Mendag Dukung Peningkatan Kesejahteraan Petani Sawit dengan Inovasi Teknologi

Kabupaten  Batanghari,  3 Agustus  2022, pelakubisnis.com – Menteri  Perdagangan  Zulkifli  Hasan  menyambut  baik  upaya  PT Nusantara  Green  Energy  (PT  NGE)  membangun  pabrik  minyak sawit  masa  depan untuk  meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit dengan memanfaatkan inovasi teknologi terbaru yaitu mesin dry-process. Kelebihan mesin tersebut dapat digunakan dalam skala kecil sehingga bisa lebih menyebar ke kebun-kebun rakyat, tidak memerlukan air, dan tidak menghasilkan limbah.

“Kehadiran PT NGE di Kabupaten Batanghari harus dapat memberikan manfaat optimal bagi kesejahteraan seluruh  masyarakat  Indonesia.  Dengan  dibangunnya  pabrik  minyak  sawit  PT  NGE  ini  diharapkan  dapat meningkatkan  kesejahteraan  petani  kelapa  sawit  dan  memajukan  koperasi  kelapa  sawit  di  Kabupaten Batanghari,  serta  memberikan  efek spill over bagi  daerah  lainnya  di  Provinsi  Jambi, “ujar  Mendag  Zulkifli Hasan.

Demikian   disampaikan    Zulkifli   Hasansaat   menghadiri   acara   peletakan   batu   pertama pembangunan  Pabrik  Minyak  Sawit  Masa  Depan  PT  NGE.  Acara  berlangsung  hari  ini,  pada 2/8,  di Kabupaten Batanghari, Jambi dalam rangkaian kunjungan kerja Mendag  ke Jambi.

Turut hadir Gubernur Jambi Al Haris, Wakil Bupati Batanghari Bakhtiar, Komisaris Utama PT Nusantara Green Energy  Bambang  Brodjonegoro,  serta  perwakilan  dari  Kementerian  Perindustrian.  Turut  mendampingi Zulkifli  Hasan  yaitu  Sekretaris  Jenderal  Kemendag  Suhanto  dan  Dirjen Pengembangan  Ekspor Nasional Didi Sumedi.

Salah satu produk yang akan dihasilkan pabrik minyak sawit masa depan PT NGE dengan mesin dry-process yaitu premium  palm  oil (PPO)  atau  yang  disebut minyak  merah. “Dengan penggunaan mesin dry-process, minyak  merah dapat  diproduksi di berbagi tempat. Produksi minyak merah dapat  menjadi salah satu cara mengatasi harga dan tersedia di daerah masing-masing,”kata  Zulkifli Hasan.

Sementara itu, Al Haris berharap,seiring dengan pulihnya eknomi Indonesia ini para pelaku usaha kembali bersemangat  untuk  berprestasi lagi. “Kami harap, seiring dengan ekonomi Indonesia yang mulai pulih dari pandemi ke endemi ini, teman-teman dari pengusaha bersemangat dan bergairah untuk kembali berprestasi di Jambi. Kemarin harga sawit sempat turun, alhamdulilah sudah mulai merangkak naik,”kata Al Haris.

Sedangkan Bambang berharap PT NGE dapat berkontribusi terhadap perbaikan kesejahteraan petani sawit yang ada di Indonesia, dimulai dari Provinsi Jambi melalui pembangunan pabrik dan pemanfaatan mesin dry-process. “Diharapkan  pabrik  yang  dibangun  tidak  hanya  dapat  membantu  produksi  turunan  dari  kelapa sawit, tapi juga menyejahterahkan para petani, terutama pemilik kebun yang saat ini tidak punya pabrik dan tergantung  kepada  pabrik-pabrik  besar. Ke  depannya  dengan  pabrik  ini  diharapkan para  petani  bisa  lebih mandiri  dan  lebih  mudah menyalurkan  tandan  buah  segar  hasil  panen  kepada  pabrik-pabrik  yang  akan dibangun PT Nusantara Green Energy,” ucap Bambang.

Selain     meningkatkan   produksi   sawit   dan   turunannya,   termasuk   CPO,   lanjut   Bambang,   upaya pembangunan pabrik ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus menekan laju inflasi minyak  goreng. “Hasil  produksi  dari  mesin dry-process ini  tidak  hanya  CPO,  tetapi  juga premium  palm  oil (PPO)  yang  dapat  dijadikan  minyak  goreng  plus  atau  minyak  sehat  yang  mengandung  vitamin  A,”jelas Bambang.

Sementara Bakhtiar menyampaikan harapannya atas kehadiran PT GNE di Kabupaten Batanghari. “Mudah-mudahan  pembangunan  pabrik  minyaksawit  ini  dapat  membuka  peluang  investasi  yang  ada  di  Provinsi Jambi, khususnya Kabupaten Batanghari. Mudah-mudahanke depan Provinsi Jambi semakin jaya, semakin maju dengan hadirnya PT NGE,”ujar Bakhtiar.

Mendag  Zulkifli  Hasan juga menyampaikan,  kelapa  sawit  adalah  salah  satu  mesin  pertumbuhan  ekonomi Indonesia dalam dekade terakhir. Sejak 2010, Indonesia telah menjadi eksportir terbesar produk kelapa sawit melampaui  Malaysia.  Lebih  dari  separuh  pasokan  dunia  berasal  dari  Indonesia.  Ini  menggambarkan  posisi strategis  Indonesia  dalam  rantai  pasok  minyak  nabati  dunia.  Sumbangan  industri  kelapa  sawit  bagi perekonomian domestik juga sangat besar. Sepanjang tahun 2021, Indonesia telah mengekspor 26,9 juta ton minyak kelapa sawit dengan nilai mencapai USD 28,5 miliar.

Komoditas  kelapa  sawit  dan  turunannya  juga  berkontribusi  besar  terhadap  rekor  surplus  perdagangan tertinggi  sepanjang  sejarah  Indonesia  pada  April  2022  yang  lalu.  Dari  nilai  surplus  sebesar  USD  7,6  miliar, ekspor  kelapa  sawit  dan  turunannya  tercatat  sebesar  USD  3  miliar. “Nilai  ekspor  ini  tidak  hanya  berimbas positif  bagi  penerimaan  negara  dari  pungutan  ekspor,  tetapi  juga  menyumbang  devisa  yang  menopang stabilitas makro ekonomi Indonesia,”imbuh Zulkifli Hasan.[]sp