Gairah Kebangkitan Otomotif pada 2021

Tahun lalu, pasar otomotif tergerus sampai 45% dibandingkan tahun 2019. Namun pada 2021 industri ini diprediksi mulai bangkit dan akan mengalami kenaikan pasar lebih dari 50%  dibandingkan tahun lalu. Apa indikatornya?

Sejumlah kalangan menilai tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan 2020. Apalagi  minggu kedua Januari 2021, program vaksinasi Covid-19 mulai dijalankan.  Bahkan pemerintah menargetkan selama 15 bulan  – Januari 2021 sampai Maret 2022 – total penduduk Indonesia yang divaksin mencapai   181,5 juta jiwa. Target sebesar itu  untuk mencapai herd immunity di Indonesia.

Herd immunity atau kekebalan kelompok adalah kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit, semakin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena tidak banyak orang yang dapat terinfeksi.

Boleh jadi fenomena itu yang mendorong optimis pertumbuhan ekonomi  Indonesia di tahun 2021. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Prof. Nury Effendi, Ph.D, memproyeksikan perekonomian domestik maupun global perlahan akan membaik pada 2021. Sekalipun pandemi Covid-19 masih terus eskalasi, ekonomi global diperkirakan akan tumbuh sekitar 4 – 5 persen pada 2021.  “Intinya untuk 2021, hampir semua lembaga menyatakan optimis,” ujar Prof. Nury, sebagaimana dikutip dari laman Unpad, pada 14/12 lalu.

Walau tahun lalu, industri otomotif merupakan salah satu sektor yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) serta pelemahan daya beli masyarakat membuat penjualan mobil dan motor anjlok pada kuartal II 2020. Kondisi terparah  pada Mei,” kata Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra dalam acara Indonesia Industry Outlook 2021, November lalu.

Secara nasional penjualan otomotif nasional, penjualan ritel otomotif Indonesia di tahun 2020 mencapai sekitar 578 ribu unit, atau turun 45% dibandingkan tahun 2019. Sementara itu, Daihatsu, misalnya,  dapat mencapai 100.026 unit, turun 44% dari tahun lalu. Performa Daihatsu lebih baik daripada pasar nasional, sehingga market share Daihatsu mengalami kenaikan sebesar 0,3% menjadi 17,3% di akhir tahun 2020.

penjualan mobil anjlok akiba pandemi Covid-19 (grafik Gaikondo)

Penjualan Daihatsu didominasi oleh 3 model utama, yaitu Sigra dengan capaian sebanyak 26.219 unit (berkontribusi 26,2%), diikuti oleh Gran Max Pick-Up 24.297 unit (24,3%), dan Terios 14.493 unit (14,5%).

“Daihatsu bersyukur dapat menutup tahun 2020 dengan market share 17,3%. Penurunan penjualan Daihatsu juga masih lebih baik dibandingkan penurunan pasar secara nasional,” ujar Amelia Tjandra, Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM).

Amelia mengatakan, penjualan otomotif nasional selama semester 2 terus menunjukkan tren peningkatan. Hal ini merupakan sinyal positif untuk memasuki tahun 2021, walaupun pandemi masih berlangsung, sebagaimana yang dikutip dalam rilis yang yang dikerluarkan Daihatsu, 13/1.

Sementara Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memprediksi penjualan mobil di 2021 mendatang akan mengalami kenaikan lebih dari 50% dibanding tahun 2020. Kenaikan ini seiring dengan membaiknya perekonomian dalam negeri yang ditargetkan pemerintah bisa tumbuh 3%-5% tahun ini.

Tren tersebut mulai kelihatan menjelang akhir tahun lalu. Pasar mobil Indonesia mulai merangkak naik. Proyeksi pada 2021 pasar akan mulai menggeliat kembali, terlebih dengan adanya vaksin Covid-19 yang sudah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo ( Jokowi) akan diberikan kepada masyarakat secara gratis.

Meski Industri otomotif di tanah air terkena dampak cukup berat akibat pandemi Covid-19, tapi terus dipacu agar semakin memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional. Berbagai kebijakan dan stimulus telah dirancang pemerintah guna membangkitkan kembali gairah usaha para produsen kendaraan bermotor tersebut.

“Apalagi, industri otomotif merupakan satu dari tujuh sektor yang mendapat prioritas pengembangan dalam implementasi industri 4.0 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Sabtu (17/10).

Menteri Perindustria: industri otomotif salah satu dari tujuh sektor industri penerapan makin Indonesia 4.0

Menperin menyebutkan, potensi pengembangan industri otomotif didukung dengan Indonesia menjadi pasar terbesar kendaraan bermotor di ASEAN dari sekitar sembilan negara, dengan kontribusi 32%. “Pada 2019, lebih dari 1 juta kendaraan dijual di dalam negeri, dan 300.000 telah diekspor ke seluruh dunia,” ungkapnya.

Agus mengemukakan, saat ini terdapat peluang yang cukup besar dalam menopang industri otomotif di tanah air, yakni dengan adanya industri modifikasi kendaraan yang semakin tumbuh dan berkembang. “Sebab, perkembangan industri modifikasi juga berdampak pada meningkatnya penjualan otomotif secara nasional,” terangnya.

Keunggulan produk otomotif yang dibuat oleh pabrikan di Indonesia telah diakui hingga kancah global. Hal ini tercermin dari capaian Indonesia yang menjadi negara eksportir kendaraan completely built up (CBU) ke lebih dari 80 negara tujuan. Lima negara tujuan utama tersebut di antaranya, yaitu Filipina, Saudi Arabia, Jepang, Meksiko, dan Vietnam.

