Allo Bank Sebagai Center of Collaboration

Platform digital Allo Bank bukan hanya memberikan kemudahan yang ditawarkan layaknya bank digital umumnya, melainkan memberikan kebutuhan nasabah dari end-to-end atau singkatnya dari bangun tidur sampai tidur lagi.

Indra Utoyo, Direktur Utama Allo Bank, mempunyai beban  cukup berat, karena ditempatkan oleh Chairul Tanjung selaku Chairman CT Corp  pemilik  Allo Bank agar dapat mengelola  beragam transaksi untuk meningkati semua layanan yang dimiliki CT Group. Sementara Allo Bank merupakan singkatan dari all in one, supaya generasi muda hidupnya lebih nyaman.

Indra Utoyo, Direktur Utama Allo Bank/Sumber: IBF 2022 Conference

Saat menghadari conference Indonesia Brand Forum (IBF) 2022, pada 19/9, Indra  mengatakan, Allo Bank ingin  memberikan experience a simple life dengan memberikan kemudahan kehidupan setiap orang melalui platform digital.

Tujuan besar dari Allo Bank ini, menurut Indra, sebagaimana yang diinginkan Chairul Tanjung, bagaimana bisa menemukan ekosistem dan menciptakan market yang besar melalui transformasi digital. Dari awal kelahiran – Allo Bank ini – ditempatkan sebagai center of collaboration. Bagaimana Allo Bank sebagai platform digital di tengah dari ekosistem bisnis dengan memadukan baik dari jaringan ekosistem offline maupun online. Sehingga diharapkan terjadi kolaborasi  dari segi asset, customers base maupun dari sisi identity.

“Dari awal bank digital ini sebuah evolusi. Jadi kalau bank konvensional itu mengelola uang orang, terus berkembang menjadi bank modern dengan mengelola asset-nya orang. Begitu kita berbicara era digital, bank digital adalah mengelola kehidupan orang,” ujar Indra seraya mengatakan, kita harus mengikuti apa yang customer mau. Oleh karena itu, konsekuensi dari ini semua Allo Bank  harus  bisa kolaborasi.

Tentu dimulai dari intergrasi CT Corp dulu, kata Indra, kemudian bila sudah cukup lengkap, ada dari ritel, ada grosir, ada F and B, mall, entertainment, media, financial dan sebagainya. Tapi itu belum cukup karena karena visinya memberikan experience a simple life. Bagaimana journey dari Allo Bank bisa dimudahkan. Itu sebabnya kita tidak cukup berbicara ekosistem CT Corp.

“Melalui superApp ini kami ingin menjahit kolaborasi all in one yang tentunya harus mengikuti apa yang konsumen butuhkan. Salah satu langkahnya, pertama dengan menjalin kolaborasi dan integrasi dengan ekosistem CT Corp terlebih dahulu. Kedua, tidak hanya berbicara tentang ekosistem CT Corp tetapi juga harus berbicara mengenai dua prinsip yaitu kolaborasi dan inklusifitas, supaya kita bisa terus menghadirkan pengalaman yang memudahkan dari kehidupan nasabah,” ujarnya.

Indra Utoyo dalam Indonesia Brand Forum 2022 Conference/Sumber: IBF 2022 Conference

Indra mengatakan, upaya memberikan layanan end-to-end customer, Allo Bank tak pernah berhenti  melakukan integrasi, kolaborasi dan sinergi ke berbagai pihak untuk kebutuhan konsumen. Lebih lanjut ditambahkan, yang paling penting di era sekarang adalah kita harus customer focus bagaimana kita bisa menghadirkan experience customer yang end-to-end, berbicara mengenai end-to-end maka kita tidak bisa membicarakan satu elemen saja melainkan berbagai elemen. Karenanya kolaborasi kian penting.

Allo Bank merupakan mega ekosistem  untuk mengelola kehidupan orang banyak, menghidupkan lingkungan bisnis diantara Allo Bank sendiri dan beberapa partner di luar itu. Dalam hidup bersama – dalam berkolaborasi – tentunya ada take and give dengan pihak partner. Ada yang dibagikan, ada yang diminta atau tarnsaksional. Nah, bagaimana strategi Allo Bank sendiri mengikat partner di luar CT Group dalam janka panjang?

Menurut Indra, sebetulnya di era digital ini   jurinya adalah customer maka kita tidak boleh berhenti untuk terus create value dengan memberikan kemudahan untuk customer karena ini merupakan infinite game, sebuah journey yang tidak pernah berhenti. “Saya rasa ini sebuah kolaborasi  value given , di mana kolaborasi yang baik itu setiap pihakna memberi value dan semua dapat menikmati dari ekosistem yang tumbuh dari kolaborasi ini,” jelasnya.

