Apakah Aset Paling Berharga Pada Perusahaan Bidang Hospitality?

Jakarta 29 Juli 2022, pelakubisnis.com – Perusahaan terkemuka memberikan berbagai layanan profesional dan manajemen investasi, Colliers Indonesia, beberapa waktu lalu mengeluarkan Market Insights mengenai Apakah aset yang paling berharga pada Perusahaan dalam bidang Hospitality?

Sebagaimana sektor hospitality tengah berusaha  mengatasi berbagai tantangan sebagai akibat dari lemahnya kinerja industri pariwisata selama beberapa tahun terakhir, sektor ini juga menghadapi penyesuaian atau kalibrasi ulang bisnis secara umum. Pandemi telah memberikan dampak pada karyawan, pemilik, pemasok/vendor dan juga pelanggan.

 “Ketidakpastian dalam keberlangsungan bisnis telah dialami oleh seluruh pemangku kepentingan, mengingat bahwa bisnis perhotelan sangat rentan terhadap perubahan di lingkungan sekitarnya,” ungkap Satria Wei, Head of Hospitality Services, Colliers Indonesia.

“Tujuan bagi sektor perhotelan yaitu untuk mengembalikan kinerja pada tingkat pra-pandemi dan hal tersebut berarti harus ada perubahan atau pergeseran. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, sektor ini membutuhkan kreativitas dan keandalan dari para pemimpin dan semua orang yang terlibat,” kata Satria.

Okupansi Kamar Hotel di Jakarta, Surabaya, dan Bali

Tingkat hunian hotel dapat mencapai tingkat pra-covid 19 lebih cepat dari yang diproyeksikan, seperti pada data dari Colliers terlihat bahwa:

  • Di Jakarta, volume bisnis hampir sama dengan tahun 2019.
  • Sektor hotel di Surabaya mengalami situasi yang sama dengan Jakarta, terutama karena wisatawan domestik masih mendominasi pasar
  • Tingkat hunian di Bali masih tertinggal jauh bila dibandingkan dengan situasi pra-covid 19. Sebagian besar wisatawan yang pergi ke Bali lebih memilih akomodasi hotel berbintang yang lebih tinggi atau akomodasi vila mewah.

Colliers berpendapat bahwa tingkat hunian di Jakarta dan Surabaya lebih tinggi karena terdapat kegiatan tambahan seperti pernikahan, MICE dan acara offline lainnya. Namun, Bali lebih mengandalkan wisatawan rekreasi dengan lebih sedikit aktivitas MICE. Pertumbuhan tingkat hunian ditentukan menurut musimnya, namun, bila tingkat hunian Bali dilihat secara keseluruhan, peningkatannya masih sangat moderat.

Dampak

  • Pada pemilik

Pada tahun-tahun yang akan datang, pemilik harus memilih apa yang dapat menjadi investasi terbaik. Contoh investasi riil adalah investasi yang melibatkan perhitungan keuangan seperti ROI, IRR (Internal Rate of Return), Cap Rates, dan yang tidak mengedepankan target non-finansial.

  • Pada pekerja profesional

Salah satu dampak terbesar yang dialami dari segi pekerja profesional adalah jumlah personel yang tersedia. Saat ini, kepercayaan calon personel di sektor pariwisata terlihat sebagai sektor yang sangat sensitif/rapuh jika terjadi krisis. Kurangnya personel juga akan berdampak pada siklus operasional, karena akan berdampak pada kualitas layanan dan, dengan itu, berdampak pula pada jumlah penjualan dan pendapatan yang dihasilkan.

  • Pada pemasok/vendor

Akibat penurunan daya beli dan biaya produksi yang tinggi, terdapat pula penurunan tidak langsung pada kualitas produk atau jasa yang ditawarkan atau disediakan oleh pemasok kepada pelaku industri.

  • Pada konsumen

Pandemi telah menciptakan kebiasaan baru yang berorientasi pada kesehatan dan keamanan. Berlakunya protokol baru yang harus diterapkan oleh industri akan berdampak pada biaya dan kenaikan biaya tersebut berarti harga yang lebih tinggi yang harus dibayar oleh konsumen.

Pada akhirnya, jawaban mengenai apa aset yang paling berharga saat ini bagi pelaku industri adalah sumber daya manusia. Sekitar 22% – 26% dari biaya operasional akan dialihkan untuk tenaga kerja tetapi, tanpa menghabiskan jumlah seperti itu, akan ada efek domino pada kualitas produk yang ditawarkan, yang akan mempengaruhi kepuasan pelanggan dan, pada akhirnya berpengaruh terhadap angka pendapatan.

Investasi dalam pemilihan personil juga merupakan bagian penting mengingat kesalahan akan mengakibatkan biaya yang lebih tinggi dan kemungkinan hilangnya potensi pendapatan. Beberapa strategi perlu ada untuk memikat personel kembali ke industri. Oleh karena itu, pemilik/investor memiliki rencana untuk melakukan investasi pada sektor perhotelan tidak lagi hanya berfokus pada konsep, lokasi, dan tipe properti, melainkan juga mengedepankan investasi pada sumber daya manusia.[] sr