Persaingan E-Commerce Penuh”Warna”, Tapi Perlu Sustainability

Jakarta, 26 Februari 2019, pelakubisnis.com – Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (IDEA) Ignatius Untung mengatakan, perkembangan e-commerce saat ini memasuki fase ketiga dengan  ditandai persaingan yang makin beragam. Di samping itu, ekspansi dan raihan kepercayaan konsumen makin banyak pilihan.

“Bersamaan dengan meluasnya jaringan internet 4G, pembahasan terkait perusahaan rintisan yang memiliki valuasi US$1 milliar pun kian gencar,” kata Untung kepada wartawan di Jakarta, pada 26/2.

Ia menambahkan kini ada empat unicorn yang muncul di Indonesia. Sejak itu, persaingan e-commerce semakin berwarna. Beberapa pemain tumbuh kian kokoh, tapi ada pula pemain yang akhirnya harus menutup bisnisnya.

Lebih lanjut ditambahkan,  tidak sedikit pemain e-commerce berasal dari luar negeri dan didukung dengan modal yang sangat besar. Pertanyaannya, bagaimana agar bisnis ini tetap sustain?

Indonesia merupakan pasar besar yang menarik bagi e-commerce, dan salah satu kunci sukses bagi bisnis e-commerce adalah kepercayaan konsumen. Ada temuan yang menarik dari hasil survei yang dilakukan IDEA belum lama ini. Survei tersebut dilakukan terhadap konsumen di kawasan Jabodetabek, dengan rentang usia 34 tahun, dan menggunakan jasa e-commerce 4 hingga 7 kali per bulan.

Konsumen cenderung lebih percaya pada e-commerce yang sudah berdiri lama. Inovasi yang dilakukan dan lamanya usia sebuah usaha e-commerce menjadi bukti bahwa perusahaan itu layak dipercaya.

“Perusahaan yang sudah lama, setidaknya 10 tahun, berkecimpung di platform  digital akan semakin membuat konsumen merasa  aman berbelanja. Bukan sekedar percaya, tapi merasa begitu nyaman ketika harus bertransaksi melalui platform digital,” tambah Untung.

Namun demikian, Untung menambahkan sustainability tak kalah penting dengan sebutan unicorn bagi semua e-commerce. Bertahan di banyak kondisi selama bertahun-tahun menjadi salah satu tolak ukur e-commerce yang sustain.

Sementara CEO Bhinneka.com Hendrik Tio mengatakan, market e-commerce di Indonesia masih sangat besar. “Kalau masyarakat biasa mulai membeli produk-produk melalui e-commerce, itu baru pasar e-commerce maksimal,” katanya. Tapi sampai saat ini hal itu belum terjadi. Artinya pasar e-commerce masih terbuka lebar.

Hendrik menambahkan, masalah sustainability amat penting. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan mencari market baru dan  melakukan kolaborasi. Bhinneka.com kini berusia 26 tahun dan masih tetap eksis. []sr