Ekonomi Digital Kikis Kesenjangan Sosial

Jakarta, 16 September 2021 – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mendukung digitalisasi distribusi produk pangan yang diinisiasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui aplikasi Warung Pangan. Dukungan ini bertujuan memperkuat peningkatan nilai tambah produk pangan dan mengikis kesenjangan sosial.

Demikian ditegaskan Mendag Muhammad Lutfi saat Kementerian BUMN meluncurkan pemasaran produk dengan merek Rania untuk produk beras premium dan merek Nusakita berupa minyak goreng, gula pasir, teh, dan kopi di aplikasi Warung Pangan hari ini, Kamis (16/9) di kantor BGR Logistics Divre DKI Jakarta.

“Kami mendukung dan mengapresiasi terobosan yang dilakukan Kementerian BUMN dengan meluncurkan pemasaran produk Rania dan Nusakita di dalam aplikasi Warung Pangan. Hal ini tidak hanya menolong konsumen, tetapi juga para petani dainain pelaku usaha. Sebab, dengan inovasi di bidang pertanian ini, produk pangan menjadi bernilai tambah,” kata Mendag Lutfi.

 “Ekonomi digital dapat mengikis kesenjangan sosial di masyarakat. Aplikasi berbasis teknologi harus berbasis inovasi agar dapat bersaing. Sehingga, kita bisa memuliakan petani dan pedagang, serta mewujudkan Indonesia yang tumbuh dan tangguh,” terang Mendag.

Ia menjelaskan, pada 2020, produk pangan segar yang dijual melalui lokapasar (marketplace) mencapai Rp18 triliun. Pada 2021, diperkirakan mencapai lebih dari Rp21 triliun dan lima tahun lagi diperkirakan mencapai lebih dari Rp180 triliun. “Hal tersebut menunjukkan, porsi penjualan pangan melalui niaga elektronik (e-commerce) walaupun masih kecil, tetapi tumbuh sangat pesat,” imbuh Mendag.

Lebih lanjut ditambahkan, produk Rania dan Nusakita merupakan produk pangan dalam kemasan, berlabel dan bermerek yang merupakan instrumen penting dalam perdagangan yang berkaitan dengan jaminan mutu, jaminan halal, daya tahan produk, nilai tambah, dan stabilitas harga.

 “Saat ini, produk pangan di Indonesia baru sekitar sepertiganya yang diperdagangkan dengan kemasan, label, dan merek. Sehingga, langkah BUMN mendukung produk pangan yang dihasilkan petani dengan kemasan tentu merupakan langkah yang strategis,” tutur Mendag.

Mendag juga mengungkapkan, rantai dingin dalam perdagangan saat ini adalah keniscayaan. Pada 2020, kapasitas rantai dingin untuk produk pangan di Indonesia baru tersedia sebanyak 1,73 juta ton dengan sekitar 10 ribu unit fasilitas pendingin, atau kurang dari 7 persen dari total produk potensial yang dilayani dengan rantai dingin.

“Pandemi Covid-19 juga telah menyebabkan peningkatan kebutuhan fasilitas rantai dingin untuk pangan hingga 16 persen per tahun. Bahkan, pada industri farmasi peningkatannya mencapai 115 persen,” jelas Mendag Lutfi.

Menurut Lutfi, pasar rantai dingin global diperkirakan tumbuh dari USD 212,24 mliar pada 2020 menjadi USD 239,67 miliar pada 2021 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 12,93 persen. Pada 2025 mendatang, pasar rantai dingin global diperkirakan tumbuh lebih tinggi mencapai USD 344,51 miliar dengan tingkat pertumbuhan tahunan 9,49 persen.

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan, Kementerian BUMN memastikan holding pangan sebagai stabilisator untuk menjaga harga agar tetap stabil di masyarakat. Kementerian BUMN akan terus bekerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat untuk dapat mewujudkan win-win solutions. “Pandemi Covid-19 memaksa percepatan digitalisasi. Hal tersebut agar semua proses dapat berjalan secara transparan dan terbuka,” kata Menteri Erick.

Direktur Utama BGR Logistics M. Kuncoro Wibowo menambahkan, PT BGR Logistics membangun fasilitas pendukung seperti ruang pendingin dan mobile cold storage atau ruang pendingin yang bersifat portable dan upgradable. Selain, itu PT BGR Logistics juga membangun fasilitas umum di Divre DKI seperti rumah dinas, mess karayawan, dan merevitalisasi danau.

“Kami berharap, pembangunan fasilitas umum akan bermanfaat bagi perusahaan, serta menjadi penguat dan dapat turut menduung klaster pangan,” kata Kuncoro.

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Arief Prasetyo Adi mengatakan, BUMN Klaster Pangan tengah melakukan pengembangan hilirisasi produk petani. “Kami menghadirkan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok melalui kerja sama distribusi pangan melalui mitra ritel daring, salah satunya Warung Pangan. Kami berharap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat memanfaatkan teknologi untuk mengakselerasi roda perkenomian usahanya. Selain itu, nantinya juga diharapkan lebih banyak lagi pelaku UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital,” jelas Arief.

Warung Pangan merupakan aplikasi mobile yang diinisiasi Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian BUMN, dikembangkan BGR Logistics, dan bekerja sama dengan BUMN Klaster Pangan serta jaringan pemasok lainnya. Aplikasi yang diluncurkan pada Agustus 2020 tersebut dapat digunakan pelaku UMKM untuk membeli dan menjual ketersediaan komoditas pangan di tempat usahanya kepada masyarakat. Aplikasi ini juga mempunyai fitur untuk melacak pengiriman dan pembaruan harga serta menu pembayaran cash on delivery (COD) dan transfer untuk pembelian pangan ke BUMN Klaster Pangan dan jaringan pemasok lainnya.[]sp