Perlu Adanya Diving Chamber di Destinasi Wisata Bahari

Jakarta, 7 Februari 2020, pelakubisnis.com –  Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi,  Luhut B. Pandjaitan  mengusulkan adanya diving chamber (oksigen hiperbarik) untuk destinasi-destinasi wisata yang biasa dipakai/dituju wisawatan untuk menyelam.  salah satunya seperti di Labuan Bajo, NTT.

Demikian disampaikan Luhut pada  rapat  pimpinan (rapim) program strategis infrastruktur , di Kantor Kementerian PUPR, di Jakarta, pada Jumat (7/2).

Dalam rapim, ada beberapa topik yang dibahas Menko Luhut, salah satunya mengenai Pariwisata.  “Jadi bagaimana supaya tempat pariwisata ada chamber untuk diving, supaya kalau ada apa-apa,  ada yang bisa ditangani. Nah kemudian ada rumah sakitnya di situ,” kata Menko Luhut.

Usulan chamber diving ini berhubungan dengan apa yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama. Wishnutama yang turut hadir dalam rapim menyatakan, banyak aspek yang mungkin kurang diperhatikan untuk menyukseskan pariwisata Indonesia, seperti  soal status travel advice menuju Indonesia.

Travel advice tersebut salah satunya mengenai pengamanan di Indonesia yang dianggap tidak siap dalam menangani bencana alam, sehingga ketika para wisatawan  hendak menyelam di pulau Indonesia, mereka merasa tidak aman karena tidak adanya keamanan. Kemungkinan mereka mencari pulau di luar Indonesia untuk menyelam. Untuk mengatasi masalah hal ini, Menko Luhut menyarankan adanya chamber diving tersebut.

“Nah jadi kita sediakan chamber diving itu, yang selama ini tidak ada. Jadi orang membuat Indonesia itu di garis kuning, yang artinya dalam travel advice itu hati-hati (untuk berwisata ke Indonesia), ya karena kita tidak punya kesiapan tadi. Makanya semua kita buat cepat. Sehingga mereka nyaman dan menaikkan wisatawan Indonesia. Ini lah salah satu fungsi rapat ini,” jelas Menko Luhut.

Luhut menegaskan kepada para tujuh kementerian/lembaga yang hadir  untuk mengatasi permasalahan yang ada memang harus dengan teamwork (kerja tim).“Saya percaya teamwork itu kunci masalah. Seratus hari lebih ini saya merasakan koordinasi lebih baik karena lebih ada keterbukaan dan pengalaman ini merupakan teamwork,” pungkas Luhut.

Adapun tujuh Kementerian/lembaga di bawah Kemenko Marves itu sendiri yakni Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Kementerian KKP, Kementerian LHK, Kementerian Parekraf, dan BKPM.[] sp/foto ist