Genjot Ekspor melalui Transformasi Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri

Jakarta, 3 Maret 2020, pelakubisnis.com ─ Dalam kondisi ekonomi global yang tidak pasti saat ini dan wabah virus Covid-19 yang melanda di dunia, perwakilan perdagangan di luar negeri mengemban tugas penting dan strategis untuk meningkatan neraca perdagangan Indonesia. Perwakilan perdagangan di luar negeri itu  meliputi Duta Besar WTO, Atase Perdagangan, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei, dan Konsul Dagang di Hong Kong.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal, Kementerian Perdagangan,  Oke Nurwan Oke saat membuka Pra Rapat Kerja (Raker) Kementerian Perdagangan Tahun 2020 pada 2/3,  di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Pra Raker Selasa (3/3), ini mengawali pelaksanaan Raker Kementerian Perdagangan Tahun 2020 yang dijadwalkan berlangsung pada 4—5 Maret 2020 di Hotel Borobudur, Jakarta. Pra Raker dihadiri 350 orang peserta yang terdiri atas pejabat eselon 1 dan 2 Kemendag, jajaran eselon 3 Kemendag serta Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri.

“Transformasi Perwakilan Perdagangan RI di luar negeri merupakan salah satu upaya Kementerian Perdagangan dalam akselerasi meningkatkan ekspor nonmigas. Akselerasi peningkatan ekspor dan penguatan pasar dalam negeri merupakan dua pilar untuk menjadikan Indonesia negara maju, serta pendorong bagi Indonesia untuk berinovasi dan berkinerja lebih baik,” tandas Oke.

Menurut Oke, perwakilan perdagangan di luar negeri memiliki peran penting dan ujung tombak peningkatan ekspor Indonesia, yaitu sebagai pusat promosi produk Indonesia, agen pemasaran, dan penyedia market intelligence.

Perwakilan perdagangan tidak lagi berperan sebagai perpanjangan tangan birokrasi Indonesia. “Untuk itu, perlu strategi khusus untuk menciptakan transaksi. Perwakilan perdagangan harus menjadi agen pemasaran, yaitu menjual; mendekati pembeli; mengenali budaya, pola dan perilaku buyer; dan merebut hati buyer sehingga calon buyer tidak berpikir dua kali dalam melakukan transaksi atas produk Indonesia,” jelas Oke.

Menurut Oke,  perwakilan perdagangan perlu bersinergi dengan para pemangku kepentingan dan pelaku usaha, memahami pasar dan produk yang akan dipasarkan, menciptakan program-program baru, serta membuat analisis transaksi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) periode 2019—2020 Dody Edward menyampaikan, perwakilan perdagangan juga berperan penting atas kesuksesan penyelenggaraan promosi dan misi dagang di luar negeri. “Peningkatan peran perwakilan perdagangan sangat krusial. Hal ini karena kesuksesan program tersebut membutuhkan dukungan dan peran aktif dari perwakilan perdagangan di luar negeri yang melakukan persiapan dari sebelum kegiatan promosi dan misi dagang sampai pasca pelaksanaan kegiatan promosi dan misi dagang tersebut sehingga capai transaksi yang ditargetkan,” imbuh Dody saat memberikan paparan pada sesi diskusi Strategi Promosi Terpadu Cipta Transaksi.

Menurut Dody, Kementerian Perdagangan merencanakan program yang terkait dengan promosi nasional terdiri dari misi dagang, promosi terintegrasi, pameran, partisipasi Expo 2020 Dubai, Trade Expo Indonesia, Primaduta, penyusunan intelejen bisnis, ina export, kerja sama Designers Dispatch Service (DDS) & Good Design Indonesia (GDI), serta program export coaching.

“Kementerian Perdagangan juga mengembangkan layanan satu atap (one stop service) untuk memberikan kemudahan informasi pelayanan untuk ekspor bagi pelaku usaha. Perwakilan perdagangan juga dapat menggunakan satu sistem promosi digital perdagangan. Di sistem ini, perwakilan perdagangan di luar negeri dapat melakukan pendaftaran dan verifikasi anggota (buyer), membuat permintaan (inquiry), menginput bisnis intelijen, dan memberikan informasi terkini seputar pameran dagang,” jelasnya.

Menurut Dody, perwakilan perdagangan dapat mendukung layanan ini melalui verifikasi data buyer di basis data Kementerian Perdagangan, pemanfaatan inaexport untuk pertemuan buyer dengan eksportir, serta menyampaikan profil eksportir yang dimiliki ke Kementerian Perdagangan termasuk profil eksportir yang mengikuti pameran di negara akreditasi.

Saat ini, ada enam negara tempat perwakilan perdagangan di dunia yang akan menjadi proyek percontohan. Keenam negara tersebut, yaitu Jepang, Arab Saudi, Korea Selatan, Tiongkok, Uni Emirat Arab, dan Australia.

Aplikasi E-Simpple V2.0.

Dalam kesempatan ini, Kementerian Perdagangan juga menyelenggarakan perkenalan serta tata cara penggunaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pelaporan Perwakilan Perdagangan Secara Elektronik versi 2.0 (Esimppel V2) kepada para perwakilan perdagangan.

Esimppel V2 adalah sebuah aplikasi yang berfungsi memantau pelaporan serta kinerja para perwakilan perdagangan secara langsung (real time). Aplikasi tersebut akan memantau berdasarkan indikator dan target yang ditetapkan Kementerian Perdagangan sesuai negara perwakilan.

Dengan adanya aplikasi Esimppel V2, selain akan memudahkan para perwakilan dalam melakukan pelaporan, juga akan membuat laporan para perwakilan perdagangan menjadi lebih teratur dan lebih tepat, serta akurat.

Tahun 2019, nilai ekspor migas dan nonmigas Indonesia mencapai USD 167,53 miliar atau menurun 6,94 persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai USD 180,01 miliar. Sedangkan, nilai ekspor nonmigas pada tahun 2018 mencapai USD 154,99 miliar atau menurun 4,82 persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai USD 162,84 miliar.

Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia tahun 2019 mengalami defisit sebesar USD 3,19 miliar yang karena adanya defisit migas sebesar USD 9,35 miliar. “Meski masih mengalami defisit, namun neraca perdagangan ini mengalami perbaikan dimana terjadi penurunan defisit dari tahun 2018 sebesar USD 8,69 miliar. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia juga tercatat surplus sebesar USD 6,15 miliar,” pungkas Dody.[]sp