Tangkap Peluang Bisnis Waralaba Lewat Usaha Minuman Kopi Javapuccino

PT Javapuccino Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang food & beverages franchise yang berdiri sejak 2008.

Berbekal semangat dan kerja keras yang dimiliki sejak kecil, Asmui Kammuri berhasil menaklukkan Jakarta. Bahkan kini bisnisnya semakin menggurita ke banyak daerah di Indonesia.

Muhammad Asmui Kammuri tak pernah menyangka bila usaha yang awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar uang kuliahnya, bisa berkembang pesat sampai sekarang. Maklum, Asmui kecil lahir sebagai anak petani yang hanya mampu memberinya makan dan sekolah. Sejak berusia sembilan tahun, Asmui sudah membuat batubata yang dia jual ke tukang bangunan di Salatiga untuk membantu kehidupan orang tuanya.

Tahun 2006 ia menginjakkan kaki di Jakarta. Tujuan utamanya adalah bekerja. Mulai jadi agen distribusi pulsa elektrik sampai menjadi guru les door to door. Dari hasil pekerjaan-pekerjaan yang ia lakoni, hasilnya ia tabung untuk mendaftar kuliah di Fakultas Ekonomi UIN Jakarta.

Saat itu ia lalui hari-hari dengan kuliah dan mengajar. Sempat membuka konter pulsa di 2007, tapi usahanya bangkrut. Kemudian ia pindah menjadi penjual kerupuk. Menyuplai ke warteg sampai kelas restoran, bisnis jualan kerupuk dan mengajar berjalan dengan baik, namun mengalami kemunduran karena karyawan sering keluar masuk.

Menjalani aktifitas kuliah sambil bekerja memang bukan perkara mudah. Ia harus pandai memenej waktu. Tak pelak, ia sering telat masuk kelas dan kena omelan dosen.

Hingga awal Pebruari 2008 muncullah ide untuk membuat usaha dekat kampus, agar tetap bisa menjalani usaha sambil kuliah. Hasil tabungan dari usaha sebelumnya yang besarnya sekitar Rp 3 juta, ia membuat gerai minuman.

Awalnya saya hanya menjual minuman teh. Di samping Masjid Fatullah UIN Jakarta. Walaupun hanya di pinggir jalan , tetapi respon pembeli sangat bagus. Hasil saya berjualan satu hari sebanding dengan hasil saya mengajar satu minggu. Nah inilah usaha yang saya idamkan”, kenang pria kelahiran Semarang, 24 Oktober 1986 ini tentang cikal bakal kelahiran Javapuccino yang kini berubah menjadi Javacchino Coffee.

Tahun 2009 Javacchino berkembang dari 1 booth hingga 26 booth. Selain membuka booth sendiri, ia juga membuka sistem kemitraan. Lalu tahun 2010, kuliahnya hampir selesai dan ia pun bisa lebih fokus menjalankan usaha. Melakukan promosi online dan hasilnya luar biasa.

Hampir 70% penjualan kemitraan Javacchino dari promo online. Dalam hal ini Asmui membuat website dan promosi lewat social media.

Pertumbuhan gerai Javacchino tidak hanya di Jakarta tapi merambah hingga 5 Pulau di Indonesia (Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Di awal tahun 2011, jumlah outlet kami mencapai 236 outlet,”papar peraih Penghargaan Wirausaha Muda Sukses Terbaik 2011 dari Kementerian Koperasi dan UKM RI ini.

Sumber : YouTube

Dengan investasi awal termurah Rp. 12,5 juta mitra Javacchino bisa balik modal dengan cepat. Itujanji Asmui kepada calon mitra. Dengan catatan, sang mitra harus piawai membidik selera konsumen, karena Javacchino meramu aneka produk minuman kopi, teh dan yang menarik minat masyarakat dari berbagai kalangan.

Tahun 2011 ia membuat brand baru dengan nama Solopuccino, dengan konsep cafe shop. Asmui berharap, agar bisa berkembang ke berbagai penjuru. Penggunaan nama ini tampaknya tidak mengurangi minat franchisee.

Peluang bisnis kemitraan minuman kopi memang masih banyak dilirik para pelaku bisnis. Investasi Solopuccino ditawarkan mulai Rp 250 juta sampai Rp 600 jutaan. Dengan investasi itu, mitra diperkirakan balik modal dalam waktu kurang lebih dua tahun.

Baca juga: Ouval Research (Sch.), The Famous Brand Generasi Muda

Kopi telah menjadi minuman tradisi sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Baik pagi, siang, sore maupun malam, berbagai lapisan masyarakat meluangkan waktunya untuk bersantai minum kopi. Jangan heran, jika peluang bisnis kemitraan minuman kopi masih dilirik para pelaku usaha.

Asmui mengklaim, keunggulan kemitraan Solopuccino adalah hidangan menunya yang lengkap. Selain minuman kopi, Solopuccino juga menyediakan menu makanan berat dan ringan. Harga menu yang ditawarkan Solopuccino cukup terjangkau dari Rp 10.000-Rp 50.000 per porsi.

