Bisnis Properti di Serang Masih Menjanjikan

Serang dan Cilegon masih menjanjikan bisnis properti. wilayah tersebut  merupakan kawasan industri yang diapit jalan tol dan pelabuhan, merupakan nilai strategis untuk mendulang untung di bisnis properti.

Tren investasi di Banten terus menunjukkan grafik positif dan juga selalu masuk dalam 5 besar tujuan investasi di Indonesia, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA).

Berdasarkan data, Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) di Banten, dari 2017 hingga 2019 menunjukkan tren investasi yang positif. Realisasi 2017 mencapai Rp55,8 triliun dari 3.148 proyek dengan serapan tenaga kerja 109.291 orang, lalu 2018 realisasinya naik menjadi Rp56,52 triliun dari 4.159 proyek dengan serapan pekerja 44.939 orang. Kemudian, pada 2019 realisasi investasi mencapai Rp48,73 triliun dari 4.954 proyek, dengan serapan pekerja 48.258 orang. Dan realisasi Januari-September 2020 mencapai Rp42,02 triliun dari 6.952 proyek dengan serapan 51.316 tenaga kerja.

Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Banten, Mahdani, setidaknya terdapat dua daerah yang sangat potensial untuk investasi properti di Provinsi Banten, yakni di Serang dan Cilegon.  Banten sangat potensial dilihat dari sejumlah indikator pendukungnya, sebagaimana dikutip dari dpmptsp.bantenprov.go.id.

Tak pelak, kebutuhan sektor properti, terutama perumahan di Banten masih cukup tinggi. Dengan populasi lebih dari 12 juta jiwa pada 2019 (Data BPS Banten), kebutuhan rumah menjadi sangat tinggi, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang di sekitar kawasan industri.

Apalagi Serang sebagai pintu masuk ke pulau Jawa dari bagian barat, Kabupaten dan Kota Serang, memiliki daya tarik bagi pertumbuhan industri properti. Serang diapit berbagai fasilitas strategis mulai dari jalan tol, pelabuhan, dan beberapa kawasan industri. Itu sebabnya, permintaan atas perumahan di Serang terus meningkat. Para pengembang berpacu mengembangkan berbagai hunian dengan berbagai konsep andalannya. Investasi sektor properti merupakan salah satu sektor yang paling menguntungkan dan diburu para investor di kota ini.

Pada 2018, misalnya kebutuhan rumah di Banten diestimasi mencapai 500 ribu unit, sementara pada 2019 Provinsi Banten memiliki jumlah backlog cukup tinggi, sebesar 6.355 KK. Berdasarkan catatan Realestat Indonesia (REI), besarnya kebutuhan rumah di Banten didorong tingginya arus urbanisasi, mengingat banyaknya industri yang beroperasi di sana.

Keberadaan industri-industri besar di Kota Cilegon juga sangat mendukung bagi bertumbuhnya sektor properti. Tingginya kebutuhan masyarakat Kota Cilegon terhadap hunian yang nyaman dan bersih dari polusi menjadi angin segar bagi para pengembang properti. Beberapa pengembang perumahan elit sudah banyak menanamkan modalnya di sektor properti. Tingginya aktifitas produksi, perdagangan dan distribusi barang, juga membuka peluang dibukanya kawasan-kawasan pergudangan dan transportasi logistik. Selain properti, peluang lain seperti perhotelan, apartemen, dan pusat perbelanjaan masih terbuka lebar di kota baja ini.

Kawasan industri Krakaatau steel pada malam hari/ foto kiec.co.id

Investasi sektor industri masih jadi primadona di Kota Cilegon salah satunya kawasan industri Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) seluas 2500 hektar. Akhir Desember 2019 lalu, Presiden RI Joko Widodo meresmikan pabrik baru polyethylene (PE) PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) senilai US$ 380 juta. Chandra Asri menambah kapasitas produksi polyethylene sebesar 400.000 ton per tahun sehingga menjadikan total kapasitas 736.000 ton per tahun. Selain menambah kapasitas produksi polyethylene Chandra Asri juga fokus mengembangkan kompleks petrokimia kedua dengan investasi sekitar Rp 60-80 triliun.

Saat ini, Provinsi Banten sendiri menjadi daerah pemasok rumah subsidi kedua terbesar di Indonesia, setelah Jawa Barat, sehingga kebutuhan akan perumahan menjadi peluang bagi pengembang, baik perumahan untuk kelas menengah ke bawah (bersubsidi) maupun kelas menengah ke atas.

