Langkah Strategis KALBE di Tangan Vidjongtius

Puluhan tahun Vidjongtius menakhodai lini distribusi  produk over the counter (OTC)  PT Kalbe Farma Tbk, hingga perusahaan tumbuh secara organic,  melakukan merger dan akuisisi.  Kini ia memimpin  semua bisnis perusahaan farmasi ini  dengan membawa nilai-nilai filosofi yang dibangun founder. Seperti apa sepak terjangnya?

Dari awal membangun PT Kalbe Farma Tbk (KALBE),   dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D. (Khouw Liep Boen) yang akrab disapa dr Boen akan  memberikan tahtanya kepada para profesional. Sang owner KALBE ini mengatakan, sukses perusahaan, survive nya perusahaan, terletak pada manusianya.

Dalam kacamata dr Boen, manusia yang pintar dan terbaiklah yang  mampu membawa perusahaan terus bertumbuh. Diakuinya, sejak awal ia sudah mempercayakan pengelolaan perusahaaan kepada profesional.

Diakuinya, sejak 1970-an ia sudah mempersiapkan bibit-bibit unggul untuk posisi manajemen puncak di masa depan lewat program management trainee. Selain  yang terbaik, pintar, dan memiliki emotional intelligence tinggi, dr Boen juga sangat mengedepankan faktor dedikasi, disiplin dan integritas bagi para profesional andalannya.

Sosok Vidjongtius menjadi salah satu kandidat 5 besar orang kepercayaan dr Boen yang masuk dalam kriteria di atas. Tak pelak, setelah 25 tahun memberikan dedikasi dan integritasnya kepada KALBE, pria kelahiran Pontianak, 5 Juli 1954 ini melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 5 Juni 2017 kemudian diangkat  sebagai Direktur Utama.

Vidjongtius bersama Jajaran Direksi KALBE

Pembawaannya  ramah dengan tutur kata yang lembut dan diakui beberapa karyawannya, Vidjongtius orang yang sabar dan tenang, juga pengambil keputusan yang bijak karena ia mampu menyelaraskan keinginan antara karyawan dan manajemen.

Di luar sikapnya itu, Vidjongtius memiliki skill tak hanya jago di bidang keuangan, ia juga mafhum di bidang distribusi dan IT (information technology).

Potensi pasar yang cukup besar untuk berkembang dan merambah mancanegara, terlebih cara pandang dr. Boen yang modern dan sangat inovatif, mendorong Vidjongtius bergabung dengan KALBE.  Ia mengaku,  termasuk salah satu profesional yang loyal terhadap KALBE.  Pasalnya, perusahaan memberikan ruang gerak yang bebas bagi para profesional untuk berkarya dan berinovasi.

Lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti Jakarta tahun 1985 ini,  sebelumnya sejak lulus kuliah awalnya meniti karir di Drs. Joseph Susilo and Partners Accountant Office dan juga sebagai Dosen di STIE Trisakti.

Vidjongtius memulai karirnya tahun 1990 di KALBE sebagai Asisten II (staf) di Bagian Keuangan dan Akuntansi. Kariernya terus menanjak. Selang dua tahun kemudian, ia dipercaya menjadi Manajer Keuangan dan Akuntansi. Hanya setahun bertahan di posisi itu, ia mendapat promosi baru  menduduki posisi salah satu manajemen puncak di anak perusahaan KALBE, PT Dankos Laboratories. Hanya empat tahun ia menempati pos Direktur Keuangan  Dankos, ia ditarik lagi ke KALBE dengan posisi Direktur Keuangan merangkap Sekretaris Korporat di tahun 1997.

Tak lama menempati posisi Direktur Keuangan merangkap Sekretaris Korporat,  bapak dua anak ini diserahi tanggung jawab sebagai Presdir PT Enseval Putera Megatrading Tbk (Enseval), anak perusahaan perseroan di bidang distribusi.