Amelia, berharap adanya vaksin akan membuat kondisi di Tanah Air semakin membaik, terutama dalam perekonomian. “Semoga vaksin yang akan didistribusikan tahun 2021 bisa memberikan efek keperekonomian di Indoensia. Tapi sebenarnya bukan hanya sekadar hadirnya vaksin saja, tapi juga hal lainnya,” ucap Amel beberapa waktu lalu, sebagaimana dikutip dari kompas.com.

Menurut Amel, selain dari vaksin, faktor penentu yang tak kalah penting dari membaiknya kondisi ekonomi adalah dari sisi sosial politik. Bila kondisi politik Indonesia di 2021 mulus dan terkendali, tidak ada isu-isu, atau hal yang negatif, maka bisnis akan kembali berjalan dengan baik.

Pandemi Covid 19 juga akan merubah pola masyarakat Indonesia yang mungkin sebelumnya cenderung menggunakan angkutan online. Dalam dua sampai tiga tahun ke depan, masyarakat Indonesia akan lebih berhati-hati dan cenderung naik kendaraan pribadi karena jauh lebih aman. Diharap adanya kemungkinan perubahan tren ini akan meningkatkan industri otomotif.

Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi, pandemi virus corona (Covid-19) membuat sejumlah merek mobil yang telah melakukan pendekatan menjadi berpikir dua kali sebelum terjun ke industri otomotif Indonesia. “Mungkin belum, karena pasar lagi berat. Saya belum lihat yang benar-benar,” kata Nangoi, Kamis 7 Januari 2021 seperti dikutip CNN Indonesia.

Nangoi menambahkan, produsen-produsen tersebut masih mempertimbangkan kondisi pasar Indonesia tahun ini yang sepenuhnya belum keluar dari masa sulit seperti tahun 2020 yang lalu. Pasar mobil Indonesia pada 2020 diperkirakan pada angka 525 ribu unit, turun dari 2019 yang berhasil mencapai lebih dari 1 juta unit. Untuk 2021, GAIKINDO menargetkan penjualan naik ke 750 ribu unit.

“Ya mereka pasti pertanyakan market tahun ini bagaimana, daya beli seperti apa. Prediksi saja tahun ini 750 ribu unit dan kapasitas kita produksi hingga 2,4 juta. Nah yang sudah punya pabrik dan sudah jualan saja mati-matian mempertahankan eksistensinya,” kata Nangoi.

Berdasarkan data keanggotaan GAIKINDO, sepanjang 2020 ada beberapa merek baru muncul seperti MG dan Hong Yan yang dibawa PT SAIC Motor Indonesia. Lalu di luar GAIKINDO juga ada merek seperti Skywell yang dibawa PT Kendaraan Listrik Indonesia.

Sementara, Ketua I GAIKINDO Jongkie D Sugiarto mengungkapkan, telah mengajukan relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) ke Kementerian Perindustrian. Jongkie mengusulkan paling tidak pengurangan bisa diberikan selama enam bulan ke depan sampai pertengahan tahun ini. Pengurangan yang diajukan pun bukan untuk semua jenis mobil, namun hanya untuk mobil dengan harga Rp 300 juta ke bawah.

Saat ini penjualan mobil berkisar 50 ribu unit per bulan. Jongkie mengungkapkan jika penjualan meningkat di angka 70 hingga 80 ribu unit, artinya produksi kembali pulih. Hal ini menjadi kesempatan baik bagi pabrik komponen, pabrik ban, kaca yang memiliki banyak karyawan. Jongkie mengharapkan harga untuk mobil tertentu bisa diturunkan, agar tingkat pembelian masyarakat meningkat, sehingga produksi bisa berjalan kembali, sebagaimana dikutip dari gaikindo.or.id.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang sebelumnya sudah mengusulkan relaksasi pajak ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden sebenarnya sudah menyetujui usulan ini, namun belum terealisasikan. “PPnBM ini sudah kita usulkan dan saya laporkan ke Presiden, dan secara prinsip beliau setuju. Tapi Kementerian Keuangan masih dalam proses hitung-menghitung, wajar saja bagi mereka karena mereka bendahara negara yang tentu mereka punya penilaian sendiri, posisi sendiri,” ujar Agus dalam konferensi pers akhir tahun 2020 dan outlook Industri 2021 beberapa waktu lalu, seperti dikutip CNBC Indonesia.

Menurut Agus, objek pengelolaan Kementerian Keuangan sangat besar. Tak mudah untuk memprioritaskan salah satu sektor, jika bisa menimbulkan dampak pada sektor lainnya. Ia menyebutkan harus melewati izin Kementerian Keuangan untuk memastikan insentif pajak dicairkan secara resmi. Sebagai penyelenggara negara, pengelolaan Kemenkeu lebih komprehensif, sehingga pihaknya belum mendapatkan lampu hijau dari Kemenkeu ungkapnya. Agus menegaskan hal ini seharusnya tidak membuat kecil hati, pasalnya sektor industri otomotif saat ini sudah tumbuh. Ia bersyukur pencapaian sektor otomotif di kuartal ketiga 2020 lebih baik dibanding kuartal kedua 2020

Optimisme pasar otomotif pada tahun ini akan kembali pulih dibandingkan tahun lalu bukan tanpa alasan. Prediksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini bertengger di kisaran 4 -5 persen, program pemulihan ekonomi nasional (PEN) terus berlanjut pada tahun ini, dan vaksinasi yang ditargetkan pemerintah mencapai  181,5 juta jiwa atau sekitar 70% dari total penduduk Indonesia, menjadi daya dorong industri otomotif beserta industri penunjangnya bangkit kembali di tahun ini. Semoga…! [] Yuniman Taqwa/foto ilustrasi utama: ist