Indonesia Komitmen Jadi Bagian Industri Kakao Global Berkelanjutan dan Inklusif

Singapura, 12 September 2024, pelakubisnis.com   – Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari industri kakao global yang berkelanjutan dan inklusif. Indonesia  terus memastikan penerapan prinsip konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab guna mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku industri, serta perlindungan konsumen.

Demikian diungkapkan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara  Khrisna  Hasibuan  saat  membacakan  sambutan  Menteri  Perdagangan  Zulkifli  Hasan  dalam pembukaan Cocoa Association of Asia-International Cocoa Conference Exhibition (CAA-ICCE) 2024 di Raffles City Convention Center, Singapura. Konferensi yang berlangsung pada 12 – 13 September 2024 ini mengambil tema “A Confluence for Positive Change”.

“Indonesia sebagai salah satu produsen kakao dunia berkomitmen untuk menjadi bagian dari industri  kakao  global  yang  berkelanjutan  dan  inklusif.  Dengan  memastikan  penerapan  prinsip konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, Indonesia mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku industri, serta perlindungan konsumen,”ujar Bara.

Bara  menyebut, harga  kakao  dunia  terus  mengalami  peningkatan  drastis  dalam  beberapa  waktu belakangan  ini.    Di  antaranya  disebabkan  oleh  menurunnya  produksi  kakao  global  karena hama, penyakit, perubahan cuaca, dan tanaman kakao tua yang tidak produktif lagi. Di samping itu, kita   juga   harus   memperhatikan   implementasi   European   Union   Deforestation-free   Products Regulation (EUDR) pada akhir tahun 2024 yang juga akan menjadi tantangan tersendiri bagi sektor kakao.

Ia   pun   mengungkapkan sejumlah upaya   bersama   yang   dapat   dilakukan   untuk   menghadapi tantangan  sektor  kakao. Upaya  tersebut di  antaranya dengan mendorong  peningkatan  kapasitas dan produktivitas untuk memastikan terpenuhinya pasokan kakao, mendorong iklim investasi yang kondusif  untuk  sektor  kakao, melakukan hilirisasi  produk  berbasis  kakao  dari  hulu  hingga  hilir dengan penggunaan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pelatihan bagi petani serta partisipasiaktif generasi muda pada sektor kakao.

Menurut  Bara,  upaya yang  bisa  dilakukan  yaitu  berkolaborasi  dengan  berbagai  pemangku kepentingan. “Saya  memandang  kolaborasi  dengan  seluruh  pihak  merupakan  hal  penting  dalam membantu mengatasi tantangan-tantangan tersebut,” harap Bara.

Bara menambahkan, Indonesia ingin mengembalikan posisi  sebagai salah satu pemain utama di  tingkat  global  dalam  produksi  dan  ekspor  kakao.  Konferensi  ini  merupakan  suatu  kesempatan bagi  seluruh  pemangku  kepentingan  untuk  berkumpul,  berdiskusi,  dan  merumuskan  langkah-langkah  strategis  dalam  membantu  memajukan  industri  kakao  dan  cokelat  global,  khususnya  di regional Asia.

“Kami mengapresiasi penyelenggaraan CAA-ICCE  2024  yang  menghadirkan  tokoh-tokoh  penting yang dapat mendukung perkembangan industri sektor kakao di dunia. Diharapkan CAA-ICCE 2024 dapat berkontribusi membantu menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan bagi industri kakao dan cokelat global,”imbuh Bara.

CAA-ICCE  merupakan  konferensi  internasional  yang  diselenggarakan  setiap  dua  tahun  sekali. Konferensi  ini  berfokus  pada  topik  yang  paling  relevan  dengan  para  pakar  lintas  industri  yang diselenggarakan CAA.

Sementara  CAA  adalah  asosiasi  pedagang  dan  pemroses  biji  kakao  di  Asia  yang  bertujuan mempercepat  pertumbuhan  industri  kakao  dan  cokelat,  mendorong  pertumbuhan  berkelanjutan dalam budidaya dan pengolahan kakao, serta menciptakan dampak positif bagi petani kakao. Wakil Indonesia  yang  menjadi  anggota  CAA,  antara  lain,  Asosiasi  Kakao  Indonesia,  Barry  Callebaut Indonesia, Cargill Indonesia, Ceres, Glico Indonesia, JB Cocoa, Mondelez Indonesia, serta Nestle.

CAA-ICCE 2024 bertujuan  untuk meningkatkan berkolaborasi pelaku industri sektor kakao. Forum ini membahas strategi dalam mendukung perkembangan sektor industri kakao yang berkelanjutan, kemajuan teknologi, perubahan iklim global, serta tren pemasaran di sektor kakao.

Pada 2023, ekspor produk kakao Indonesia ke dunia tercatat sebesar 340,14 ribu ton dengan nilai mencapai  USD  1,2  miliar.  Pada  tahun  tersebut,  impor  Indonesia  untuk  produk  kakao  tercatat sebesar 340,45 ribu ton dengan nilai USD 979 juta.

Berdasarkan  data  International  Cocoa  Organization,  Indonesia  merupakan  negara  produsen  biji kakao  terbesar  di  kawasan  Asia  dengan  pangsa  produksi  sebesar  62,3  persen.  Daerah  dengan penghasil biji kakao terbesar di Indonesia yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Adapun ekspor kakao Indonesia didominasi oleh produk dengan kode HS 1804 (mentega, lemak,  dan  minyak  kakao)  dengan  pangsa  lebih  dari  50  persen.  Sementara  tujuan  utama  ekspor Indonesia di antaranya, India dengan pangsa 17 persen, Uni Eropa (16 persen), dan Amerika Serikat (15 persen).[]sp