Peran dan tanggung jawab yang  diemban Vidjongtius di Enseval lebih besar dari sebelumnya. Pasalnya, distribusi merupakan ujung tombak bagi kesuksesan penjualan produk-produk KALBE. Apalagi, ia pun masih bertanggung jawab untuk divisi teknologi informasi (TI) secara keseluruhan. “Saya memiliki pekerjaan rumah untuk mengintegrasikan seluruh sistem TI di dalam perusahaan,” tutur Vidjongtius yang memang gemar mengutak-atik komputer.

Kesuksesan KALBE menjadi pioneer dalam pengembangan “self medicated” atau over the counter –OTC- yang harganya cukup terjangkau oleh masyarakat, tak lepas dari kinerja Enseval yang berada di barisan depan sebagai distributor. Produk-produk seperti Kalpanax,Promag dan Procold menjadi pemimpin pasar dan menjadi Original Brand andalan perusahaan.

Sejumlah award diiperoleh perusahaan farmasi yang masuk TOP 10 Most Admired Company 2015  dan  memiliki dua jalur produk, yaitu ethical yang berkembang melalui resep-resep dokter dan OTC.

Di jalur ethical  Indonesia, KALBE  telah menjangkau 70% dokter umum, 90% dokter spesialis, 100% rumah sakit, 100% apotek untuk pasar obat-obat resep, serta 80% untuk pasar produk kesehatan dan nutrisi.

Sedangkan di jalur OTC , perusahaan memiliki   kekuatan dari merek-merek original yang sudah bertahan lama selama puluhan tahun. Berbagai penyegaran dilakukan agar merek ini terawat,   baik rejufinasi pada produk  maupun pada kemasan. Ada beberapa yang menjadi unggulan di kategori OTC, terutama produk- produk antasit (produk untuk lambung), salah satu yang sudah puluhan tahun kita kenal adalah Promag.

Tak sedikit merek obat OTC KALBE yang  menancap dibenak konsumen, bahkan hampir rata-rata menjadi top of mind di pasar Indonesia. Beberapa yang sangat dikenal masyarakat Indonesia diantaranya obat panu Kalpanax, obat diare Entrostop, obat batuk Woods, Mixagrip, dan  obat maag, Promag yang menjadi merk generic di pasar obat-obatan yang dijual bebas. Dari Dankos, ada produk multivitamin yang sangat kuat di pasar, yaitu Fatigon yang  diklaim sempat menempati posisi  nomor satu di kategori produk multivitamin.

Tayangan iklan-iklannya baik di media cetak maupun di televisi  yang lumayan intens membuat  produk-produk buatan  Kalbe Farma tersebut melekat kuat di masyarakat. ”Kami kembangkan   Entrostop Herbal dan Entrostop Anak yang menjadi produk obat diare anak cair pertama,”kata Vidjongtius mengutip ulasan Majalah SWA beberapa tahun silam.

Alhasil KALBE terus bertumbuh. Dari  RUPST pertengahan 2017 lalu  persero membagikan deviden tunai untuk tahun buku 2016 bernilai total Rp1,033 triliun, atau mencapai sekitar 44,8% dari total laba bersih 2016 yang bernilai Rp2,3 triliun.

Di triwulan pertama 2017, persero mencatat penjualan  Rp4,9 triliun. Itu menunjukkan kenaikan sekitar 7,7% dibandingkan dengan realisasi penjualan perseroan di periode yang sama pada 2016 sebesar Rp4,55 triliun. Sementara itu, laba kotor tumbuh 9.9% menjadi Rp 2,41 triliun pada triwulan pertama 2017. Tercatat laba bersih sebesar Rp 596,35 miliar, tumbuh 3,5% dibandingkan per Maret 2016 sebesar Rp 576,34 miliar.

Hingga kini, pertumbuhan kinerja usaha KALBE ditopang oleh seluruh lini operasi dari 35 entitas bisnisnya. Sebagai andalan,  melalui  Kalbe  Nutritionals (sebelumnya  PT Sanghiang Perkasa-red) , ada produk nutrisi  yang s merupakan kontributor terbesar bagi penjualan KALBE yang menyumbang Rp1,42 triliun dengan tingkat pertumbuhan 12% pada triwulan pertama 2017.

