Indonesia dan PEA Capai Babak Akhir Perundingan IUAE–CEPA

Jakarta, 8 Februari2022, pelakubisnis.com – Indonesia  dan  Persatuan  Emirat  Arab  (PEA)  telah  menyelesaikan putaran ketiga Perundingan Indonesia–United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE–CEPA) yang dilaksanakan secara hibrida pada 1–4 Februari 2022 di Semarang, Jawa Tengah.

Demikian rilis yang disampaikan Kepala Biro Humas Kementerian Perdagangan, Ani Mulyati, pada 8/2.

Delegasi  Indonesia  dipimpin  Direktur  Jenderal  Perundingan  Perdagangan  Internasional Kementerian Perdagangan,  Djatmiko  Bris  Witjaksono. Sedangkan Delegasi PEA dipimpin Assistant  Undersecretary International Trade Affairs Sector, Ministry of Economy of UAE, Juma Mohammed Al Kait.

“Kedua  negara  memiliki  semangat  yang  sama  untuk  segera  menyelesaikan  perundingan  IUAE–CEPA dalam  kurun  waktu  satu  tahun,  sebelum  penutupan  Expo  2020  Dubai  pada  Maret  2022  mendatang. Proses perundingan kedua pihak selalu berupaya untuk bersikap pragmatis dan fleksibel dalam mendorong tercapainya kesepakatan,”ujar Djatmiko.

Djatmiko  menambahkan,  sejak  perundingan  IUAE–CEPA  diluncurkan  pada 2  September  2021lalu, Indonesia  dan  PEA telah  melakukan  dua  kali  putaran  perundingan  dan  beberapa  kali  pertemuan intersesi.   Hal   ini   menunjukkan   upaya   serius   kedua   pihak   untuk   mencapai   target   penyelesaian perundingan dalam kurun waktu satu tahun.

Perundingan  IUAE–CEPA  mencakup  berbagai  isu  kerja  sama  yang  dibahas  dalam sepuluh kelompok kerja, yaitu perdagangan barang, perdagangan jasa, ketentuan asal barang, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan,investasi, kerja sama ekonomi, hak kekayaan intelektual, hukum dan isu kelembagaan, pengadaan barang/jasapemerintah, serta ekonomi Islam.

Pada  putaran ketiga perundingan IUAE–CEPA  ini, Indonesia  dan  PEA berhasil  menyepakati  dan menuntaskan  pembahasan sebagian  besar cakupan  isu  IUAE–CEPA yang  meliputi kepabeanan  dan fasilitasi perdagangan, trade  remedies, investasi,  kerja  sama  ekonomi,  hak  kekayaan  intelektual, pengadaan  barang/jasa  pemerintah, usaha  kecil  dan  menengah,  serta ekonomi  Islam.Kedua  pihak sepakat bahwa pembahasan isu lainnya akan dituntaskan dalam waktu dekat. Kedua pihak optimistis proses  perundingan  ini  akan  dapat  diselesaikan lebih  cepat  dari target  yang  telah  disepakati,serta berharap penyelesaian  perundingan dapat  segera  diumumkan dan ditandatangani  pada  akhir  Maret 2022 mendatang.

“Kami  menyambut  baik selesainya  pembahasan  isu  perundingan  pada beberapa kelompok  kerja. Hal ini selain menunjukkan fleksibilitas kedua pihak, sekaligus mengindikasikan dukungan dan kerja sama yang  baik  antara kementerian  dan lembaga terkait  di  Indonesia. Apabila  perundingan  CEPA  dapat dituntaskan  sesuai  target, IUAE–CEPAakan  menjadi  tonggak  sejarah  baru  sebagai  perundingan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif tercepat  yang  pernah  diselesaikan  oleh  Indonesia,”sambung Djatmiko.

Pada perundingan putaran ketigaini, Delegasi  Indonesia  diperkuat  oleh  perwakilan  dari  sejumlah kementerian dan lembaga seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman   Modal,   Kementerian   Koordinator   Bidang   Perekonomian, KementerianKeuangan, Kementerian    Hukum    dan    HAM,    Kementerian    Agama,    Kementerian    Pertanian,    Kementerian Perindustrian,    Kementerian    Kelautan    dan    Perikanan, Kementerian    Ketenagakerjaan,Badan Standardisasi   Nasional, Badan   PengawasObat   dan   Makanan,Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, KomisiPengawasPersaingan Usaha, serta Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah.

Sekilas Perundingan IUAE–CEPA

Perundingan IUAE–CEPA pertama kali diluncurkan oleh Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi dan Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri PEA, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi, pada 2 September 2021  di  Bogor,  Jawa  Barat.  Sebelum perundingan putaran  ketigaini digelar, Indonesia dan  PEA telah melakukan dua  kali putaran perundingan,  yaitu pada 2–4  September  2021 di  Bogor,Jawa  Barat,dan pada28–30 Oktober 2021 di Dubai.

Perundingan IUAE-CEPA telah mendapatkan dukungan pimpinan kedua negara, yaitu Presiden RI Joko Widodo dan Putera MahkotaAbu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Hal ini disampaikan Presiden RI saat menerima kunjungan Menteri Negara Urusan Perdagangan Luar Negeri PEA Thani bin Ahmed  Al  Zeyoudipada  3  September  2021  di  Istana  Merdeka, Jakarta.  Pada  kesempatan tersebut, Presiden  RI  menyampaikan  harapan  agar  proses  perundingan  IUAE–CEPA  dapat  diselesaikan  dalam waktu satu tahun.

Hubungan Dagang Indonesia–PEA

Total perdagangan Indonesia–PEA pada 2021 mencapai USD 4,04 miliar atau meningkat 37,88 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar USD 2,93 miliar.Meskipun berada ditengah pandemi Covid-19, nilai  perdagangan  bilateral tumbuh positif  sebesar  0,44persen dan  mencapai  nilai  tertinggi  dalam kurun waktu lima tahun terakhir(2017–2021).

Pada  2021,  ekspor  Indonesia  ke PEA tercatat  sebesar  USD 1,89 miliar atau  meningkat  52,15 persen dibandingkan ekspor tahun 2020 yang sebesar USD 1,24 miliar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke PEA adalah perhiasan, minyak sawit, mobil dan kendaraan bermotor, peralatan komunikasi, kain tenun sintetis, produk kertas, serta tabung dan pipa besi.

Sedangkan impor  Indonesia  dari PEA tercatat  sebesar  USD 2,14 miliar atau  meningkat  27,33 persen dibandingkan impor tahun 2020 yang sebesar USD 1,68 miliar. Komoditas impor utama Indonesia dari PEA yaitu minyak dan gas bumi, produk setengah jadi besiatau baja, alumunium tidak ditempa, logam mulia koloid,sulfur, polimer propilena, dan hidrokarbonacyclis.[] sp