Sektor Pariwisata Siap Memasuki New Normal

Membangun citra Indonesia sebagai negara yang siap menghadapi kenormalan baru akan membangun kepercayaan untuk melakukan kunjungan wisata. Sektor ini disinyalir cepat bangkit karena sudah masuk dalam kategori kebutuhan primer!

Kondisi saat ini mengharuskan semua pihak  beradaptasi dan tetap optimistis bahwa pandemi virus Corona atau Covid-19 bisa dilalui dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan secara disiplin. Itu sebabnya seluruh lapisan masyarakat dan stakeholder diharapkan menjalankan protokol kesehatan dengan penuh tanggung jawab dan disiplin. Untuk menekan laju penyebaran dan menghindari ancaman gelombang kedua Covid-19.

Dengan kedisiplinan dari masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan seperti jaga jarak, cuci tangan, dan menggunakan masker saat beraktivitas, dapat membangun kepercayaan wisatawan mancanegara untuk kembali datang ke Tanah Air. “Hal tersebut dapat membangun citra Indonesia sebagai negara yang siap menghadapi kenormalan baru, yang sangat berpengaruh dalam upaya membangun kepercayaan dunia kepada Indonesia,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam keterangannya, pada 20/6.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan,  ada beberapa langkah yang akan dilakukan pemerintah untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang saat ini turut terdampak pandemi Covid-19.

Luhut mengatakan, pemerintah akan meningkatkan porsi penerimaan negara dari wisatawan domesik yang semula 55 persen, naik menjadi 70 persen serta mendorong kedatangan wisatawan asing kelas A dan B.

“Kita mengurangi turis-turis kelas C. Dari survei tren menunjukkan lebih banyak turis yang berada yang akan datang ke Indonesia. Oleh karena itu persiapan kita juga harus baik,” kata Luhut dalam diskusi virtual dengan tema Penyediaan dan Akses Permodalan bagi UMKM Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada 12/6, sebagaimana dikutip dari bisnis.com.

Sementara Pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) secara resmi telah mengesahkan protokol kesehatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) yang disusun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama para pemangku kepentingan dan kementerian terkait.

Protokol kesehatan sektor parekraf disahkan melalui KMK Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf R. Kurleni Ukar dalam keterangannya, pada 22/6 mengatakan, protokol kesehatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif disusun berlandaskan atas tiga isu utama. “Yakni kebersihan, kesehatan, dan keamanan,” kata Kurleni Ukar.

KMK tersebut diantaranya mengatur protokol untuk hotel/penginapan/homestay/ asrama dan sejenisnya, rumah makan/restoran dan sejenisnya, lokasi daya tarik wisata, moda transportasi, jasa ekonomi kreatif, jasa penyelenggara event/pertemuan, serta tempat dan fasilitas umum lainnya yang terkait erat dengan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Selanjutnya, protokol dapat digunakan sebagai acuan bagi seluruh pihak, yakni kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan masyarakat. Termasuk asosiasi, pengelola, pemilik, pekerja, dan pengunjung pada tempat dan fasilitas umum.

Kehadiran protokol kesehatan ini diharapkan dapat mendukung rencana pembukaan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif secara bertahap sehingga dapat menggerakkan kembali usaha pariwisata dan ekonomi kreatif, sektor yang paling terdampak dari pandemi Covid-19. Namun demikian, keputusan terkait pembukaan kembali usaha pariwisata tentu harus disesuaikan dengan tingkat risiko wilayah penyebaran Covid-19 dan kemampuan daerah dalam mengendalikan Covid-19.

“Pemerintah daerah dan para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan dapat mempersiapkan dan melaksanakan protokol kesehatan sesuai dengan keputusan yang ditandatangani oleh Menteri Kesehatan,” kata Kurleni Ukar.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia, mengatakan, saat ini pihaknya sedang membuka secara bertahap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Provinsi DKI Jakarta dengan penerapan protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan yang ketat.

“Salah satunya adalah pemberlakuan kapasitas di masing-masing tempat wisata sebanyak 50 persen atau setengah dari kapasitas maksimal,” kata Cucu Kurnia saat sesi diskusi “Sosialisasi Kenormalan Baru di Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif” yang ditayangkan secara live streaming di akun YouTube Kemenparekraf, pada 20/6.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya telah menyusun protokol kenormalan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Dimana masing-masing industri memiliki pendekatan yang berbeda dalam penerapan protokol kenormalan baru.

