Bappebti Terbitkan Izin Bursa Berjangka untuk PT Indo Bursa Karisma Berjangka

Jakarta,  7  Oktober  2024, pelakubisnis.com  – Satu  lagi  bursa  berjangka  hadir  di  Indonesia,  yaitu  PT  Indo  Bursa Karisma  Berjangka  (IKB).  Badan  Pengawas  Perdagangan  Berjangka Komoditi  (Bappebti)  telah menerbitkan  izin  untuk  IKB  per  18  September  2024  lalu.  Perkenalan  IKB  sendiri  telah  diinisiasi pada pada 4/10.

Kehadiran  IKB  ini  melengkapi  tiga  bursa  berjangka  sebelumnya,yaitu  Bursa  Berjangka  Jakarta (BBJ),  Bursa  Komoditi  dan  Derivatif  Indonesia  (BKDI),  dan  Central  Financial  X  (CFX).  Adanya  IKB diharapkan  dapat  menguatkan  transaksi  multilateral  berbasis  komoditas  unggulan  Indonesia. Dengan  demikian,  bursa  berjangka  di  Indonesia  dapat  menjadi  sarana  pembentukan  harga (price discovery)yang  dapat  digunakan  sebagai  harga  acuan (price  reference), baik  di  pasar  domestik maupun global.

“Kehadiran IKB sebagai bursa berjangka baru di Industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di   Indonesia   diharapkan   akan   mendorong   terwujudnya   harga   acuan   komoditas   strategis Indonesia. Tentu harapan selanjutnya adalah kestabilan harga serta ketersediaan komoditas akan terjaga selain untuk optimalisasi dan penguatan ekspor,”terang  Kepala  Bappebti  Kasan  pada, Senin (7/10).

Kasan  menambahkan,  IKB  juga  harus  dapat  memberikan  kontribusi  dalam  menjaga  inflasi  harga komoditas  yang  berdampak  pada  kenaikan  harga  pangan.  Sebagai  contoh,  menjaga  inflasi  atas harga komoditas crude palm oil (CPO) yang dapat berdampak pada kenaikan harga minyak goreng.

“Khusus  komoditas  CPO,  Menteri  Perdagangan  Zulkifli  Hasan  telah  meresmikan  Bursa  CPO Indonesia   pada   13   Oktober   2023   silam.   Dalam   implementasinya,   Bursa   CPO   tidak   hanya mendorong  transaksi  CPO  dapat  dilakukan  selain  secara  fisik,  juga  dengan  kontrak  berjangka futures.   Untuk   itu,   kami   berharap   IKB   juga   akan   berkontribusi   penting   dalam   mendorong peningkatan  likuiditas  transaksi  CPO  di  Bursa  Berjangka  Indonesia  dalam  mewujudkan  harga acuan CPO Indonesia,”tegas Kasan.

Sekretaris  Bappebti  Olvy  Andrianitamenerangkan, Bappebti  menargetkan  dalam  perdagangan CPO,harga acuanyang akan digunakan adalah 100 persen dari Bursa CPO Indonesia. Hal ini tentu mengingat Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia dan pelaku usaha  CPO  juga  banyak  terdapat  di  Indonesia.  Target  ini  tentu  akan  tercapai  apabila  dilakukan dengan  kolaborasi  dan  kebersamaan  dari  seluruh  pihak  terkait,  baik  regulator  Bappebti,  maupun bursa dan lembaga kliringnya, serta para pelaku usaha,baik di hulu maupun hilir.

“Bursa harus transparan, tepercaya, dan kredibel untuk dapat mewujudkan cita-cita pembentukan bursa berjangka sebagai sarana pembentukan harga acuan komoditas unggulan Indonesia. Bursa juga harus dapat fleksibel dengan arah dan kebijakan pemerintah yang akan datang,”tutup Olvy.

Direktur   Utama   IKB   Agung   Rihayanto   menyatakan   komitmennya   dalam   mendukung   upaya penguatan  komoditas  unggulan  Indonesia  melalui  transaksi  pada  bursa  berjangka.  Baginya,  IKB dapat menjadi bursa berjangka yang independen dan tepercaya.

“IKBberkomitmen untuk menjadi bursa berjangka yang independen dan dapat dipercaya. IKB akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku usaha CPO untuk mendorong transaksi CPO  futures  di  Bursa.  Tidak  terbatas  pada  CPO,  IKB  juga  akan  mendorong  penguatan  transaksi untuk komoditas unggulan Indonesia lainnya,”ungkap Agung.[]sp