“Ditambah bonus demografi yang terjadi di Indonesia pada sekitar 2020-2030 akan membuat kebutuhan rumah meningkat pesat. Hal ini tentu memunculkan potensi bisnis yang luar biasa bagi pengembang dan juga perbankan dari sisi pembiayaan,” ujar , Mahdani,

Banten juga  salah satu kawasan industri yang lokasinya relatif dekat dengan Ibu Kota Jakarta. Kawasan Cilegon, misalnya,  selama ini bisa dikatakan luput dari perhatian para pengembang, khususnya pengembang Apartemen. Padahal potensi pasar Apartemen di salah satu kota di Provinsi Banten tersebut tidak kalah dibanding kawasan lainnya di Jabodetabek.

Bayangkan saja, tidak kurang dari 133 industri besar dengan sekitar 38 ribu tenaga ahli dan ekspatriat bekerja di kawasan Cilegon dan sekitarnya. Potensi ini semakin besar dengan adanya destinasi wisata di kawasan tersebut. Diperkirakan kunjungan wisata terutama untuk tujuan wisata Anyer dan sekitarnya mencapai 1.100 ribu-an pengunjung setiap tahunnya, sebagaimana dikutip dari indonesiahousing.co

Cilegon, sebagai daerah kawasan industri, menjadikan sektor properti juga sangat cocok untuk dikembangkan. Selain memiliki risiko investasi yang rendah dan keuntungan yang tinggi, keuntungan berinvestasi properti di Cilegon didukung oleh lokasi geografis yang merupakan jalur penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, sehingga ini akan memicu permintaan sektor lainnya seperti hotel, pusat perbelanjaan, dan restoran, sebagaimana dikutip sultantv.co.

Peluang inilah yang sekarang mulai dilirik para pengembang untuk membangun hunian jangkung di Kota Cilegon. Adalah PT. PP Properti Tbk, yang jeli dan berani menjadi pionir untuk membangun Apartemen di Kota Cilegon. Hadir  dengan proyek GreenPark Terrace, pengembang ‘pelat merah’ itu optimis 1.031 unit yang sedang dibangun saat ini akan segera terserap pasar.

“Melihat peluang yang ada, dan dengan segala keunggulan yang dimiliki GreenPark Terrace, kami sangat yakin proyek ini akan disambut baik investor maupun end user,” ungkap Lilis Komariah, Direktur Marketing GreenPark Terrace Cilegon, sebagaimana dikutip dari indonesiahousing.co

Menurut Lilis, sebagai apartemen pertama di Kota Cilegon, kehadiran GreenPark ini memang sudah lama dinantikan masyarakat dan para karyawan dan ekspatriat di kawasan industri Cilegon. “GreenPark ini akan sangat menguntungkan mereka. Karena lokasinya yang berada di Kota Cilegon serta yang begitu dekat dengan kawasan industri. Akses menuju ke GreenPark juga sangat menunjang, dan hanya 5 menit dari pintu Tol Cilegon Barat,” terangnya.

Selain property, Serang juga dinilai sangat potensial bagi pertumbuhan industri kreatif, hotel, restoran, kawasan atau pusat perbelanjaan, dan wisata. Apalagi, Gubernur Banten Wahidin Halim memberikan ruang pada sektor industri kreatif sebagai salah satu jenis investasi baru yang potensial.“Sektor baru yang ditawarkan adalah bidang usaha ekonomi kreatif dan fasilitasi terhadap para UMKM dan startup dalam membuka usaha”m,” ujar Mahdani.

Kebijakan relaksasi pemerintah di berbagai sektor, dan penurunan tingkat suku bunga menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi. Peluang ini dimanfaatkan masyarakat yang ingin berinvestasi di sektor property atau mereka yang ingin mencari hunian.

Pelaku usaha properti pun bergerak cepat agar bangkit dari tekanan pandemi Covid-19 yang melanda sepanjang 2020. Awal tahun ini, vaksinasi Covid-19 sudah dimulai pemerintah memberikan kepercayaan pada pelaku usaha aktivitas ekonomi akan segera pulih.[] Yuniman Taqwa/foto ilustrasi utama: citragardenbmw.com