Bersama Dirut Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo. Foto:pelakubisnis.com

Kalbe Nutritionals secara aktif melakukan pengembangan produk nutrisi guna mempertajam komitmen bisnis makanan dan minuman kesehatan.”Saat ini Kalbe Nutritionals telah memberi kontribusi  terbesar hingga 30% dari total revenue KALBE,  disusul divisi obat-obatan yang menyumbang sekitar 25%,”kata Vidjongtius menjawab pertanyaan pelakubisnis.com di acara Penandatangan Kerjasama Kalbe Nutritionals dengan Citilink Maret lalu.

Kontributor terbesar kedua adalah bisnis distribusi obat. Dari bisnis tersebut, KALBE membukukan pendapatan Rp 1,4 triliun. Itu menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,4% pada triwulan pertama 2017 dibandingkan periode yang sama pada 2016.

Dari sisi produk, obat resep memberikan kontribusi sebesar Rp1,2 triliun. Kinerja tersebut tumbuh 4,5% dibandingkan Rp1,15 triliun pada periode sama tahun lalu. Sisanya, penjualan KALBE diperoleh dari produk  kesehatan lainnya sebesar Rp 880,5 miliar, tumbuh 10,7% pada kuartal pertama tahun ini.

Menurut Vidjongtius, saat ini tak cukup melakukan kegiatan marketing dengan pola-pola lama, Kalbe Farma pun mengikuti tren zaman. Melakukan kegiatan marketing yang lebih atraktif dan kreatif. Tak heran bila  bersama 35 anak perusahaannya KALBE berupaya mengambil hati pasar dengan kegiatan yang mungkin tidak terpikir oleh orang lain.

Selain itu, filosofi pendiri harus terus dibawa karena banyak memiliki nilai-nilai positif yang memberikan spirit setiap insan di dalam perusahaan.  Diakui Vidjongtius, sampai sekarang ia dan jajaran direksi lainnya masih sering berinteraksi dengan dr Boen. Untuk event keluarga besar Kalbe, Boen selalu menyempatkan hadir dan berinteraksi dengan karyawan. “dr. Boen itu orangnya partisipatif. Ia selalu menyertakan setiap orang untuk terlibat dalam satu perbincangan,” ujar Vidjongtius yang mengaku sering berinteraksi dengan Boen.

Sejak didirikan pada 1966, pendiri KALBE  telah mewariskan nilai-nilai perusahaan yang kini menjadi pedoman bersikap dan bertindak bagi seluruh karyawan Grup KALBE yang tercermin lewat 5 rumusan  “Kalbe Panca Sradha”. Isinya “Saling percaya adalah perekat di antara kami”, “Kesadaran penuh adalah dasar setiap tindakan kami”, “Inovasi adalah kunci keberhasilan kami”, “Bertekad untuk menjadi yang terbaik”, dan “Saling keterkaitan adalah panduan hidup kami.”

Ke depan, ada beberapa keinginan Boen yang ingin diwujudkannya. Pertama, Kalbe terus tumbuh dan bertahan. Kedua, kepemilikan keluarga di Kalbe tetap ada, setidak-tidaknya sampai generasi kelima. Dan ketiga, Kalbe menjadi perusahaan kelas dunia. “Sekarang kami sudah melangkah ke regional, selanjutnya mendunia,” tegas dr Boen.

 

Langkah Strategis KALBE

Bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang bergerak di bidang kesehatan. Diantaranya mendirikan PT Innogene Kabiotect Pte. Ltd., sebuah perusahaan riset dan pengembangan The National Cancer Centre Singapure.

Perusahaan yang  tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 1991 ini juga  menjalin kerjasama strategis dengan Morinaga  mendirikan pabrik susu bernilai investasi Rp500 miliar. Di akhir tahun 2015 KALBE membuat perusahaan patungan bersama Genexine Inc. asal Korea dengan nama PT Kalbe-Genexine Biologics dengan nilai investasi Rp 130 miliar untuk pengembangan produk di pasar regional.

