Kemendag Gandeng Daerah Tingkatkan Pengawasan Impor Post Border

Medan, 6 Desember2021, pelakubisnis.com –Direktur  Jenderal Perlindungan  Konsumen dan  Tertib  Niaga  (PKTN) Kementerian   Perdagangan   Veri   Anggrijono   mengajak para pelaku   kepentingan untuk terus meningkatkan  pengawasan barang impor  di  luar  kawasan  pabean (post  border). Salah  satunya melalui  kegiatan  evaluasi dan  rapat  koordinasi  pengawasan  dengan  pemangku  kepentingan  di daerah.

Hal  ini  disampaikan Veri saat  membuka rapat  evaluasi  pengawasan  tata  niaga  impor  setelah melalui  kawasan  pabean  dan  koordinasi  pengawasan  kegiatan  perdagangan  di  Medan,  Sumatra Utara, hari ini, Senin (6/12).

Turut  hadir  pada  kegiatan  ini  Kepala  Dinas Perindustrian  dan  Perdagangan  Sumatra  Utara Aspan Sofian,  Kepala  Dinas  Perindustrian  dan  Perdagangan  Sumatra  Selatan  Ahmad  Rizali, perwakilan dinas yang  membidangi perdagangan  di  wilayah Sumatra, perwakilan Direktorat  Reserse  Kriminal Khusus Kepolisian  DaerahSumatra  Utara, Perwakilan Kantor  Wilayah  Bea  dan  Cukai  Sumatra Utara, Perwakilan Kantor  Pelayanan  dan  Pengawasan  Bea  dan  CukaiBelawan  dan  Medan,  sertaperwakilan Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Wilayah Sumatra Utara.

“Sinergi Kemendag dan pemangku kepentingan di daerah bertujuan untuk memastikan kegiatan perdagangan  dilaksanakan  sesuai  dengan  ketentuan  yangberlaku di seluruh wilayah Indonesia,”ujar Veri.

Veri  menyampaikan,  sejak  Februari  2018,  Ditjen  PKTN  mendapatkan  penugasan  untuk  mengawal pelaksanaan  pengawasan  barang  impor  di  luar  kawasan  pabean.  Untuk  menunjang  kegiatan pengawasan   tersebut,   Ditjen   PKTN   berupaya   melakukan   pengembangan   organisasi   melalui pembentukan Balai Pengawasan Tertib Niaga (BPTN).

Veri  melanjutkan,  pembentukan  BPTN  dilakukan  di  empat  daerah,  yaitu  di  Kota  Medan  yang meliputi  wilayah  Sumatra;  Kota  Bekasi  yang  meliputi  wilayah  Jawa Barat  dan  Banten;  Kota Surabaya  yang  meliputi  wilayah  Jawa  Tengah,  Jawa  Timur,  Kalimantan,  Bali,  dan  Nusa  Tenggara; serta  Kota  Makasar  yang  meliputi  wilayah  Sulawesi,  Maluku,  dan  Papua.BPTN  berperan  sebagai perpanjangan   tangan   Ditjen   PKTN,   khususnya   Direktorat   Tertib   Niaga   dalam   melaksanakan pengawasan kegiatan perdagangan.

“Sejak  Februari  2018, Ditjen  PKTN telah  memeriksa  1.506  pelaku  usaha  yang  dituangkan  dalam 8.374  berita  acara.  Dari  total  berita  acara  tersebut,  terdapat  1.120  di  antaranya  menunjukkan pelanggaran   terhadap   ketentuan   peraturan   perundang-undanganyang   berlaku dan   telah ditindaklanjuti melalui pemberian sanksi,”terang Veri.

Veri berharap, kerja sama Ditjen PKTN dengan Polri dan Ditjen Bea dan Cukai yang sudah terjalin di tingkat pusat dapat lebih diperkuat. Di antaranya melalui koordinasi di daerah melalui kolaborasi, khususnya  BPTN  Medan,  Dirkrimsus  Polda  Medan,  dan  Kantor  Wilayah  Bea  dan  Cukai  Sumatra Utara.

“Diharapkan sinergisitas   Pemerintah   pusat   dan   daerah dapat memberikan   manfaat kepada konsumen dan pelaku usaha. Diharapkan juga di  wilayah Sumatra  Utara  perdagangan  yang  secara illegal dapat  tereliminasi dan konsumennya semakin cerdas,”kata Veri.

Sementara Aspan  mengungkapkan,  Pemerintah  Sumatra  Utara  terus  menjaga  keberlangsungan pelaku   usaha   kecil   dan   menengah   melalui pengawasan   lintas   sektoral   untuk   mengurangi peredaran produk illegal. “Diharapkan ke depan pengawasan ke depan lebih intensif dilaksanakan sehingga   produsen   produsen   Indonesia,   khususnya   di   Sumatra   Utara   dapat   meningkatkan perekonomian nasional,” ucapnya.

Dalam kegiatan ini, Ditjen PKTN bersama Dinas Perdagangan di wilayah Sumatra menandatangani kesepakatan  bersama pengawasan,  penegakan hukum,  dan  pengamanan  di  bidang  perdagangan. Perjanjian  ditandatangani  Direktur Tertib  Niaga  Sihard  Hadjopan  Pohan  dan perwakilan  dinas perindustrian  dan  perdagangandi  wilayah Sumatra.Perjanjian  ini meliputi  kerja  sama  dalam bidang  pertukaran  data  dan  informasi,  pengawasan,  penegakan  hukum,  pengamanan,  serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia.

“Diharapkan kesepakatan  ini  akan  memperkuat  kerja  sama  antara  Kemendag  dan  pemerintah daerah.  Hal  ini  merupakan  salah  satu  bentuk  sinergi  pelaksanaan  kewenangan pengawasan, khususnya barang impor melalui post border,”pungkas Veri. [] sprketat