Mendag: Kinerja Perdagangan Asia Pasifik Tunjukkan Tren Positif

Jakarta, 10 November  2021, pelakubisnis.com  – Kinerja  perdagangan  dan  ekonomi  Kawasan  Asia  Pasifik secara umum menunjukkan tren positif.  Hal ini merupakan implikasi dari berbagai langkah kebijakan   yang  fasilitatif  dalam  memperlancar  arus  perdagangan  barang.Asia-Pacific Economic  Cooperation  (APEC)  diharapkan  dapat    terus  memperkuat  semangat  kemitraan dengan berlandaskan visi yang terbuka dan dinamis sebagai faktor penting untuk mencapai tujuan bersama.

Hal  tersebut  mengemuka  dalam  APEC  Ministerial  Meeting  (AMM)  2021  yang  dihadiri Menteri  Perdagangan  RI  Muhammad  Lutfi  secara  virtual  pada  8—9  November  2021. Mengusung tema ‘Trade as a Vehicle to  Accelerate Our Economic  Recovery’, paraMenteri Perdagangan APEC bertukar gagasan dan berbagi praktik terbaik mengenai upaya nasional maupun kolektif dalam menstabilkan perekonomian di kawasan.

“APEC  perlu  memformulasikan  langkah  konkret  guna  mencapai  pemerataan  dan percepatan  pertumbuhan  ekonomi,  terutama  melalui  peningkatan  sektor  perdagangan, mendorong  integrasi  ekonomi  regional  dalam  mendukung  pemulihan  yang  inklusif  dan berkelanjutan.  Selain  itu,  APEC  perlu  terus  memperkuat  semangat  kemitraan  dengan berlandaskan visi yang terbuka dan dinamis sebagai faktor penting untuk mencapai tujuan bersama,”ujar Mendag Lutfi.

Kawasan  APEC  menunjukkan  pertumbuhan  ekonomi  positif  pada  triwulan  pertama  2021 yang   dipicu   meningkatnya   performa   perdagangan   dan   aktivitas   ekonomi.   Ini merupakan  implikasi  dari  berbagai  langkah  kebijakan  yang  fasilitatif  dalam  memperlancar arus   perdagangan   barang,   terutama   vaksin   dan   barang   esensial   sebagai   bentuk implementasi komitmen Pertemuan Menteri Perdagangan APEC (Ministers Responsible for Trade/MRT) pada Juni 2021.

Lutfi menyatakan,    pemerataan   pertumbuhan   ekonomi   masih   menjadi   tantangan tersendiri   bagi   anggota   Ekonomi   APEC.   Salah   satunya,   belum   meratanya   akses   dan ketersediaan   vaksin   yang   menjadi   faktor   penghambat   dalam   percepatan   pemulihan ekonomi.

 Indonesia,kata Mendag, telah aktif berkontribusi dalam implementasi mandat pertemuan MRTmelalui penerapan kebijakan dalam memfasilitasi arus perdagangan barang esensial, vaksin  dan  barang  medis  yang  mencakup  kemudahan  perizinan,  digitalisasi  prosedur kepabeanan, relaksasi restriksi ekspor, serta intensifikasi kerja sama, baik dengan Ekonomi APEC maupun di lingkup domestik.

Terlepas dari hal tersebut, lanjutnya, kesenjangan akses terhadap vaksin merupakan faktor dominan  yang  menghambat  upaya  pemulihan  ekonomi  secara  merata.  Peran  penting sektor  perdagangan  serta  peningkatan  kolaborasi  dapat  menjadi  instrumen  efektif  untuk mengatasi krisis dan mendorong pemulihan ekonomi di kawasan.

“Kelancaran arus perdagangan dapat menjamin pemerataan akses vaksin, mengingat pemulihan  ekonomi  sangat  bergantung  pada  keberhasilan  vaksinasi,  maka  upaya  dan langkah konkret di sektor perdagangan perlu diintensifkan dalam memastikan akses vaksin yang luas dan merata,”tegas Mendag Lutfi.

