Rovega,  Premium Houseware Dengan Harga Terjangkau  

Usia baru 10 tahun tapi nama Rovega  sudah menancap dibenak ibu rumahtangga di tanah air. Penetrasi yang begitu cepat boleh jadi karena mengusung tiga difrensiasi di kategori produk houseware yang tidak dimiliki merek lain yang sudah eksis di pasar.  

Beberapa tahun terakhir ini muncul brand Rovega mengisi ceruk pasar houseware berbahan plastik di tanah air. Brand ini cukup diminati segmen ibu rumahtangga dengan beragam desain produknya yang kekinian. Brand  yang mengusung premium houseware  ini mulai diperkenalkan sejak 4 Oktober 2010. Dengan pengalaman 10 tahun dan mendapat bimbingan professional dari advisor  dari Jepang, diyakini mampu sukses di pasaran dalam dan luar negeri.

Rovega merupakan merek lokal yang diposisikan sebagai premium houseware dengan  menggunakan 100% biji plastik murni (virgin) tanpa campuran bahan plastik daur ulang yang menghasilkan produk berkualitas tinggi, higienis, kuat dan terpercaya.

Esmond Tirtajasa, Senior Manager Digital Sales & Marketing PT Rovega Premium Indonesia (Foto: Ist)

Diawal kehadirannya di tanah air,  Rovega meluncurkan produk rak piring plastik dengan berbagai ukuran. Mulai ukuran besar yang mampu menampung beban 20 – 30 kg sampai rak piring ukuran kecil atau portable.  “Rak piring ukuran besar bisa memuat panci, penggorengan, selain piring, gelas dan sebagainya,” jelas Esmond Tirtajasa, Senior Manager Digital Sales & Marketing PT Rovega Premium Indonesia (Rovega).

Lebih lanjut ditambahkan, Rovega menciptakan produk-produk inovatif, warna lebih menarik dan tambahan ekstra fungsi sebagai difrensiasi dibandingkan dengan produk kompetitor. “Tiga tahun yang lalu Rovega memperkenalkan laundry basket (keranjang pakaian-red),” katanya seraya menambahkan, ketika di launching, respon pasar saat itu cukup bagus. Rovega menjadi pioneer untuk kategori keranjang pakaian.

Laundry basket ini, tambah Esmond, multi fungsi. Didesain untuk tempat pakaian kotor, disamping itu dilengkapi dengan wadah penyimpan deterjen. “Di sini ada nilai plus, ada tempat khusus menyimpat deterjen. Kalau produk kompetitor hanya keranjang pakaian tanpa ada tambahan fungsi lainnya,” tambahnya. Laundry basket Rovega pun dilengkapi dengan roda, sehingga konsumen dapat mudah memindahkan ke tempat cucian.

Dengan kata lain, difrensiasi Rovega, menggunakan bahan baku biji plastik berkualitas, desain yang menarik dan multi fungsi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Sedangkan dari segi harga, Rovega kompetitif bila dibandingkan produk kompetitor.

Kepercayaan terhadap brand yang didukung oleh sistem operasional yang canggih, lingkungan yang baik dan produk berkualitas, manajemen Rovega ingin menanamkan rasa bangga terhadap produk karya anak negeri  dan memberikan produk-produk houseware terbaik  untuk kebutuhan rumah tangga.

Di bawah kepemimpinan langsung dari owner yang juga owner dari brand elektronik lokal Sanken, merek ini diyakini telah berhasil membangun dasar yang kuat dalam industri rumah tangga dalam waktu 10 tahun belakangan ini, dan akan terus meningkatkan jajaran produk setiap tahunnya sehingga dapat memberi solusi yang sempurna untuk semua kalangan rumah tangga di Indonesia.

Esmond mengakui,  awalnya Rovega mengalami kesulitan  melakukan penetrasi pasar. Pasalnya, jauh sebelum Rovega dilahirkan, sudah ada brand-brand houseware yang sudah eksis di dalam negeri. “Kebutuhan pasar saat itu sudah dapat terjawab oleh brand-brand sebelumnya yang sudah eksis disini,” kata Esmond kepada pelakubisnis.com, minggu ketiga Mei lalu.

Namun, bila berbicara brand luar negeri, kata Esmond, pasti dapat dikalahkan dari sisi harga, kualitas dan dari segi pasokan barang. “Tentu kita bisa menang melawan brand dari luar negeri. Tapi dari komposisi pasar lokal yang sudah cukup lama di pasar,  Rovega memang membutuhkan sesuatu yang lebih dari produk-produk kompetitor”, kata generasi kedua pemilik brand elektronik Sanken ini.