KALBE juga membangun pabrik obat patungan (joint venture) di Thailand guna memperkuat penetrasi pasar di Asia Tenggara. Akselerasi pertumbuhan ekspor obat ke kawasan ini diharapkan perseroan bisa dijaga dengan adanya pabrik baru tersebut.

Sementara di Myanmar, Vidjongtius menyebut tahun ini KALBE investasi pabrik di Myanmar yang memerlukan investasi sekitar Rp 200 miliar. Jumlah tersebut masuk ke dalam rencana belanja modal perseroan tahun ini senilai Rp 1,5 triliun.

Dalam pembangunan pabrik, sambungnya, KALBE akan membentuk perusahaan joint venture bersama mitra local di Myanmar. Ia memastikan perseroan akan menjadi pemegang saham mayoritas. Diperkirakan pembangunan fisik akan berlangsung dalam tempo 1-2 tahun. Sementara itu, proses sertifikasi ditargetkan selesai dalam 1 tahun.“Di pasar ekspor kami kuat di Myanmar, Philipina, terutama untuk produk-produk nutrisi seperti Diabetasol, Susu Zee cukup laku. Di kategori obat generic, .Mixagrip nomor 1 di Myanmar, penguasa pasar. Di Philipina kontribusi terbesar. Kontribusi ekspor terhadap pendapatan baru 6%. Mudah-mudahan setiap tahun bisa naik 1%, ”ungkap mantan Presdir PT Enseval Putera Megatrading Tbk ini.

KALBE  menandatangani nota kesepahaman bersama dengan dua perusahaan Selandia Baru yaitu Fonterra dan Westland Milk Products. Nota kesepahaman yang ditandatangi itu adalah kerjasama dengan Fontera di bidang pengembangan kualitas produk nutrisi dan kerjasama jaminan supply bahan baku untuk produk nutrisi dengan Westland Milk Products. Penandatanganan ini dilakukan dalam forum bisnis yang dilaksanakan di sela – sela kunjungan Presiden RI di Wellington, Selandia Baru, Maret lalu.

Kerjasama ini ditandatangani oleh Irawati Setiady – Presiden Komisaris Kalbe Group, dan Ongkie Tedjasurja – Direktur Kalbe Farma dan Presiden Direktur Nutritional Division bersama dengan Direksi dari Fonterra dan Westland Milk Products.

KALBE  melalui anak usaha PT Kalbio Global Medika (KGM) meresmikan pabrik bahan baku obat dan produk biologi yang berlokasi di Cikarang. Peresmian pabrik dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Ir H. Joko Widodo dengan didampingi oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp. M, Menteri Perindustrian Ir. Airlangga Hartarto, MBA MMT. dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Ir. Penny K. Lukito, MCP. “Peresmian pabrik bahan baku obat dan produk biologi ini merupakan bentuk komitmen Kalbe untuk mengambil inisiatif dan mendorong terciptanya industri farmasi yang terintegrasi, khususnya dalam hal kemandirian bahan baku, penguasaan teknologi serta peningkatan ekspor,” ujar Vidjongtius.

Di tahun ini juga KALBE melalui anak perusahaannya PT Innolab Sains Internasional (PT ISI) meluncurkan Laboratorium Klinik Kalgen Innolab.  Laboratorium Klinik Kalgen Innolab merupakan usaha patungan investasi asing antara Indonesia dan Jepang yang pertama di bidang laboratorium klinik yang telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sesuai Peraturan Menteri Kesehatan nomor 411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik. PT Innolab Sains Internasional merupakan perusahaan Joint Venture antara PT Kalbio Global Medika (anak perusahaan Kalbe) dengan Health Science Research Institute, Inc. (HSRI), atau ‘Hoken Kagaku Kenkyujo (HKK)’ dalam bahasa Jepang dan Toyota Tsusho Corporation (TTC).[] Siti Ruslina