Belajar dari pengelolaan Javacchino dan Solopuccino, Asmui merambah ke bisnis makanan dengan membangun restoran cepat saji.

Ide membuka restoran cepat saji ini dikarenakan jika membuka cafe shop ramainya umumnya sore sampai dengan malam. Pagi sampai sore hanya beberapa tamu yang singgah.

Akhir tahun 2012 bisnisnya berkembang ke restoran yang direalisikan lewat Chicken Day.

Konsep restoran seperti KFC, difokuskan buat pasar luar jawa, dan kemudian merambah ke pulau Jawa. “Buka pertama di Sampit. Di sana belum ada kompetitor. Lokasi yang memang bagus, kita konsep restorannya ala Jakarta. Pertumbuhannya bagus sekali,”ujar peraih Best Seller Franchise & Business Opportunity , Indonesia Franchise Award 2010 ini.

Chicken Day mengusung konsep restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng, keunikan dari restoran ini adalah menyajikan menu olahan ayam goreng dengan lima saus dan sambal khas, yaitu sambal terasi, sambal cabai hijau, sambal bawang, saus keju pedas, dan saus barbeque pedas.

Selain menu ayam goreng chicken day juga menyajikan menu masakan indonesia lainya, seperti nasi goreng kari, burger saus padang, aneka sayap goreng pedas, ice cream. Mosnter french fries atau kentang goreng extra panjang, dan menu minuman khas lainya.

saat ini gerai Chicken Day telah hadir di beberapa kota di Indonesia, antara lain : jakarta, Bogor, Sorong, Timika, Ende Flores, Solok sumbar, Semarang, Salatiga, Nganjuk, Tulung Agung, Blitar, Tuban, Sidoarjo, Jombang, Padang, Tasikmalaya, Banjarmasin, Palangkaraya, Jambi dan kota lainya.

Paket waralaba Chicken Day dijual mulai 250 juta untuk tipe foodcourt, 400 juta untuk tipe resto, dan 600 juta untuk tipe cafe resto.

Untuk lokasi yang kecil namun strategis Chicken day menawarkan konsep container, dimana konsep ini diharapkan bisa melayani pembeli dengan konsep take away atau dine in di lokasi yang areanya terbatas.
Selanjutnya masih dibawah bendera PT. Javapuccino Indonesia. an tradisi sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Baik pagi, siang, sore maupun malam, berbagai lapisan masyarakat meluangkan waktunya untuk bersantai minum kopi. Jangan heran, jika peluang bisnis kemitraan minuman kopi masih dilirik para pelaku usaha.

Asmui mengklaim, keunggulan kemitraan Solopuccino adalah hidangan menunya yang lengkap. Selain minuman kopi, Solopuccino juga menyediakan menu makanan berat dan ringan. Harga menu yang ditawarkan Solopuccino cukup terjangkau dari Rp 10.000-Rp 50.000 per porsi.

Belajar dari pengelolaan Javapuccino dan Solopuccino, Asmui merambah ke bisnis makanan dengan membangun restoran.

Akhir tahun 2012 bisnisnya berkembang ke restoran yang direalisikan lewat Javachicken.

Konsep restoran seperti KFC, difokuskan buat pasar Kalimantan dan Sulawesi. “Buka pertama di Sampit. Di sana belum ada kompetitor. Lokasi yang memang bagus, kita konsep restorannya ala Jakarta. Pertumbuhannya bagus sekali,”ujar peraih Best Seller Franchise & Business Opportunity , Indonesia Franchise Award 2010 ini.

Dari usaha jasa boga  ia  membangun Resto Bebek Kanoman dan Chicken Day. Chicken Day  lahir sebagai jawaban atas permintaan pasar terhadap konsep restoran fastfood dengan konsep modern dengan menu yang lengkap.  Sedangkan Bebek Kanoman mengusung konsep resto tradisional menu  bebek goreng khas Cirebon dan empal gentong Cirebon. Investasi membangun 1 gerai franchise Bebek Kanoman ditawarkan mulai harga Rp 250 juta – Rp 1 milyar.

Baca juga: Kloom Clogs Shop, Karya Anak Bangsa

Tak puas hanya berhenti di satu bidang usaha, Pemenang “Terbaik 1 Wira Usaha Mandiri 2010 Bank Mandiri” ini memperluas bisnisnya di bidang sepatu, mengusung merek Della Luce. Pasarnya adalah kalangan menengah  atas. Sepatu-sepatu itu diproduksi di Bogor dan dipasarkan ke seluruh Indonesia dengan sistem reseller.

Dalam menjalankan usaha sepatu, Asmui menggandeng istrinya, Wiwi Winarti, sebagai ujung tombak  lewat bendera  PT Pancaksuji Makmur.  Sepatu-sepatu yang diproduksi lebih banyak menyasar konsumen wanita.

Tak ada energi yang terbuang sia-sia, bila kita mau berusaha dan memperjuangkannya secara total. Seperti itulah prinsip Asmui dalam menjalani usahanya. []Siti Ruslina