Rak piring Rovega yang banyak diminati para ibu rumahtangga (Foto: iprice.com)

Apakah yang bisa Rovega berikan lebih dibanding produk kompetitor? Menurut Esmond, Rovega mampu menjawab kebutuhan yang belum dijawab dari produk-produk kompetitor sebelumnya. Rovega masih mendapat celah atas kebutuhan konsumen yang belum bisa dijawab dari brand-brand kompetitor.

Dalam membangun brand Rovega, kata Esmond, ada beberapa kesulitan, seperti membangun channel distribution, menentukan positioning apakah sudah benar di mata konsumen. “Bagaimana bisa membawa Rovega masuk ke dalam pemikiran konsumen? Saya rasa ini cukup sulit. Untungnya pasar di Indonesia sedang berkembang ke era digital, sehingga Rovega sebagai brand baru memfokuskan diri dalam menjalankan strategi pemasaran digital agar bisa menyentuh konsumen lebih mudah dan efisien.

Esmond menambahkan, strategi digital marketing yang dijalankan perusahaan berdasarkan Focus Group Discussion (FGD) internal. Fokus pembahasan biasanya berkisar ke masalah disain produk. Bahkan, pernah satu kejadian  desain yang ingin diproduksi, ternyata tidak bisa diproduksi. “Pernah kita membuat desain yang diyakini pasti bisa merangkul pasar Indonesia. Sudah panggil beberapa konsumen  untuk mengetahui apa saja yang menjadi  kebutuhannya. Namun sayang terkendala pada proses molding  plastic yang ternyata tidak bisa diimplementasikan. Ada yang tidak bisa dijangkau oleh injection molding,”  katanya menceritakan pengalaman beberapa tahun yang silam.

Beruntung ketika launching Rovega, lanjut Esmond, dari  sekitar 20-an jenis produk  hanya satu molding yang tidak bisa dibuat dan mesin masih bisa memproduksi produk-produk yang lain. “Jadi, hanya ada beberapa desain yang tidak bisa dibuat molding-nya, sehingga design-design product yang lain bisa dibuat molding-nya dan dapat diproduksi,”terangnya.

Lebih lanjut ditambahkan, memang entry barrier produk-produk perlengkapan rumahtangga yang terbuat dari plastik mudah ditiru. Namun demikian, Rovega mampu melakukan inovasi lebih cepat dibandingkan dari produk-produk kompetitor. “Kami selalu melakukan analisa mulai dari membuat molding plastic itu sendiri.  Misalnya rak piring merek lain bila dipaksakan memikul beban 20 sampai 30 kg akan rusak. Tapi, Rovega mampu menahan beban 20 sampai 30 kg,” katanya serius seraya menambahkan entry barrier-nya kelihatannya mudah. Tapi ada sisi-sisi lain dari proses produksi Rovega yang sulit ditiru  kompetitor.

Penjualan Laundry Basket mencapai 250 ribu pieces Laundry Basket terjual (Foto.Rovega)

Rovega lebih menekankan pada aspek kesehatan dengan menggunakan raw material dari biji plastik, sehingga produk yang dihasilkan tidak menimbulkan bau. “Rak piring Rovega pun saat ditaruh dipiring basah akan tetap bersih dan bebas rayap. Ada water dryer (pengiring-red). Nah, water dryer ini harus berfungsi dengan baik. Tidak boleh ada lumut terlalu cepat dan sebagainya,” jelas bungsu dari tiga bersaudara ini.

Semua komponen dipikirkan hingga  mampu menjawab kebutuhan pasar dan dipercaya  masyarakat bagi brand yang memiliki positioning terpercaya, higienis dan tahan lama ini.

Esmond  menambahkan, saat awal dipasarkan, Rovega langsung menyerang tradisional market, pasar modern dan online. Walaupun 10 tahun yang lalu market online belum berkembang. Boleh dikatakan  masih test pasar dengan channel online. “Untungnya saat Rovega masuk di modern market waktunya pas. Saat itu belum ada produk sejenis yang bisa memenuhi kebutuhan pasar,” jelasnya.  Dimana saat itu  Rovega membawa   rak piring tertutup dengan kelebihan anti rayap, higienis dan tahan lama.

Tak urung hanya dalam tempo satu setengah tahun Rovega  mampu menyerap kebutuhan pasar. Produk rak piring dengan kapasitas sekitar 30 kg. Sedikitnya ada tiga jenis kategori rak piring dengan ukuran berbeda. Walau awalnya channel distribution lebih dominan di modern market. ”Harga juga cukup terjangkau, mulai Rp 100.000 untuk ukuran rak piring tertutup terkecil, Rp 240.000 sampai Rp 300.000. Dari range price yang ditawarkan,  Rovega menjawab kebutuhan masyarakat,” tambah pria 29 tahun ini.

