Harapan Labuan Bajo Jadi Desa Wisata kelas Dunia

Pemerintah berencana menjadikan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur sebagai lokasi KTT APEC dan G20 Summit pada 2023. Bila rencana itu terealisasi, memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai desa wisata kelas dunia. Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun 5 destinasi wisata prioritas bukan main-main. Keputusan ini merupakan sikap keseriusan kepala negara untuk melahirkan “Bali-Bali” baru di Indonesia. Harapannya, anugerah yang diberikan Tuhan terhadap negeri ini dapat dikelola dengan baik, sehingga memberi kemaslahatan bagi penghuni “Ibu Pertiwi”.

Presiden Jokowi di Labuan Bajo/fotoAgus Suparto/Fotografer Jokowi.

Salah satu Bali baru tersebut adalah Labuan Bajo. Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu objek wisata super prioritas yang akan menjadi destinasi kelas dunia. Pada destinasi super prioritas paling timur, Kementerian PUPR membangun jalan baru ruas Labuan Bajo-Terang-Pelabuhan Bari sepanjang 9,14 kilometer. Selain itu dilakukan preservasi jalan Labuan Bajo-Malwatar sepanjang 65,6 kilometer. Tidak tanggung-tangguh, Pemerintah  menyiapkan dana Rp1,7 triliun untuk pengembangan kawasan Labuan Bajo   pada 2020. Dukungan dana itu meningkat 10,4 persen dari tahun ini, Rp1,54 triliun. Kepala Badan Otoritas Labuan Bajo dan Flores Shana Fatina menuturkan pengembangan kawasan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas terkendala dari sisi infrastruktur. “Pada 2020 betul-betul luar biasa dukungan dari Menteri Keuangan, anggaran kami jauh lebih besar dan jauh lebih banyak sekitar Rp1,7 triliun untuk pembangunan Labuan Bajo, Flores. Dampaknya pasti akan lebih besar lagi,” ujarnya, pada 15 November tahun lalu, sebagaimana dikutip dari cnnindonesia.com. Rencananya, pemerintah akan mengusung konsep wisata tematik seperti bulan madu, motor gede (moge), dan wisata religi. Tujuannya, untuk menarik wisatawan kembali mengunjungi Labuan Bajo usai kedatangan pertama. “Konsep ini yang sedang kami kembangkan dan rencananya akan kami perkenalkan tahun depan (tahun 2020-red),” paparnya. Dari sisi atraksi, ia menyebut beberapa langkah pengembangan meliputi Integrated Tourism Masterplan (ITMP) wisata bahari berkelas dunia, pengembangan kawasan dan infrastruktur dasar di lahan otorita, penguatan narasi dan konten pariwisata kearifan lokal, dan percepatan pengembangan desa wisata. Dalam menyulap Labuan Bajo menjadi destinasi wisata super premium, pemerintah segera menyiapkan sejumlah infrastruktur agar para wisatawan semakin banyak berkunjung ke sana. Salah satunya yakni, memperpanjang landasan pacu serta memperlebar terminal di Bandara Internasional Komodo sehingga lalu lintas di bandara semakin pesat. Penetapan Labuan Bajo sebagai Destinasi Super prioritas oleh pemerintah merupakan peluang emas yang mesti diraih. Demikian pula dengan jumlah hari berkunjung yang dimiliki para wisatawan berkisar 5 hari juga merupakan peluang emas yang perlu diraih. Model pengelolaan destinasi wisata yang menjadikan individu-individu dalam sebuah komunitas sebagai pelaku utama merupakan suatu model pembangunan yang mendukung terwujudnya orang Manggarai Timur yang Seber (Sejahtera, Berdaya dan Berbudaya) dengan salah satu indikatornya yaitu pertumbuhan ekonomi 9,0 pada akhir tahun kelima nanti. Menurut Jokowi, setidaknya ada lima zona atau kawasan yang perlu ditata dalam rangka pengembangan destinasi super premium Labuan Bajo di awal 2020 ini. Pemerintah pun akan melakukan integrasi, baik yang berkaitan dengan kerapian, kebersihan, dan kenyamanan, keamanan bagi para wisatawan, sebagaimana dikutip dari website asumsi.co. “Ada lima zona yang harus kita tata, yakni yang pertama yang ada di Bukit Pramuka, kemudian kedua yang di Kampung Air, ketiga di pelabuhan peti kemas dan dermaga penumpang, dan kemudian yang keempat di kawasan marina, yang kelima di zona Kampung Ujung,” kata Jokowi. Jokowi menyebut lima zona tersebut nantinya akan menjadi sebuah ruang publik tidak terputus yang menghadirkan sebuah landscaping yang indah dan menjadi generator penggerak pembangunan serta pusat aktivitas masyarakat di Labuan Bajo. Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menginginkan pengembangan kawasan pariwisata di Labuan Bajo berjalan selaras dengan pengembangan ekonomi kreatif, sehingga akan memberikan dampak langsung terhadap masyarakat, sebagaimana dikutip dari .inews.id. Wishnutama saat bertemu perwakilan komunitas kreatif Labuan Bajo di Kampung Ujung, Manggarai Barat, mendorong agar para pelaku kreatif tidak hanya memberikan aspirasi, tetapi juga berkontribusi dalam pengembangan ekonomi kreatif Labuan Bajo.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, di Labuan Bajo/foto: Instagram/wishnutama

