Penerbangan ke Bali Dibuka,Tingkat Hunianpun Meningkat

Jakarta, 24 Maret 2022, pelakubisnis.com  – Layanan profesional terdiversifikasi firma manajemen investasi Colliers (NASDAQ and TSX: CIGI) hari ini (24/3)  menerbitkan Market Insights mengenai Bagaimana Pembukaan Kembali Penerbangan ke Bali untuk Wisatawan Asing Mempengaruhi Performa Hotel dan Tingkat Hunian di Bali?

Per  4 Februari 2022 penerbangan internasional mulai dibuka kembali dan beberapa rute penerbangan langsung ke Bali telah beroperasi seperti semula. Sejalan  dibukanya pariwisata Indonesia untuk wisatawan asing, pemerintah Indonesia   memperbarui pedoman pelaksanaan perjalanan internasional terutama menggunakan transportasi udara ketika memasuki Bali, seperti, sertifikat vaksinasi lengkap, kebijakan relaksasi karantina, dan aturan visa on arrival.

Dengan adanya peraturan baru ini, apakah kinerja sektor perhotelan Bali secara keseluruhan akan menunjukkan tanda-tanda positif?

Tingkat hunian membaik

Satria Wei, Head of Hospitality Services Colliers Indonesia menyebutkan, berdasarkan pantauan yang ada, sebagian besar wisatawan asing yang datang ke Indonesia dalam beberapa bulan terakhir masih didominasi para pebisnis dan mereka yang memiliki kepentingan bisnis atau pekerjaan di Jakarta. Sementara wisatawan yang merencanakan liburan atau benar-benar akan bepergian, jumlahnya lebih rendah. Peraturan yang terus berubah sesuai keadaan menjadi salah satu aspek yang sering menjadi pertimbangan wisatawan. Namun, dibalik tantangan tersebut, ada peluang yang terlihat cukup positif.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Colliers Indonesia; rata-rata tingkat hunian hotel di Bali di akhir tahun 2021 sudah mencapai sekitar 40%, sementara Jakarta mencapai sekitar 70%.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memproyeksikan bahwa dengan meningkatnya permintaan dan pelonggaran kebijakan karantina di Bali, tingkat hunian hotel dapat tumbuh sebesar 10% -20%, terutama dikarenakan kedatangan wisatawan asing, diakhir tahun 2022.

Sinyal positif

Pergerakan positif terlihat dari minat wisatawan asing, seperti dari Eropa dan Australia, yang antusiasnya tinggi untuk kembali berkunjung ke Bali dan ini terbukti dari permintaan yang masuk untuk Agustus, September dan bulan-bulan berikutnya. Sinyal positif juga terlihat dari kinerja hotel yang sebelumnya hanya memiliki tingkat okupansi 5%, namun kini mulai tumbuh dengan permintaan kamar yang meningkat. Optimisme seperti itu merupakan sinyal yang baik bagi sektor perhotelan di Bali untuk mulai mempersiapkan dan membenahi diri untuk menyongsong okupansi yang meningkat.

Pembangunan

Pergerakan pembangunan, baik yang sudah ada maupun yang baru dimulai semakin terjadi. Pembangunan dan pengembangan dari Canggu hingga Tabanan juga mendapatkan momentum, mulai dari villa, homestay, hingga restoran. Pembangunan seperti yang ada di Ubud, Karangasem bahkan Lovina kembali dilanjutkan bersamaan dengan terlihatnya perkembangan positif terhadap kedatangan pengunjung.

Pembangunan diperkirakan akan terus tumbuh di kawasan-kawasan tersebut, bukan hanya karena harga tanah yang masih relatif terjangkau, tetapi juga karena infrastruktur yang semakin membaik. Pemerintah Indonesia akan memulai pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi dalam waktu dekat, dan juga bandara baru di Bali Utara dimasa mendatang. Hal ini menunjukkan niat pemerintah dalam mendistribusikan infrastruktur secara merata dan menargetkan penyebaran wisatawan ke Bali yang lebih luas. Semua rencana dan perkembangan ini merupakan sinyal positif bagi investor dan pengembang.

  • Penyempurnaan

Fasilitas atau area hiburan dengan ruang terbuka menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke Bali. Oleh karena itu, vila terlihat lebih banyak diminati daripada kamar hotel. Properti dengan ruang yang lebih terbuka, ditambah dengan desain interior modern menjadi daya tarik utama.

Salah satu hal terpenting yang perlu dilakukan oleh pelaku industri perhotelan adalah memahami kebutuhan tidak hanya bagi wisatawan asing tetapi juga kebutuhan wisatawan domestik. Permintaan wisatawan domestik cenderung lebih mengarah kepada kualitas layanan, memiliki ekspektasi yang lebih besar untuk fasilitas yang bervariasi, lebih berorientasi pada keluarga, serta cenderung lebih menyukai pengalaman atau produk yang unik daripada wisatawan asing.

Dengan lebih memahami kebutuhan pasar domestik, akan memberikan lebih banyak peluang, terutama terkait dengan strategi bisnis, dan strategi properti. Alhasil, produk yang ditawarkan bisa lebih variatif dan atraktif, sehingga dapat menarik minat pengunjung yang lebih beragam.

Colliers berpendapat sektor perhotelan di Bali terlihat optimis dan akan terus bergerak ke arah yang positif. Sehingga diharapkan properti perhotelan di Bali juga dapat menunjukkan peningkatan.[] sr