Kerja Sama Indonesia – Filipina Perkuat Perdagangan Digital

Jakarta, 26 Juli 2021 – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mendorong penguatan kerja sama Indonesia dan Filipina dalam perdagangan digital. Peluang ekonomi digital harus dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat melalui perdagangan adil sehingga dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi berbagai pihak, khususnya di masa pandemi Covid-19.

Demikian disampaikan Mendag Lutfi dalam acara “E-Commerce Seminar and Short Video Contest Awards 2021” yang digelar Atase Perdagangan Manila Filipina bekerja sama dengan Indonesian Diaspora Network Chapter Manila (IDN Manila) pada Sabtu (24/7) secara virtual. Kegiatan dengan tema ‘’Strengthening Indonesia-Philippines Relationship Through E-Commerce’’ dihadiri Menteri Perdagangan dan Industri Filipina Ramon Lopez, Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Indonesia di Manila Widya Rahmanto, Wakil Presiden Asian Development Bank Bambang Susantono, dan Ketua IDN Manila Lusie Susantono.

“Ekonomi digital merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Untuk itu, setiap negara harus mampu memanfaatkan peluang ini dan memastikan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar  Lutfi.

MenurutLutfi, pendapatan domestik bruto Indonesia diprediksi akan meningkat tiga kali lipat di akhir 2030, dari USD 1,1 triliun USD menjadi USD 2,8 triliun USD. Selain itu, pandemi Covid-19 membawa keuntungan bagi dunia perdagangan digital. “Ekonomi digital akan tumbuh secara signifikan, dari sekitar USD 40 miliar USD menjadi USD 323 miliar USD,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Lopez mengungkapkan, Indonesia merupakan salah satu mitra dagang potensial bagi Filipina. Kerja sama kedua negara dalam bidang ekonomi digital harus ditingkatkan, khususnya dalam meningkatkan fasilitasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Kerja sama kedua negara, khususnya ekonomi digital harus diperkuat dalam pemulihan ekonomi pascapandemi. Sehingga dapat menciptakan masa depan bersama yang lebih baik bagi masyarakat kedua negara,” kata Menteri Lopez.

Ketua IDN Manila Lusie Susantono menambahkan pandemi telah memberikan pengaruh besar pertumbuhan digital di semua lini kehidupan. Saat ini, menjadi hal yang biasa untuk berbelanja secara daring, bertransaksi secara digital, atau melakukan kegiatan secara virtual. “Hal ini tercermin dari penyelenggaraan seminar ini yang diharapkan dapat memberikan manfaat untuk persiapan dalam menghadapi perubahan aktivitas perdagangan digital,” kata Lusie.

Seminar ini menghadirkan empat narasumber yaitu Atase Perdagangan Manila Lazuardi Nasution, Ketua dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA) Bima Laga, Managing Director Digital Commerce Association Philippines Jon Santico, dan Ketua Umum Asosiasi Platform Digital Ekspor Hadi Lee.

 “Acara ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk meningkatkan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Filipina, khususnya di bidang perdagangan melalui paltform digital,” ungkap Lazuardi.

Sementara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Manila melalui kantor Atase Perdagangan telah melakukan beberapa terobosan. Di antaranya pembuatan situs web katalog dan promosi produk Indonesia dengan nama Indonesianprodukto.ph, serta promosi digital dengan memanfaatkan media iklan berbayar di media sosial. Selain itu, Atase Perdagangan Manila juga melaksanakan kegiatan promosi perdagangan seperti Indonesian Trade Promotion Week 2021 dengan menggelar bazaar di ruang terbuka dan dapat diikuti secara siaran langsung yang melayani pesanan secara daring.

Transaksi Perdagangan Naik

Indonesia perlu optimis melakukan perdagangan daring dengan Filipina mengingat saat ini neraca perdagangan naik signifikan. Pada periode Januari—Mei 2021, total perdagangan Indonesia dan Filipina tercatat sebesar USD 3,66 miliar naik 52,50 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 2,44 miliar. Pada periode tersebut total ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 3,15 miliar sedangkan total impor Indonesia dari Filipina tercatat sebesar USD 510 juta sehingga Indonesia surplus USD 2,64 miliar. Sementara pada 2020, total perdagangan Indonesia tercatat USD 6,49 miliar dengan ekspor Indonesia ke Filipina sebesar USD 5,90 miliar dan impor Indonesia dari Filipina sebesar USD 592 juta sehingga Indonesia surplus sebesar USD 5,31 miliar.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Filipina adalah kendaraan bermotor, batu bara, kopi instan, dan minyak kelapa sawit. Sebaliknya, produk impor Indonesia dari Filipina adalah tembaga dimurnikan, polimer dari propilena, bagian dan aksesoris kendaraan bermotor, mesin cetak, serta ketel uap air.[]sp