Pelaku Bisnis

Menteri Edhy Panen Ikan Sidat di Banyuwangi

Banyuwangi, 12 Juli 2020, pelakubisnis.com  – Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menutup rangkaian kunjungan kerjanya menyusuri pantai utara Jawa (Pantura) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Di daerah yang mendapat julukan ‘The Sunrise of Java’ ini, Menteri Edhy meninjau potensi budidaya serta memanen ikan sidat yang terletak di Desa Bomo, Kecamatan Blimbingsari.

Menurut Edhy, sidat termasuk salah satu ikan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, baik di pasar ekspor, maupun domestik. Sebagai gambaran, harga ikan sidat bisa mencapai Rp500 ribu per kilogram.

“Ada potensi besar yang bisa kita tingkatkan di salah satu industri perikanan kita, yaitu sidat, ini kita perkuat,” kata Menteri Edhy di Banyuwangi, pada 10/7.

Edhy menambahkan, , salah satu olahan sidat asal yang terkenal ialah unagi atau diasap. Bahkan, Edhy menyebut unagi produksi Indonesia tak kalah lezat dibanding negara lain. Dia berharap, pengelolaan budidaya sidat di daerah ini bisa terus dikembangkan dengan melibatkan masyarakat sekitar.

“Unagi Indonesia itu cukup mahal, paling mahal diantara unagi yang ada. Mudah-mudahan dengan adanya kunjungan ini kita terus bisa melihat langkah-langkah untuk meningkatkan produksi di budidayanya dengan melibatkan masyarakat,” sambungnya.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga mendorong budidaya ikan sidat dilakukan di daerah lain. Edhy memastikan, pihaknya siap membantu segala hal yang diperlukan, termasuk perizinan, pemasaran dan kemudahan-kemudahan lainnya bagi pelaku usaha dalam melakukan kegiatan.

Terlebih sebagai ikan asli Indonesia, sidat tersebar di berbagai daerah, utamanya yang memiliki muara sungai. “Ini yang akan kita terus dorong seperti ini harus kita dukung,” jelas Menteri Edhy.

Kendati mendukung peluang budidaya sidat, Edhy meminta pengusaha yang tertarik untuk melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam melakukan usahanya. Seperti menerapkan pola inti-plasma guna memacu kesejahteraan di sekitarnya.

Di tempat yang sama, Ardi Budiono, Head of Aquaculture Division JAPFA, pegelola budidaya sidat di Desa Bomo, mengungkapkan pihaknya menerapkan proses produksi terintegrasi serta menerapkan budidaya berkelanjutan melalui sistem restocking.

Walaupun Indonesia tengah dilanda pandemi Covid-19, dia berkomitken untuk terus menjaga keberlanjutan rantai pasokan pangan dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan semua pihak sesuai dengan protokol kesehatan.

“Sejak tahun 2015, kami mengembalikan lebih dari 250 ribu ekor sidat ke habitatnya.”

Sebagai informasi, diperkirakan total panen budidaya ikan sidat di Desa Bomo kali ini mencapai 2 ton, dengan lama masa pemeliharaan 27 bulan. Adapun ukuran saat dipanen seberat 250 gram/ekor. Dalam kegiatan ini, Menteri Edhy turut didampingi Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.[] sp

 

Exit mobile version