RI – Turki Tanda Tangani MoU Imbal Dagang

Jakarta, 16 Desember   2021, pelakubisnis.com  – Kementerian   Perdagangan bertekad   mengakselerasi   pemulihan ekonomi   nasional   dengan   memperkuat   ekspor.Penguatan   ini   dilakukan   dengan   memfasilitaai penandatanganan  nota  kesepahaman  (Memorandum  of  Understanding/MoU)  kerja  sama  skema imbal dagang business to business (b to b) antara PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dengan  Turk Barter International (TBI) A.S selaku Badan Pelaksana imbal dagang di Turki.

Penandatanganan dilakukan secara virtual oleh Direktur Utama PT PPI Nina Sulistyowati dan Presiden TBI  A.S  Muhammet  Sirri  Simsek,  pada  15/12,  disaksikan  Direktur  Jenderal  Pengembangan Ekspor  Nasional  (PEN)  Didi  Sumedi,  Duta  Besar  Luar  Biasa  dan  Berkuasa  Penuh  RI  untuk  Turki  Lalu Muhamad Iqbal, Atase Perdagangan Ankara di Turki Eric Gokasi Nababan, Dewan Direksi PT PPI,dan pemangku  kepentingan  seperti  Lembaga  Pembiayaan  Ekspor  Indonesia  (LPEI),  PT  Bank  Negara Indonesia (BNI), PT Askrindo, serta PT Kurhans Trans.

“Fasilitasi  Kemendag  ini  merupakan  upaya  terobosan  untuk  mempercepat  pemulihan  ekonomi nasional.  Kerja  sama  imbal  dagang  telah  lama  dijajaki  Indonesia  sebagai  suatu  strategi  baru peningkatan  ekspor.  Sejak  2019,  penjajakan  skema  imbal  dagang b  to  b lebih  diperkenalkan  dan didorong untuk lebih implementatif,”jelas Dirjen PEN Didi.

Menurut   Didi,   Turki   merupakan   negara   mitra   dagang   strategis   dan   penting   bagi   Indonesia. Penandatanganan MoU  ini dapat menjadi salah satu penguat hubungan  bilateral kedua negara yang  berkelanjutan  dan  salingmenguntungkan. “Turki merupakan negara yang familiar dengan sistem imbal dagang dan praktik itu telah diimplementasikan oleh perusahaan-perusahaan di Turki di bawah TBI yang menjadi Badan Pelaksana di Turki,”terang Didi.

Duta  Besar  Luar  Biasa  dan  Berkuasa  Penuh  RI  untuk  Turki  Lalu  Muhamad  Iqbal  mengatakan, penandatanganan MoU ini merupakan momen penting bagi hubungan Indonesia dan Turki. Kedutaan Besar RI di Turki mendukung penuh program penjajakan kerja sama imbal dagang b to b dengan Turki khususnya. “Program   yang   diinisiasi   Kemendag   ini   menjadi   strategi   baru   dalam   menghadapi tantangan krisis global di masa pandemi Covid-19 ini,” ungkap Lalu.

Dubes Lalu mengharapkan kerja keras dari semua pihak untuk mewujudkan kerja sama imbal dagang ini  dalam  penandatanganan kontrak jual beli melalui  imbal dagang saat kunjungan Presiden Turki  ke Indonesia pada awal Februari 2022.

Direktur   Utama   PT   PPI   Nina   Sulistyowati   menjelaskan,   penandatanganan   MoU   dengan   Turki merupakan  salah  satu  target  PT  PPI  di  2021.  Kerja  sama ini  menjadi  bukti  nyata  komitmen  PT  PPI dalam mendukung program kerja sama imbal dagang b to byang digencarkan Kemendag.

“PT PPI siap melaksanakan peran sebagai koordinator yang menjembatani eksportir dan importir dalam negeri. Kami akan terus berkoordinasi dengan TBI A.S selaku pihak koordinator di Turki untuk finalisasi   produk   yang   akan   diimbaldagangkan   segera   setelah   penandatanganan   MoU.   Kami menargetkan transaksi riil dapat segera diwujudkan pada Januari 2022,”tutur Nina.

Beberapa  produk  yang  Indonesia  tawarkan  antara  lain  minyak  sawit,  timah, staple  fibres  of  viscose rayon,  karet  alam,  benang  tunggal  (single  yarn),  bubuk  kakao,  kelapa  kering,  dan  cakalang  beku. Sementara  produk  yang  ditawarkan  Turki  antara  lain  tembakau,  gandum,  es  krim,  peralatan  rumah tangga otomatis, botaes, keramik, minyak zaitun, trafo listrik, dan aluminium hydroxide.

Kerja  sama  imbal  dagang  diharapkan  dapat  menjadi  kerja  sama  yang  implementatif  bagi  kedua negara dan menjadi salah satu opsi bagi pelaku usaha kedua negara di tengah kondisi perekonomian dunia dalam masa pandemi. Turki saat ini sedang mengalami penurunan nilai mata uang yang cukup signifikan  dan  barter  menjadi  salah  satu  opsi  transaksi  perdagangan  yang  dimanfaatkan  banyak perusahaan di Turki.

Sebelumnya, pada 25—28  November 2021, Indonesia juga telah berpartisipasi  pada 7th  World  Halal Summit  dan  8th  OIC  Halal  Expo  di  Istanbul,  Turki.  Indonesia  berhasil  mencatatkan  transaksi  senilai USD  3,8  juta  dan  empat  MoU  kerja  sama  dagang.  Diharapkan,  kerja  sama  imbal  dagang  ini dapat mendukung dan mendorong nilai transaksi awal yang telah dilakukan.

Sejak  awal  2021,  Kemendag  telah  melakukan  penjajakan  intensif  dalam  rangka  kerja  sama  skema imbal dagang b to bdengan 35 negara di dunia. Adapun 11 negara diantaranya yaitu Meksiko, Rusia, Jerman,  Belanda,  Turki, Italia, Hongaria, Prancis,  Filipina, India, dan Iran memberikan  respons positif untuk melakukan pembahasan teknis lebih lanjut.

Nilai total perdagangan nonmigas Indonesia ke Turki periode Januari—Oktober 2021 tercatat sebesar USD 1,67 miliar. Total ekspor nonmigas Indonesia ke Turki sebesar USD  1,34 miliar. Sementara, nilai impor Indonesia dari Turki sebesar USD 325,7 juta. Sehingga, tercatat surplus bagi Indonesia sebesar USD 1,01 miliar. Komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Turki antara lain minyak nabati, karet alam, fibres,  baja  tahan  karat  (stainless  steel),  dan  trafo  listrik.  Sedangkan,  komoditas  impor  utama Indonesia dari Turki antara lain carbonates, tembakau, borate, furnace accessories, dan benang.[]sp