Triwulan I 2024, Investasi Jabar Tertinggi di Indonesia

Pemerintah Provensi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) mendapatkan mandat target realisasi investasi sekitar Rp 247 triliun – Rp250 triliun dari Kementerian Investasi/BKPM. Pihak DPMPTSP Jabar optimis target itu tercapai!

Pada triwulan pertama tahun 2024, Investasi di Jabar kembali menduduki peringkat pertama secara nasional. Triwulan I  2024, investasi Jabar mencapai Rp 64,7 triliun.  Investasi yang masuk di Jabar ini didominasi oleh industri pengolahan dengan komposisi Rp 23 trilliun Penanaman Modal Dalam Nenegeri (PMDN) dan  Rp 41 triliun Penanaman Modal Asing (PMA).

Sektor pengolahan ini menempati posisi pertama nilai investasi di Jawa Barat baik yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Industri pengolahan menjadi primadona investasi dengan menyumbang sebagian besar dari total investasi yang masuk ke Jawa Barat selama periode Triwulan I 2024.

Khusus investasi asing, Jepang menjadi penyumbang tertinggi dengan nilai investasi Rp26,65 triliun. Negara lainnya adalah Singapura, Tiongkok, Korsel dan Malaysia.

Dengan kurs US$ 1 = Rp15.000 sesuai dengan APBN 2024,  realisasi PMA meningkat Rp12,9 triliun atau US$839,1 juta dari periode investasi yang sama pada tahun 2023 sebesar Rp28,1 triliun. PMA mendorong jumlah penyerapan tenaga kerja Indonesia sebesar 37.781 orang atau turun 8.504 orang dari periode yang sama tahun 2023 sebesar 46.285 orang. 

Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) , Jabar, Nining Yulistiani, tingginya nilai investasi didorong oleh sejumlah faktor seperti infrastruktur yang berkembang, pasar yang besar hingga kestabilan politik yang terjamin. “Hingga akhir tahun 2024 ini, sektor industri pengolahan khususnya sektor otomotif masih akan mendominasi investasi yang masuk di Jabar. Bahkan investor dari China dan Vietnam juga telah mencari tempat untuk menanamkan modalnya di Jabar,” kata Nining pada 16/5, di Bandung

Nining Yulistiani: optimis target investasi 2024 tercapai/foto: ist

“Beberapa investor dari berbagai negara berminat untuk investasi di otomotif, China dan Vietnam itu yang sudah menyampaikan informasi ke kami. China sudah dapat lahan, Vietnam masih proses pencarian lahan,” pungkasnya.

Berdasarkan data, peringkat 5 besar Kabupaten/Kota, yang paling diminati oleh para investor antara lain Kabupaten Bekasi dengan realisasi mencapai Rp19,1 triliun, Karawang Rp16,3 triliun, Kabupaten Bogor Rp5,5 triliun, Kota Bekasi Rp4,7 triliun, dan Kota Bandung Rp3,05 triliun.

Nining menambahkan sebagai destinasi utama investasi di Indonesia, peluang investasi di Jabar terus bertumbuh didukung oleh berbagai keunggulan yang ditawarkan melalui iklim investasi yang kondusif, konektivitas infrastruktur terbaik, produktivitas tenaga kerja yang tinggi, potensi pasar yang besar, extensive supply chain serta pelayanan investasi terbaik, sebagaimana dikutip dari bandung.bisnis.com, pada 3/5.

Sementara Jabar tahun ini diperkirakan akan mendapatkan mandat target realisasi investasi senilai Rp250 triliun dari Kementerian Investasi/BKPM. Nining  menambahkan, besaran investasi Jabar sekitar Rp247 triliun – Rp250 triliun yang bakal menjadi target dari nasional.

Pemprov Jabar optimistis target investasj 2024 yang sampai Rp250 triliun, bisa tercapai dengan berkaca pada realisasi investasi Jabar pada 2023. Pada 2023, ditargetkan realisasi investasi Jawa Barat mencapai Rp188,03 triliun dan tercapai sekitar Rp210,6 triliun.

“Ini berarti 112 persen dari target yang ada, dan Ini secara nominal merupakan capaian tertinggi di Jawa Barat, sementara posisi 2024 estimasinya dengan target pusat Rp1.650 triliun dengan sekitar 14-15 persen untuk Jabar, targetnya di rentang Rp247 triliun sampai Rp250 triliun,” kata Nining di Gedung Sate, Bandung, 30/1 lalu.

Sementara  target 2024 yang berbarengan dengan pesta politik di Indonesia seperti Pemilu (Pilpres dan Pileg) serta Pilkada serentak, Nining mengaku pihaknya optimistis lewat sinergi dan kolaborasi dengan semua pihak untuk memetakan potensi investasi di Jabar.

