justru bisa menjadi peluang bagi Indonesia bila dapat memanfaatkannya dengan baik. “Untuk itulah kami mengembangkan BukaGlobal. BukaGlobal adalah fitur terbaru dari Bukalapak yang memungkinkan pembeli dari luar Indonesia untuk belanja di Bukalapak. Fitur BukaGlobal tersedia untuk jasa pengiriman ke negara-negara berikut ini: Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hong Kong, dan Taiwan,” katanya serius.

Lebih lanjut ditambahkan, DNA Bukalapak selama ini adalah C2C, dan betul kami telah melakukan program B2B dan bahkan B2G melalui program BukaPengadaan. BukaPengadaan merupakan sistem procurement yang disediakan Bukalapak untuk membantu korporasi dalam memenuhi solusi kebutuhan pengadaan barang di perusahaan dengan kemudahan dan harga terbaik.

BukaPengadaan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengadaan untuk perusahaan. Pengajuan pengadaan dilakukan dengan membuat daftar barang. Daftar tersebut akan dimasukkan ke Bukalapak dan selanjutnya akan dicarikan oleh tim Bukalapak. Kemudian, Bukalapak akan mengirimkan penawaran terhadap barang yang direkomendasikan dalam database Bukalapak kepada klien.

“Kami telah mengalami transaksi dengan nilai ratusan triliun per tahun, dimana seluruh pelapak kami berdomisili di Indonesia. Ceruk pasar B2B masih sangat luas dan kami telah bekerjasama dengan Janio untuk pengembangan ekspor melalui fitur BukaGlobal,” jelasnya lagi.

Pemerintah mendukung penuh. Salah satu dukungan nyata mereka adalah melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan. DIRJEN PEN telah bekerjasama dengan Bukalapak untuk meningkatkan ekspor bagi 1000 pelaku UKM.

Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Direktur Jenderal PEN Kemendag Dody Edward beserta Presiden dan Co-Founder Bukalapak Fajrin Rasyid, serta turut disaksikan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

Kerjasama ini merupakan komitmen kedua belah pihak mendukung 1000 pelaku UKM dalam meningkatkan skala usaha, serta dapat memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produknya lebih efisien dengan jangkauan global.

Kolaborasi ini meliputi kegiatan pembinaan tentang pasar ekspor kepada pelaku usaha melalui bimbingan teknis, seminar, hingga mempromosikan produk ke negara tujuan ekspor.

Produk Indonesia cukup diminati oleh orang-orang di luar negeri terutama:

  • Kosmetik halal
  • Busana muslim
  • Makanan dan bahan makanan
  • Keperluan rumah tangga
  • Minyak herbal, jamu
  • Kerajinan tangan

Ditambah dengan fakta bahwa setidaknya ada 350 juta orang pada kelas menengah di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand yang secara total mempunyai US$ 300 miliar yang siap dibelanjakan di kawasan ini. Artinya peluang bagi Pelaku Usaha yang bergabung di BukaGlobal amat besar. Sayangnya 75% UMKM di ASEAN melihat peluang dari integrasi digital, tetapi hanya 16% yang menggunakan teknologi digital hingga potensi penuhnya.

Sejauh ini pertumbuhan UMKM di Bukalapak sangat pesat, Bukalapak kini mempunyai 5 Juta Pelapak dan 2.5 Juta Mitra Bukalapak. Ada banyak fitur yang telah kami siapkan untuk membantu mereka. Dari pemodalan melalui program BukaModal, hingga ikatan kebersamaan melalui Komunitas Bukalapak.

Salah satu Pelapak yang bisa dijadikan contoh adalah Narman. Umurnya baru 28 tahun. Tinggal di Kampung Marengo, Baduy, Provinsi Banten. Mulanya, Narman yang memang seorang perajin ini, menjual kerajinan hasil karyanya hanya melalui sebuah warung kecil. Pembelinya adalah para wisatawan yang berkunjung ke Baduy. Hal seperti ini dijalani oleh Narman hingga akhirnya mengalami kesulitan untuk menembus pasar. Pada tahun 2016, Narman memutuskan untuk memasarkan produknya secara online pertama kali melalui Bukalapak.

Narman mulai mengenalkan kerajinan karya suku Baduy dalam dan luar melalui lapak “Baduy Craft”. Barang yang dihasilkan antara lain kain tenun, tas kulit kayu, gelang, hingga ikat kepala.

Awal mula berjualan online, Narman belajar secara otodidak tentang marketplace dan media sosial. Bukan tanpa hambatan, Narman harus menempuh jarak minimal 6 kilometer dengan berjalan kaki selama 2 jam setiap harinya untuk berjualan online. Apabila diperlukan, Narman bisa tiga kali melakukan perjalanan pulang pergi dari kampungnya ke kampung Ciboleger di mana ia bisa upload produk, membalas chat dari para pembeli, hingga pendistribusian barang pesanan ke agen logistik. Hal ini dilakukannya karena di kampung tempat ia tinggal tidak tersedia listrik dan sinyal serta tidak diperbolehkan untuk menggunakan handphone.

Selain itu, untuk lebih memajukan usahanya, Narman memahami bahwa ia tidak dapat berjuang sendiri. Melalui Komunitas Bukalapak Banten, Narman mendapatkan pengalaman lebih untuk mengembangkan “Baduy Craft” miliknya.

Usaha Narman membuahkan hasil, gerai “Baduy Craft” mulai mendapat sambutan hangat dari para pembeli. Saat ini, Narman berhasil mengajak 25 orang pengrajin untuk bergabung di “Baduy Craft”. Melalui Bukalapak, hasil karya dari para perajin masyarakat Baduy dapat lebih dikenal.

Narman juga merasa terbantu dengan beberapa fitur Bukalapak seperti Promoted Push yang dapat mengoptimalkan pengenalan produk masyarakat Baduy ke lebih banyak calon pembeli. Berkat berjualan online, kini hasil produksi “Baduy Craft” sudah tersebar mulai dari Jabodetabek, Lampung, Riau, hingga Kalimantan.

Bukalapak telah diminta untuk secara bersama-sama dengan Kementerian-Kementerian dan Lembaga-Lembaga terkait untuk menyusun Peraturan-Peraturan Menteri sebagai implementasi dari PP ini guna memastikan UMKM di seluruh Indonesia makin tumbuh besar.[]  Siti Ruslina