Kerjasama Semua Pihak, Kunci Pemulihan Ekonomi Indonesia

Jakarta, 4 November 2020, pelakubisnis.com – Pemulihan ekonomi Indonesia akibat krisis pandemi tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Untuk bangkit dari keterpurukan duo krisis kesehatan dan ekonomi dibutuhkan kerjasama semua elemen bangsa untuk mengatasinya termasuk kalangan entrepreneurs dan pelaku usaha.

Demikian disampaikan  Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto di gelaran Indonesia Industry Outlook #IIO2021 Conference secara daring dengan tema: 2021: It’s Time to Win-Back “Reimagine, Recover, Regain” yang diselenggarakan oleh Inventure, pada 4/11.

Dengan semangat persatuan Sumpah Pemuda, Airlangga meyakini Indonesia akan bisa cepat keluar dari krisis pandemi. “Kita harus menggelorakan semangat persatuan dan kerjasama seluruh elemen bangsa dalam menangani pandemi COVID-19. Dengan perjuangan dan kerjasama yang kuat kita dapat melampaui pandemi secara bersama-sama,” kata Airlangga.

Menurut Airlangga, Indonesia saat ini sudah memasuki masa pemulihan, dan pemerintah yakin momentum pemulihan ini akan terus berlangsung hingga tahun 2021. Keyakinan tersebut muncul dari berbagai indikator kinerja ekonomi nasional yang mulai membaik.

Di tahun 2020 Indonesia akan mencapai pertumbuhan berkisar -1,6% hingga 06% sehingga Indonesia akan berada di range pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari negara lain. Utilisasi sektor industri sudah membaik rata-rata di angka 55%. Di samping itu juga terjadi penurunan risiko investasi dimana nilai indeks saham membaik dan kapitalisasi pasar mulai pulih kembali.

Sementara itu peningkatan aktivitas ekonomi terlihat dari mulai menggeliatnya industri manufaktur tercermin dari indeks PMI (Purchashing Manager Index) yang diharapkan berada di jalur di atas 50 (ekspansif). Sektor industri dasar dan aneka industri juga mengalami pemulihan dimana sektor-sektor tersebut naik 50% dibanding Maret 2020.

Airlangga juga melihat bahwa upaya-upaya pemulihan ekonomi sudah menunjukkan tren yang positif sehingga berimbas pada bangkitnya sektor manufaktur. Bangkitnya industri pengolahan ini terlihat dari peningkatan impor bahan baku dan barang modal, dan neraca perdagangan di triwulan ketiga surplus menjadi $8 miliar. Sehingga di triwulan keempat diharapkan semuanya akan positif terutama daya beli masyarakat dan peningkatan investasi.

Perbaikan tak hanya di sektor riil, tapi juga di pasar modal dan sektor keuangan. Indeks harga saham Indonesia sudah mencapai 5159 dan kurs rupiah sudah mencapai Rp 14.585 per 3 November. Kinerja emiten juga 63% masih membukukan profit, dan sejalan dengan kondisi yang membaik, investment grade Indonesia berada di posisi BBB di bulan Agustus 2020 lalu.

Indonesia Industry Outlook #IIO2021 dilaksanakan 4-6 November 2020 menampilkan 40 CEO/BOD dari 40 industri top di Indonesia seperti banking, otomotif, ritel, hingga UKM. Dalam gelaran ini juga akan diluncurkan buku berjudul; Industry Megashifts 2021″ merupakan hasil kajian Inventure mengenai prospek industri di 2021. []sr