Kemenperin Siapkan 4 Program Vokasi Industri

Makassar, 17 Januari 2019, pelakubisnis.com – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pada  2019, pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis dalam rangka membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, terutama agar siap menghadapi perkembangan industri 4.0. Salah satu upayanya melalui penguatan pendidikan vokasi industri.

Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga  saat peluncuran program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri. di PT. Kawasan Industri Makassar (KIMA), Sulawesi Selatan, pada 16/1.

Ada empat program pendidikan vokasi industri yang bakal dijalankan, antara lain pendidikan vokasi berbasis kompetensi menggunakan sistem ganda atau dual system yang diselenggarakan di seluruh unit pendidikan milik Kemenperin, yakni 9 SMK, 10 Politeknik, dan 2 Akademi Komunitas.

Kedua, pembangunan Politeknik Industri atau Akademi Komunitas di Kawasan Industri atau Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri. Tujuannya mendorong peningkatan investasi dan pemberdayaan SDM lokal. “Diantaranya yang telah dibangun adalah Politeknik Industri Logam di Kawasan Industri Morowali, Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng, dan Politeknik Industri Furnitur di Kawasan Industri Kendal,” ungkap Airlangga.

Bahkan, program tersebut telah bekerja sama dengan Swiss untuk menerapkan pendidikan vokasi industri yang dual system di ketiga Politeknik tersebut melalui program Skill For Competitiveness (S4C). Pada tahun ini, Kemenperin akan membangun Politeknik Industri Petrokimia di Cilegon, Banten dan Politeknik Industri Agro di Lampung.

Program ketiga, yakni pendidikan vokasi industri yang link and matchantara SMK dengan Industri. “Peluncuran program pendidikan vokasi industri ini akan ditindaklanjuti dengan program-program penguatan kapasitas dan kualitas SMK melalui penyelarasan kurikulum yang link and match dengan industri, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan dan magang di industri, fasilitasi praktik kerja siswa di Industri serta bantuan fasilitas penunjang praktikum bagi SMK,” paparnya.

Keempat, Kemenperin menyelenggarakan program pelatihan industri berbasis kompetensi dengan sistem 3 in 1 (Pelatihan, Sertifikasi, dan Penempatan Kerja) yang ditargetkan dapat menjaring 72.000 peserta pada tahun 2019. Program ini dapat dimanfaatkan oleh para penyandang disabilitas.

“Kami akan memberikan Diklat 3 in 1 bagi para penyandang disabilitas di Solo. Sebanyak 300 orang penyandang disabilitas akan dilatih pada tahun 2019,” ujar Airlangga. Selanjutnya, Kemenperin juga menggelar program Diploma I yang lulusannya langsung terserap bekerja di industri dengan target 600 mahasiswa.

Di sisi lain, Menperin menyampaikan, pemerintah segera mengeluarkan kebijakan fiskal yang disebut super deductible tax sebesar 200 persen untuk perusahaan yang terlibat dalam program pendidikan vokasi. “Jadi, jangan khawatir, kalau peraturan sudah keluar, bantuan yang dikeluarkan perusahaan diperhitungkan buat potongan pajak. Sedangkan, SMK mendapat peralatan serta biaya pelatihan dan operasional. Dengan demikian, perusahaan dimudahkan dan adik-adik di SMK dapat manfaat,” pungkasnya.[] sp/foto: ist