Sedangkan penetrasi di pasar tradisional, hingga saat ini kata Esmond jauh lebih sulit dibandingkan pasar modern. Tapi  bila  disesuaikan dengan positioningnya,  Rovega memang  lebih cocok ke modern market. Di pasar tradisional sudah ada beberapa brand yang sudah bisa menjawab semua kebutuhan konsumen di segmen itu.

Namun demikian, booming Rovega di pasar modern, menyebabkan penetrasi pasar  tradisional ikut naik dan  bisa ditembus dengan harga terjangkau. “Pada tahap awal penetrasi pasar di modern market dan tradisional berimbang 50%: 50%. Tapi setelah Rovega berhasil menembus pasar ekspor, komposisi berubah  60% lokal dan 40% ekspor,” kata Esmond serius. Sedangkan 60% pasar lokal terdistribusi sebesar 50% pasar tradisional, 35% modern market dan 15% online.

Sejak  Juli 2011, Rovega Preium Houseware telah mengekspor barang ke berbagai negara, antara lain; Saudi Arabia, Uni Emirate Arab, Malaysia, Brunei Darusalam, Mauritius, Maldives, Nigeria, Niger, India, Myanmar, Kuwait, Qatar, Singapore, North Korea dan Yaman.

Menurut Esmond,  branding yang dilakukan Rovega untuk distribusi di pasar tradisional lebih banyak ke display product dan design toko dengan pendekatan aktifitas promosi  bellow the line. “Kami juga melakukan pemasaran melalui sosial media, komunitas-komunitas online dan komunitas-komunitas endorsement, supaya  Rovega lebih terpercaya lagi,” urainya.

Hingga saat ini,  jelas Esmond,  total Stock keeping unit Rovega Premium dari jenis dan   warna mencapai 150 item dengan  65 model produk.

Sementara kapasitas  produk mencapai sekitar 1 juta unit tiap bulannya untuk seluruh model produk. Besarnya kapasitas  produksi tersebut, menurut Esmond  karena Rovega selalu melakukan inovasi produk. Salah satu inovasi produk yang belakangan ini booming di pasar adalah laundry basket.

“Untuk saat ini kami fokus kategori produk kitchen store, termasuk rak galon air mineral. Rak galon ini multi fungsi. Dapat meletakkan barang-barang lain, seperti gulungan kabel dan sebagainya,” lanjutnya serius.

Esmond  menambahkan, yang belakangan ini cukup laris adalah jenis produk  rak piring dan laundry basket. Untuk laundry basket, penjualannya bisa mencapai 250.000 unit pertahun. Demikian juga dengan  rak piring pun bisa terjual sekitar  250.000 pertahun untuk berbagai ukuran.

Pertumbuhan Rovega tiap tahun minimum 5 sampai 10 persen tiap tahunnya. Namun sejak pandemic Covid 19 ini, kata Esmond, kondisinya agak menurun, terutama di lini modern market dan tradisional. “Sebisa mungkin saat ini kami melakukan inovasi pemasaran online. Yang kami harus lakukan saat ini adalah memastikan bahwa Rovega tetap bisa terjangkau konsumen di mana pun mereka berada. Walaupun saat ini terjadi penurunan produksi mencapai 20 persen,” kata Esmond.

Sukses perusahaan keluarga ini membesut  brand Rovega Premium  Houseware  rupanya menginspirasi Edward Tirtajasa  yang tak lain kakak dari Esmond Tirtajasa membawa nama Rovega untuk produk furniture berbahan kayu. Perlu diketahui, tiga bersaudara Eric H Tirtajasa, Edward Tirtajasa dan Esmond Tirtajasa  masing-masing diberi tugas oleh orangtuanya untuk mengelola bisnis keluarga. Bila Eric konsentrasi menjalani perannya memimpin lini produksi produk elektronik Sanken, Edward  lebih memilih menjalankan bisnis furniture   yang sudah lebih dulu menjadi usaha keluarga sejak 20 tahun silam, namun berorientasi ke pasar ekspor.

Kiprah keluarga taipan ini di bisnis furniture rupanya tak perlu disangsikan lagi. Lewat brand Romana, bisnis keluarga yang semula didistribusikan ke pasar luar negeri ini dengan rentang produk   furniture yang terbuat dari kayu seperti rak sepatu, rak piring hingga   perlengkapan tidur bayi, kini sudah mulai masuk pasar lokal dengan menyasar segmen menengah atas. [] Siti Ruslina