Kemenperin Dorong Peningkatan Kolaborasi IKM dan Startup Teknologi

Jakarta, 8 April 2021, pelakubisnis.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan perusahaan startup teknologi. Hal ini karena startup merupakan penyedia teknologi (technology provider) yang punya peran penting dalam membangun ekosistem Making Indonesia 4.0.

“Untuk itu, Kemenperin mendorong implementasi teknologi di sektor industri dan masyarakat dengan solusi teknologi dari tech startup Indonesia, sehingga IKM dapat menjadi early adopter teknologi,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka pra-konferensi INDONESIA PARTNER COUNTRY HANNOVER MESSE 2021: TECH STARTUP FOR MAKING INDONESIA 4.0 di Jakarta, pada 7/4.

Early adopter merupakan pelaku industri yang sensitif dan berpikiran terbuka terhadap penggunaan teknologi baru dan aktif menggunakan teknologi digital. Untuk mendorong terbentuknya ekosistem Making Indonesia 4.0, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) menggelar Startup4Industry setiap tahun.

Program itu bertujuan memunculkan solusi-solusi teknologi dari para pelaku startup teknologi sebagai penghubung kebutuhan industri dan masyarakat dengan para penyedia teknologi (tech provider). “Sehingga, startup mampu memberikan layanan teknologi yang mudah dipakai oleh para pelaku IKM,” jelas Agus.

Dukungan Kemenperin terhadap tech startup juga ditunjukkan melalui fasilitasi terhadap perusahaan-perusahaan tersebut untuk mengikuti ajang Hannover Messe 2021. Dari 63 startup asal Indonesia yang mengikuti Hannover Messe 2021, 23 perusahaan di antaranya adalah peserta Startup4industry. “Hal ini menunjukkan kualitas program Startup4industry telah mampu mengantarkan para startup untuk tampil di ajang global,” tegasnya.

Salah satu startup teknologi binaan program Startup4industry berhasil meraih Hermes Startup Award Hannover Messe2020. Penghargaan internasional ini diberikan kepada perusahaan di bidang inovasi teknologi yang memberikan manfaat kepada industri, lingkungan, dan masyarakat. “Kami sangat bangga terhadap prestasi yang diraih salah satu startup, yaitu PT. Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) di ajang Hannover Messe, tempat lahirnya industri 4.0,” ujar Agus.

Menperin berharap kegiatan Pra-Konferensi Hannover Messe 2021 dapat mendorong sinergi untuk mempercepat pertumbuhan industri di Indonesia melalui penerapan industri 4.0.“Kami mendorong lebih banyak startup yang dapat mengakselerasi transformasi teknologi di industridenganlebih cepat sehingga industri, khususnya IKM, lebih produktif, lebih unggul, dan berdaya saing,” kata Menperin.

Bergegas adopsi teknologi

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih menyampaikan, unit usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini mencapai 4,4 juta unit usaha. “Ini menunjukkan bahwa sektor IKM dapat menjadi untapped market bagi para startup,” ujar Gati.

Untuk itu, Kemenperin menjalankan program-program penguatan IKM dengan dukungan teknologi, antara lain Startup4industry. “Kami juga mengusung lima sasaran transformasi teknologi bagi IKM, yaitu e-Smart IKM, Smart Sentra, Smart Material Center, Smart Packaging Center, dan Smart IKM,” papar Gati.

Ia menambahkan, tema pra-konferensi “Tech Startup for Making Indonesia 4.0” bertujuan untuk menampilkan berbagai kebijakan dan capaian dalam perjalanan mengimplementasikan Industri 4.0 dengan solusi teknologi dari tech startup Indonesia. “Ini sejalan dengan momentum pelaksanaan HM 2021 yang diharapkan dapat mendorong industri kecil dan menengah untuk bergegas mengadopsi teknologi agar terus bertumbuh,” katanya.

Perusahaan startup yang hadir sebagai pembicara dalam pra-konferensi HM 2021 adalah Machine Vision yang bergerak di bidang industrial internet of things dan AR/VR di industri manufaktur, MSMB di bidang internet of things, drone, dan kecerdasan buatan untuk agro industri, Neurabot di bidang kecerdasan buatan dan robotik untuk sektor kesehatan, serta Solusi 247 yang begerak di bidang big data analysis, kecerdasan buatan, dan radar untuk sektor komunikasi dan pertahanan.

Muhammad Ali Fikri selaku CEO PT. Machine Vision Indonesia memaparkan, perusahaannya merupakan peserta dari program Startup4Industry angkatan pertama. Perusahaan tersebut memanfaatkan Industrial Internet of Things dan AR/VR menuju Industri 4.0. Sebagai digital transformation start up, Machine Vision Indonesia membantu perusahaan, khususnya manufaktur, untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan proses produksi.

“Kami berharap semakin banyak perusahaan yang aware dan menginvestasikan serta mengaplikasikan teknologi digital manufacturing untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensinya, yang dapat meningkatkan pendapatan dan perekonomian,” tutur Ali.

Sementara itu, PT. MSMB yang bergerak di bidang teknologi pertanian berusaha menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi, yaitu antara teknologi pertanian dan agrobisnis. Co-Founder PT. MSMB, Bayu Dwi Apri Nugroho mengatakan, MSMB mengembangkan machine learning untuk menerjemahkan data kondisi lahan secara realtime yang terhubung dengan aplikasi yang bisa diunduh melalui perangkat smartphone.

“Di beberapa lokasi, teknologi ini mendatangkan banyak manfaat seperti peningkatan produktivitas hasil tani, misalnya semula 8 ton per hektar menjadi 12 ton per hektar. IKM juga dapat melakukan dan efisiensi biaya produksi untuk pemupukan karena menyajikan data yang presisi terkait kebutuhan tiap tanaman,” tambah Bayu.

Indarto Neura selaku CEO PT. Neurabot menjelaskan bahwa teknologi industri 4.0 juga telah diimplementasikan di bidang kesehatan. Teknologi laboratorium digital merupakan solusi untuk bisa melakukan skrining penyakit dengan cepat dan efisien. “Neurabot menjadi salah satu konsorsium untuk penanganan Covid-19 dengan menggunakan data ct-scan untuk mendeteksi adanya virus sebagai screening awal,” kata Indarto.

Kemudian, Huda Nurul Laily selaku Vice President Marketing dan Sales PT. Dua Empat Tujuh (Solusi 247) menyampaikan, perusahaan tersebut berupaya membangun talent bangsa dengan cara memperkenalkan teknologi pengolahan data ke perguruan tinggi di Indonesia. “Data merupakan hal yang sangat berharga saat ini. Antara lain menjadi dasar pengambilan keputusan perusahaan. Harapannya, supaya lebih banyak talent yang memiliki kompetensi dalam mengolah big data,” jelas Nurul.[]sp