Lebih lanjut ditambahkan, diantara yang berkolaborasi harus melihat adanya  tiga  tujuan, sebagaimana yang dikatakan Yuswohady, Managing Partner Inventure, yaitu leverage brand audience, kedua, sinergize brand asset dan ketiga, align brand identity. “Saya rasa ini merupakan spirit dari semua pihak yang berkolaborasi. Oleh karena itu, yang paling penting adalah harus menghadirkan customers focus. Ketika kita berbicara end to end, maka kolaborasi ada di situ,” urainya.

Indra menambahkan, tidak bisa hanya satu elemen saja, sementara elemen lain tidak ada. Oleh karena itu sebuah kolaborasi harus customer experience yang end-to-end itu tadi. Pertama harus ada customer experience yang semakin baik. Kemudian kita harus memberikan adanya akses data dan juga opportunity. Dengan adanya gabungan itu, diharapkan punya data yang bisa mengambil keputusan yang lebih tepat dan bisa dinikmati bersama.

Tidak  hanya itu, tambah Indra, harus  punya kecepatan, sebab kalau tidak punya kecepatan akan ditinggal. Selain situ, semua pihak harus membangun open mindedness dan juga harus ada original yang harus dikembangkan, sehingga munculkan kolaborasi inovasi, sehingga bisa memunculkan value-value yang dinikmati seluruh ekostem yang bergabung. Dan yang tak kalah penting harus ada ownership dan ini merupakan sukses bersama.

Hal-hal tersebut, menurut Indra harus di-maintenance bersama-sama. Sebab kalau ada pihak yang tidak melakukan literasi dan validasi untuk dia tidak kontekstual, maka  menciptakan tidak relevan. Karena  jurinya ada customers. Kalau customers tidak mengapresiasi, berarti tidak memberi manfaat bagi customers. “Kita lihat dari multi kolaborasi ini, apakah kemudian bisa terus kita maintenance cost dari akuisisi customers, terus bisa di-maintenance efisien agar kita bisa terus akses data atau opportunity untuk kita montage, kemudian  bisa mengingkatkan experience  customers yang semakin edge, supaya kita semakin kompetitif secara bersamaan,” tambahnya.

Persyaratan apa yang harus bisa dipenuhi agar bisa berkolaborasi? Indra menambahkan, dimulai dari identity dulu. Artinya dari why dulu. “Kan Allo Bank ini sudah punya “mantra” experience a simple life. Apakah kolaborasi ini makin memberikan kemudahan bagi nasabah, bagi customers kita. “Tentu sebagai angker-nya harus memastikan memberikan kemudahan pengalaman kehidupan bagi nasabah dan customers,” kata Indra.

Indra menambahkan,  sebagai filternya, pertama size. Size dari customers base yang bisa mendorong brand. Kemudian dari sisi leveraging dari  sisi asset. Kemudian  bagaimana dengan scope-nya. Ini merupakan complement yang mungkin kuat di beberapa hal, tapi masih ada gap dari sisi lain. Oleh karena itu, diharapkan kolaburasi ini melengkapi gap dari capabilities yang memang belum dimiliki dari ekosistem yang ada.

Lebih lanjut ditambahkan, perlu value creation untuk meningkatkan revenue  atau opportunity denga terus membuat cost yang semakin efisien. Dengan kolaborasi akusisi customers lebih murah. “Misalnya kalau kolaborasi dengan Allo Bank, kita bisa hemat biaya promosi, karena CT Corp punya media. Jadi ada cost yang bisa ada efisensi yang dilakukan . Dengan demikian diharapkan adanya data yang semakin kaya, semakin memberi layanan yang loyal dan semakin customizes, sehingga menghasilkan revenue. Dan bagaimana revenue ini bisa menciptakan profit yang semakin baik, semakin baik,” jelas Indra.

Meskipun Allo Bank  baru lahir pada 20 Mei 2022, kata Indra, tentu ada journey dari perkembangan Allo Bank. Kita sebagai bank digital baru, diharapkan akan ditumbuhkan dari kolaborasi ini.

Ada tahap-tahapan yang harus dilalui dalam kolaburasi ini. Tahap awal, menurut Indra, bagaimana Allo Bank bisa sebanyak-banyak menggaet nasabah bergabung ke Allo Bank. Sedangkan yang akan menumbuhkan adalah dari product customer base-nya. Kemudian setelah menjadi nasabah dan dengan adanya kolaborasi ini bisa sukses menghasilkan berbagai macam transaksi bisnisnya dan terus meningkat. “Ujung-ujungnya  sebagai bank profitnya ada dipembiayaan. Dengan transaksi yang sering diharapkan pembiayaannya menggunakan Allo Bank. Misalnya on boarding sebanyak 100, diharapkan 50 persen aktif user. Dari situ 10 persen pembiayaannya ke Allo Bank,” kata indra mengunci percakapan .[] Siti Ruslina/Yuniman Taqwa/Ilustrasi: Ist