“Karena berapapun targetnya apabila tidak ada kolaborasi, komunikasi dengan berbagai pihak kita tidak bisa mengcapture potensi investasi di Jabar, penggalian potensi, promosi dan juga melakukan pengawasan terhadap realisasinya. Karenanya pemerintah kabupaten dan kota ini bersinergi terus untuk mendapatkan data real dan meningkatkan investasi melalui promosi atau penggalian potensi di daerah masing-masing agar target ini tercapai,” ucapnya.

Untuk potensi yang akan didorong demi peningkatan investasi Jabar pada 2024, kata Nining, ada empat yakni sektor yakni infrastruktur, teknologi, pariwisata, dan hilirisasi. “Untuk infrastruktur, utamanya potensi peningkatan konektivitas, pengelolaan sampah, properti, dan kawasan industri yang cukup diminati oleh investor baik asing atau dalam negeri. Kemudian pariwisata di mana Jabar memiliki potensi sangat banyak untuk pariwisata dan sedang kita kembangkan,” ujarnya.

Untuk sektor teknologi, lanjut Nining, adalah yang berbasis teknologi tinggi padat modal yakni dalam produksi kendaraan listrik serta pusat data (data center) bagi telekomunikasi.
“Jabar dianggap layak memiliki ekosistem kendaraan listrik sehingga banyak yang basisnya produksi hilir kendaraan listrik, ini kami melihatnya potensi. Kemudian Data Center untuk telekomunikasi ini juga berpotensi,” ujarnya.

Untuk sektor industri hilirisasi, Nining mengatakan bahwa Jawa Barat membaginya dua, yakni berbasis renewable yakni pertanian, perkebunan, maritim, perikanan, serta hilirisasi produk seperti kendaraan listrik dengan memproduksi baterai sel, baterai pak dan juga kendaraan listrik.

“Utamanya untuk hilirisasi, memiliki potensi sangat besar, karena misalnya China, Uni Emirat Arab tertarik pada investasi untuk hilirisasi renewable pertanian, peternakan, perkebunan dan sebagainya. Di sisi lain untuk industri dari informasi yang kami dapatkan ada beberapa sedang melakukan pendekatan untuk masuk ke Jabar. Jadi kami optimistis di 2024,” katanya.

Taufiq Budi Santoso: Jabar provinsi dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi dari sisi lapangan usaha/foto: ist

Sementara Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Taufiq Budi Santoso menyebut, kinerja ekonomi Jabar pada tahun 2023 diraih sebesar 5 persen dan telah memberikan andil pertumbuhan sebesar 0,67 persen terhadap ekonomi nasional. Jabar pun menjadi provinsi dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi dari sisi lapangan usaha terutama di sektor transportasi dan pergudangan sebesar 10,93 persen serta laju pertumbuhan ekonomi tertinggi dari sisi pengeluaran di sektor impor sebesar 17,60 persen. 

Taufiq  menuturkan, pihaknya telah menyiapkan empat strategi demi meningkatkan investasi Jabar.  Pertama, meningkatkan kepastian dan kemudahan perizinan melalui peningkatan pelayanan investasi.  Kedua, mendorong pengembangan Industri hilirisasi berbasis potensi daerah dan sektor unggulan di Jabar, seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.  Ketiga, mendorong investasi inklusif melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing UMK melalui kemitraan.  Keempat, mengakselerasi implementasi green economy melalui pemberian fasilitas, kemudahan, dan insentif pada green investment. 

Lebih lanjut ditambahkan,  terdapat  empat kawasan strategis di Jabar yang sudah diamanatkan dalam peraturan presiden dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perbaikan infrastruktur dan peningkatan investasi. 

Empat kawasan strategis itu adalah Bodebekkarpur (Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, Purwakarta),  melalui Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2020 dan kawasan Cekungan Bandung yang diamanatkan dalam Perpres No 45 Tahun 2018. Dua kawasan strategis lainnya, yakni kawasan Rebana dan Jawa Barat bagian selatan yang dinaungi Perpres No 87 Tahun 2021. 

Taufiq menambahkan pula, sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikerjakan di Jabar turut menopang kinerja perekonomian, seperti Tol Cisumdawu, kereta cepat Whoosh, dan sejumlah PSN lainnya. 

Tak cuma itu, digitalisasi birokrasi juga memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian karena penerapan sistem digital dalam pelayanan pemerintah dapat meningkatkan akuntabilitas serta memudahkan dalam mengakses informasi dan layanan.[]Yuniman Taqwa