Menparekraf: ‘Inbound Strategy’, Bawa Orang Luar Masuk ke Indonesia Bukan Sebaliknya

Jakarta, 18 Februari 2020, pelakubisnis.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama menyampaikan,  ada beberapa hal strategis yang akan diterapkan dalam waktu  dekat, yaitu Grand Strategy pariwisata Indonesia yang terkait  dengan kementerian dan lembaga lain dengan memakai inbound strategy.

“Kenapa inbound strategy, karena  ujungnya  mendatangkan devisa kepada Indonesia. Sehingga mindset  maskapai dan lain sebagainya akan diarahkan untuk membawa orang luar yang ingin masuk ke Indonesia, bukan orang Indonesia pengin keluar,” kata Menparekraf memberikan contoh inbound strategy kepada wartawan usai Rapat Terbatas (ratas) di Kantor Presiden,  Jakarta, pada17/2.

Sebelumnya, Menparekraf menjelaskan mengenai peningkatan Travel Tourism Competitiveness Index Indonesia yang sekarang berada posisi di 40. “Kita berniat  meningkatkan rangking menjadi posisi ke-38, antara 36-38 di tahun 2021 dan itu dilakukan setiap 2 tahun sekali. Sebagai gambaran Thailand sekarang posisi 31, Vietnam 63, dan Malaysia 29,” tambahnya.

Sedangkan masalah konektivitas dan seat capacity, menurut Menparekraf, Presiden memutuskan untuk meningkatkan jumlah seat capacity menuju Indonesia.

Sebagai gambaran, sambung Wishnutama, Thailand seat capacity-nya ada 57 juta, Singapura ada 35 juta, Malaysia ada 44,8 juta, dan Indonesia 25 juta. “Dan sebagai catatan penting, 25 juta seat ini ternyata loud factor-nya 76%. Dan 76% ini loud factor sudah termasuk paling tinggi dibandingkan negara-negara lain di tetangga kita,” katanya.

Kalau 25 juta, lanjut Menparekraf, 76% loud factor-nya tinggal 19 juta, dan tambahannya lagi 5,5 juta dipakai oleh orang Indonesia, sehingga sisa seat-nya adalah 13,6 juta.

“Nah, artinya ini bagaimana kita bisa meningkatkan jumlah konektivitas dan seat capacity. Kita juga harus mencari potensi-potensi dari negara-negara atau kota-kota yang menjadi target market kita,” ujar Menparekraf seraya menambahkan untuk mencari kota-kota lain yang menjadi target market atau menambah frekuensi penerbangan.

Ia menggambarkan bahwa meski Australia jumlah wisatawannya tahun 2019 hanya 9 juta, tapi devisa yang dihasilkan adalah 31 billion USD, namun Malaysia 25 juta visitor-nya, kurang lebih hasil devisanya juga 25 billion USD.

“Jadi memang strategi meningkatkan kualitas tourism ini adalah satu hal yang penting untuk pariwisata kita ke depan,” tambahnya.

Strategi Hadapi Covid-19

Terkait Virus Corona, Menparekraf menyampaikan,  saat ratas telah dibahas berbagai macam potensi untuk melakukan insentif, diskon penerbangan, dan lain sebagainya. “Nah, ini tadi sudah diarahkan oleh Bapak Presiden untuk saya, Menteri Perhubungan, dan Menteri Keuangan membahas skema-skema insentif yang dapat segera kita lakukan dan kita akan umumkan minggu ini secara detail,” ujarnya.

Berbagai macam usulan, menurut Wishnutama, sudah disampaikan dan akan coba dibahas di level menteri secara detail apa yang bisa dilakukan dalam kaitan insentif, diskon, dan lain sebagainya.

Menurut Wishnutama, sangat krusial, karena seperti kita ketahui Virus Corona di Januari dan hebohnya itu di Februari, sedangkan  Februari, Maret, dan April adalah masa booking period.

“Masa booking period untuk liburan musim panas atau summer holiday. Ini juga pasti akan berpengaruh pada liburan di musim panas, karena masa booking itu terjadi sekarang-sekarang ini,” tambahnya.

Dampak Virus Corona ini, sambung Menparekraf, bisa punya dampak ke masa liburan summer, katakanlah kalau Virus Corona ini selesai tidak serta merta langsung, tapi perlu recovery time agar pulih seperti sediakala.

“Pemerintah  akan berupaya dengan berbagai macam hal yang akan kita lakukan. Kami juga harus berkoordinasi lagi dengan Menteri keuangan dan Menteri perhubungan dan juga Menteri BUMN dalam hal insentif, diskon, dan lain sebagainya yang bisa kita lakukan dalam waktu secepat mungkin,” pungkas Menparekraf di akhir pernyataan pada pers. []TGH/EN/sp/foto: setkab/Humas- Rahmat