Sejumlah perwakilan komunitas kreatif di Labuan Bajo di antaranya adalah pelaku-pelaku kreatif yang berkecimpung di industri kopi, lukisan, fotografi, musik dan lain sebagainya.“Ke depannya, usaha pengembangan di kawasan destinasi wisata harus melibatkan pelaku kreatif daerah setempat. Maka, generasi muda di wilayah destinasi dapat memanfaatkan kreativitas mereka untuk membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya,” kata Wishnutama di sela-sela kunjungannya ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, pada 28 November 2019. Ketua Dewan  Pimpinan Cabang Pranmuwisata Indonesia, Kabupaten Manggarai Barat, Sebastian Pandang mengemukakan, ratusan pramuwisata atau pemamdu wisata yang beroperasi di Labuan Bajo saat ini terpaksa menganggur akibat pembatalan paket wisata menyusul merebaknya wabah virus corona atau Covid 19, sebagaimana dikutip dari antaranews.com, 26 Maret 2020. Sebastian menjelaskan, ratusan paket wisata baik domestic mapun mancanegara ke Labuan Bajo yang sebelumnya dipesan hingga Juni 2020 terpaksa dibatalkan akibat wabah Covid 19. “Paket wisata yang sudah deal Maret-Juni 2020 terpaksa dibatalkan karena wabah virus corona ini dan ada wisatawan yang minta pengembalian biaya paket tour yang sudah mereka bayar.” Katanya. Namun demikian, ke depan Labuan Bajo dapat menarik wisata mancanegara cukup signifikan. Apalagi Pemerintah, berencana menjadikan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur sebagai lokasi KTT APEC dan G20 Summit pada 2023. Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur digadang-gadang menjadi lokasi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT APEC dan G20 Summit pada 2023. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan berkunjung ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dikutip dari katadata.co.id pada 27 Desember lalu, Pemerintah sedang menyiapkan lokasi ini sebagai tempat pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dan KTT G20 Summit pada 2023. Labuan Bajo merupakan satu dari 19 desa yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang tengah dikembangkan menjadi kota wisata. Desa ini masuk dalam kecamatan Komodo dengan luas total wilayah mencapai 768,9 km. Bandara Komodo merupakan bandara kedua dengan penumpang terbanyak di wilayah NTT, setelah Bandara Eltari, Kupang.Total penumpang yang datang di bandara ini mencapai 35.284 penumpang pada Oktober, sedangkan total penumpang yang berangkat mencapai 35.173 penumpang. Jumlah tersebut menyumbang 20,82% dari total penumpang yang datang ke provinsi NTT, sebagaimana dikutip dari katadata.co.id. Kendati demikian, pariwisata belum menjadi penyumbang utama perekonomian di wilayah NTT secara keseluruhan. Berdasarkan data BPS pada kuartal III 2019, perekonomian NTT paling banyak disumbang oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Disusul oleh administasi pemerintah, pertanahan, dan jaminan sosial wajib, serta sektor perdagangan eceran besar. Bank Indonesia dalam kajian regional wilayah NTT memproyeksi pertumbuhan wilayah ini pada tahun depan (tahun 2020)  akan berada pada kisaran 5,45% hingga 5,85%, meningkat dibandingkan prakiraan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini sebesar 5% hingga 5,4%. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi NTT akan didorong oleh konsumsi dan investasi, khususnya sektor pariwisata.[] Yuniman Taqwa/foto utama: ist