Pola  perdagangan  pascapandemi  Covid-19  menjadi  perhatian  khusus  dalam  pembahasan AMM.  Para  Menteri  APEC  menggarisbawahi  perlunya  pendekatan  yang  kolaboratif  dan adaptif   untuk   memastikan   perdagangan   yang   inklusif   serta   berkelanjutan.   Indonesia mendukung  komitmen  APEC  untuk  mewujudkan  ketahanan  ekonomi  di  kawasan  melalui sinergi  dengan  sektor  bisnis  serta  berbagi  praktik  kebijakan  terbaik  yang  bisa  diadaptasi anggota APEC lainnya.

Setelah   kesepakatan   Bogor   Goals,   APEC   memasuki   babak   baru   dalam   mendorong kesejahteraan  bagi  masyarakat  luas  dan  generasi  mendatang  melalui  APEC  Putrajaya Vision   2040.  Di   bawah  keketuaan  Selandia   Baru,  visi  tersebut   dituangkan  ke   dalam berbagai  rencana  aksi  guna  mewujudkan  komunitas  yang  terbuka,  dinamis,  berketahanan dan  berlandaskan  perdamaian,  termasuk  melanjutkan  peran  APEC  dalam  mendukung sistem perdagangan multilateral dan WTO.

Mendag  Lutfi  menyampaikan,  AMM  merupakan  momen  penting  bagi  para  Menteri  APEC dalam  memberikan  sinyal  positif  dan  dukungan  terhadap  hasil  konkret  WTO  Ministerial Conference  (MC-12)  yang  akan  berlangsung  pada  November  2021.  Di  samping  itu,  tahun depan,  Indonesia  selaku  presidensi  G-20  dan  Thailand  selaku  tuan  rumah  APEC  2022 memegang peran penting dalam menentukan pemulihan arah ekonomi.

 “Sinergi antara berbagai organisasi internasional dapat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi   tantangan   ekonomi   dan   menjamin   kesejahteraan   bagi   semua   lapisan masyarakat untuk bangkit bersama pascapandemi,”pungkas Mendag.

Sekilas Mengenai APEC

APEC  adalah  forum  kerja  sama  21  Ekonomi  di  lingkar  Samudra  Pasifik.  Kegiatan  utama APEC meliputi kerja sama perdagangan, investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan di kawasan Asia Pasifik.

Ekonomi  anggota  APEC  terdiri  dari  Australia,  Brunei  Darussalam,  Filipina,  Kanada,  Chile, Tiongkok,  Hongkong,  Indonesia,  Jepang,  Korea  Selatan,  Malaysia,  Meksiko,  Selandia  Baru, Peru,  Papua  Nugini,  Rusia,  Singapura,  Taiwan,  Thailand,  Amerika  Serikat,  dan  Vietnam. Kerja sama APEC bersifat nonpolitis dimana keputusan yang dihasilkan sering tidak bersifat mengikat.

Pada  2021,  anggota  Ekonomi  APEC  mewakili  38  persen  penduduk  dunia  (2,9  miliar),  47 persen  dari  perdagangan  global  (USD  24  triliun),  dan  61  persen  dari  total  riil  produk domestik  bruto  dunia  (USD  53  triliun).  Pada  2020,  total  nilai  ekspor  Indonesia  ke  anggota APEC sebesar USD 117,8 milliar.

Tahun   ini,   rangkaian   Konferensi   Tingkat   Tinggi   (KTT)   mencapai   puncaknya   di   awal November 2021. Sejumlah dialog strategis dan diskusi mengenai langkah kolektif di tingkat para  pemimpin  dan  Menteri  APEC  membahas  tindak  lanjut  kesepakatan  bersama  dan program  kerja  nyata  forum  APEC  dalam  penanganan  pandemi  Covid-19  dan  mendorong pemulihan  ekonomi  di  kawasan  Asia  Pasifik  secara  merata.  Pertemuan  menghasilkan pernyataan  bersama  para  Menteri  APEC  (APEC  Joint  Ministerial  Statement)  dan  Deklarasi Pemimpin APEC (APEC Leaders Declaration)[]sp