Taman Impian Jaya Ancol juga dibuka kembali dan melayani pengunjungnya mulai  Sabtu, 20 Juni 2020. Demikian rilis yang disampaikan Rika Lestari Dept. Head Corporate Communication PT Taman Impian Jaya Ancol Tbk (Ancol).

Taman Impian Jaya Ancol mulai dibuka pada 20/6/foto: Doc Ancol

Menurutnya mekanisme pembelian tiket dan reservasi selama masa operasional terbatas, Manajemen Taman Impian Jaya Ancol tidak melayani pembelian tiket di loket Ancol secara tunai. Pembelian tiket hanya dilakukan secara daring/online melalui website resmi Ancol.

Pengunjung wajib mengisi data diri dan formulir pernyataan yang tercantum dalam website. Pembelian tiket dapat dilakukan selama kuota masih ada, namun untuk reservasi khusus pengguna annual pass dan juga pembelian di mitra online travel agent atau OTA wajib dilakukan H-2 sebelum kunjungan.

Manajemen Ancol melakukan pembatasan jumlah pengunjung secara bertahap sampai dengan 50% dari kapasitas normal serta tidak memperbolehkan anak dibawah usia 5 tahun, Ibu hamil, dan usia diatas 50 tahun rekreasi di Ancol.

Selain itu selama masa PSBB Transisi, Manajemen Ancol hanya mengijinkan warga ber-KTP DKI Jakarta saja yang dapat melakukan pembelian tiket dan reservasi untuk berekreasi ke Ancol, di luar area tersebut akan dilakukan penyesuaian dikemudian hari melihat situasi dan kondisi pandemi covid-19.

Selama masa transisi ini,  Manajemen Ancol akan memberlakukan penyesuaian kegiatan operasional. Unit rekreasi juga akan dilakukan pembukaan secara bertahap, yang akan dibuka terlebih dahulu adalah kawasan Pantai, Allianz Ecopark, Pasar Seni, Dunia Fantasi (Dufan), Ocean Dream Samudra dan Sea World Ancol, serta restoran yang berada di dalam kawasan Ancol dan penginapan Putri Duyung Resort serta Pulau Bidadari. Sementara untuk unit rekreasi air Atlantis Water Adventures dipersiapkan akan dibuka pada tahap selanjutnya.

Penerapan protokol kesehatan Covid-19 menjadi proritas Manajemen yang diterapkan kepada seluruh pengunjung, karyawan dan mitra yang ada dalam kawasan Ancol. Batas suhu maksimal yang ditetapkan adalah 37,3℃. Melewati batas tersebut, maka tidak dapat memasuki kawasan Ancol atau menjadwalkan kembali kunjungannya.

Penggunaan masker yang menutup hidung dan mulut serta membawa masker cadangan merupakan hal wajib. Pengaturan jaga jarak fisik juga diberlakukan di semua area dengan jarak 1,5 – 2 meter. Diharapkan agar calon pengunjung dapat mentaati semua protokol yang ditetapkan dan mempersiapkan diri dengan membawa peralatan pribadi seperti alat makan serta alat ibadah, juga dianjurkan untuk membawa hand sanitizer pribadi bila diperlukan setiap saat.

Sementara Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali Made Ariandi yakin ekonomi Bali akan mampu kembali menggeliat menuju new normal sesuai dengan wacana Pemerintah Provinsi Bali dari masa pandemi covid-19 pada Agustus 2020 mendatang.

Menurut Ariandi, kebangkitan ekonomi Bali dalam posisi new normal ini sangat bisa tercapai pada Agustus mendatang. Kondisi itu juga melihat perkembangan secara global. Di antaranya Eropa, Amerika yang sudah mulai melakukan aktivitas dengan standar keamanan WHO, bahkan Filipina yang memiliki standar penanganan covid-19 di bawah Indonesia sudah mulai membuka sejumlah tempat layanan publik dan mall dengan standar keamanan siap berdampingan dengan covid, sebagaimana dikutip dari bisnisbali.com, pada 26 Mei lalu.

Indonesia termasuk Bali, kata Ariandi,  harus mulai bersiap membangkitkan ekonomi, khususnya yang mempunyai daya dukung terhadap sektor pariwisata. Kebangkitan ekonomi Bali dalam posisi new normal ini sangat bisa dilakukan pada Agustus mendatang. Catatannya adalah, perkembangan kasus positif covid-19 di Bali tidak melebihi posisi tertinggi sebelumnya atau cenderung turun, sehingga Juni ini sudah mulai melakukan persiapan ke arah new normal.

Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengajak para pelaku seni dan pariwisata untuk bersiap menggiatkan kembali sektor tersebut untuk menyambut era new normal ini. Anas pun menegaskan bahwa pariwisata yang diusung Banyuwangi kini adalah pariwisata bersih, sehat, dan aman.

“Kami terus melakukan sosialisasi kepada pelaku wisata dan pelaku seni untuk terus menerapkan protokol kesehatan di sektor wisata. Termasuk kemarin dengan pelaku seni, saya mengajak mereka bagaimana menampilkan atraksi yang menarik namun tetap bisa aman dari sisi kesehatan baik untuk pelaku maupun wisatawannya,” kata Bupati Anas, pada 18/6, sebagaimana dikutip dari beritajatim.com.

Lebih lanjut ditambahkan, akan dimulainya era new normal oleh pemerintah pusat tentu menjadi angin segar bagi banyak pihak di berbagai sektor ekonomi termasuk pariwisata. Namun di era ini protokol kesehatan ketat menjadi syarat yang harus dipatuhi semua orang termasuk seniman dan budayawan.

“Kita harus mulai bangkit kembali untuk menggeliatkan pariwisata. Maka, perlu diingat jika paradigma pariwisata kita sekarang adalah pariwisata sehat dan aman,” ujar Bupati Anas.

Anas menjelaskan terkait penerapan pariwisata sehat dan aman. Termasuk sejumlah strategi baru pariwisata new normal ala Banyuwangi. Antara lain penekanan pada protokol kesehatan bagi pelaku wisata. “Misalnya, para penampil seni harus memastikan dirinya dalam kondisi fit saat perform. Jaga jarak saat tampil, begitu pun jaga interaksi dengan penonton, jangan terlalu dekat. Itu nanti jadi jualan yang memikat wisatawan,” ujarnya.

Selain itu, Pemerintah bakal membuka wisata alam yang berisiko rendah penularan Covid-19 setelah ditutup beberapa bulan terakhir akibat pandemi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusbandio mengatakan pembukaan pariwisata alam dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan. “Banyak pelaku sektor pariwisata yang sangat menanti kebijakan ini karena selama tiga bulan terakhir mereka sangat terdampak,” ujarnya dalam konferensi video di Jakarta, pada  22/6.

Banyuwangi siap buka sektor pariwisata/foto: doc. Kemenpar

Kesiapan pemerintah daerah, kata dia, pelaku industri, dan masyarakat secara umum dinilai sangat penting di samping kondisi Covid-19 di setiap daerah juga harus sudah kondusif. Sejauh ini, Wishnutama memandang persiapan protokol kesehatan di Bali dan Banyuwangi sudah berjalan baik. Diharapkan daerah-daerah lain juga melakukan hal yang sama sebelum membuka sektor pariwisata dan wisata alam di tengah kenormalan baru.

Dia mengatakan pariwisata merupakan sektor yang sangat bergantung pada kepercayaan wisatawan domestik maupun internasional dalam memberikan rasa aman, sehat, dan nyaman. Sehingga, kepercayaan harus segera dibangun lagi agar industri pariwisata segera bangkit. “Jangan sampai dalam pelaksanaannya nanti malah ada peningkatan kasus baru,” kata dia. Jika pemerintah daerah, pelaku industri, dan masyarakat umum tidak hati-hati dalam membuka pariwisata dan wisata alam saat new normal, maka dampak ekonominya bisa jauh lebih buruk, sebagaimana dikutip dari trenasia.com

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan hingga saat ini tercatat 29 taman nasional dan taman wisata alam sudah bisa dibuka secara bertahap dan diproyeksikan hingga pertengahan Juli 2020. “Setelah itu kita akan cek kembali beberapa lokasi lain yang juga bisa dibuka secara bertahap,” kata dia.

Sejumlah lokasi yang sudah bisa dibuka secara bertahap seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan, dan Sumatra Selatan.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), yang dikutip dari katakini.com, mengatakan optimis pariwasata menjadi salah satu sektor yang akan segera bangkit di era gaya hidup baru. Pemerintah diharapkan bisa memberikan insentif khusus untuk merangsang para wisatawan kembali membanjiri obyek wisata dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Bamsoet mengatakan, pada dasarnya kehidupan masyarakat terhadap wisata sangat tinggi. Jika dahulu pariwisata hanya masuk dalam kategori kebutuha tersier, kini sudah menjadim kebutuhan primer. Bahkan masyarakat rela menabung untuk mempersiapkan wisata ke berbagai tempat[] Siti Ruslina/Yuniman Taqwa Nurdin/foto ilustrasi utama/Doc. Kemenpar