Kolaborasi HIN dengan Pertamina Medica Gandeng Mayo Clinic di Bali

Rumahsakit bertaraf internasional akan hadir di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), di Sanur, Bali. Bila tidak ada aral melintang, rumahsakit tersebut akan beroperasi penuh pada awal 2024. Kehadirannya akan menghemat devisa Rp 86 Triliun pada tahun 2045 dan penambahan devisa Rp 19,6 Triliun.

PT Hotel Indonesia Natour (HIN) atau anak perusahaan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), bekerjasama dengan PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC) tengah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia, berlokasi di Sanur, Bali.

KEK Kesehatan dan Pariwisata tersebut memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan kelas dunia sekaligus memanfaatkan keindahan Bali sebagai pilihan berwisata. Pasalnya, Bali memiliki potensi besar menjadi pusat wisata medis di Asia Tenggara.

Saat ini,  komitmen investasi dari PT Pertamina Bina Medika (IHC) untuk pembangunan rumah sakit internasional bekerjasama dengan Mayo Clinic.  Rumah sakit internasional ini akan memiliki peralatan canggih terbaru dan menghadirkan dokter terbaik dalam negeri yang bekerja sama dengan tenaga kesehatan dan dokter asing dalam rangka mewujudkan transfer knowledge.

Dengan disetujuinya usulan KEK Sanur, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian sekaligus meningkatkan fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia. Di tahun 2030, diproyeksikan sekitar 4% hingga 8% penduduk Indonesia yang sebelumnya berobat ke luar negeri menjadi berobat ke KEK Sanur, dengan total pasien berada dalam kisaran 123 ribu sampai dengan 240 ribu orang. Secara nominal, harapannya hingga tahun 2045 total penghematan devisa yang dihasilkan mencapai Rp 86 Triliun, dan total penambahan devisa pada periode yang sama mencapai Rp19,6 triliun.

Usulan KEK Sanur yang berlokasi di Kota Denpasar, Provinsi Bali merupakan KEK Kesehatan dan Pariwisata dengan rencana bisnis fasilitas kesehatan (rumah sakit dan klinik), akomodasi hotel dan MICE, Etnomedicinal Botanic Garden, dan Commercial Center. Total luas lahan yang diusulkan adalah 41,26 Ha atas nama PT Hotel Indonesia Natour (PT HIN), memiliki nilai investasi sebesar Rp10,2 Triliun dengan target serapan tenaga kerja sebanyak 43.647 orang.

KEK Sanur menawarkan alur perjalanan pasien end-to-end bagi pengunjungnya dengan berbagai fasilitas. Selain fasilitas taman, hotel, dan pusat niaga, ada enam kawasan di KEK Sanur yang dikhususkan untuk pelayanan kesehatan. Dua di antaranya telah disewakan dan nantinya akan dibangun sebagai rumah sakit berkelas internasional yang dioperasikan oleh Mayo Clinic. Sementara itu, empat area lain tersedia bagi investor yang memiliki spesialisasi sesuai dengan master plan yang telah ditentukan, seperti bedah plastik dan kosmetik, geriatrik, pusat penelitian sel punca, serta pusat pengobatan oriental dan kesuburan.

Direktur Operasional IHC drg. Mira Dyah Wahyuni MARS (kini menjadi Direktur Utama) mengatakan, KEK Sanur akan memberikan pelayanan kesehatan terintegrasi berkualitas tinggi serta bertaraf internasional dengan perawatan medis terkini untuk mendorong masyarakat mempercayakan pengobatan di Indonesia tanpa harus ke luar negeri. Sebagai holding rumah sakit milik negara, IHC saat ini menaungi 75 rumah sakit dan 143 klinik di seluruh Indonesia, sebagaimana dikutip dari merdeka.com, pada 15 Oktober 2022.

Menteri BUMN, Erick Thohir meyakini pengembangan KEK Kesehatan dan Pariwisata Sanur akan mendorong perekonomian baik nasional maupun lokal. Potensinya cukup besar sehingga bisa menjadi prioritas untuk menghidupkan kembali kegiatan pariwisata di Bali.

Erick menjelaskan intervensi ini harus dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak perlu lagi berobat ke luar negeri karena Indonesia telah mampu memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan berkelas dunia.

Proses groundbreaking pembangunan KEK Sanur dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 27 Desember 2021. KEK Sanur hadir dengan rencana bisnis untuk fasilitas kesehatan, akomodasi hotel dan MICE, taman botani ethnomedicinal, serta pusat komersial, di atas lahan seluas 41,26 Hektar milik PT Hotel Indonesia Natour (HIN) dengan nilai investasi US$ 664 Juta.

Erick menargetkan KEK Kesehatan di Sanur, Bali bisa selesai pada akhir 2023. Pembangunan infrastruktur di kawasan tersebut termasuk pembangunan rumah sakit, hotel, hingga kebun raya berbasis kesehatan. Saat ini progres pembangunan KEK Sanur baru selesai sampai infrastruktur dasar, seperti jalan, trotoar, utilitas listrik, dan perpipaan. Sedangkan progres pembangunan hotel sudah mencapai 35,58% dan ditargetkan akhir Agustus 2023 bisa selesai.

Sementara PT Pertamina Bina Medika – Indonesia Healthcare Corporation (IHC) melalui Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) pada 26 Januari lalu mengumumkan sinergi RSPP Jakarta dengan Mayo Clinic, sebuah organisasi kesehatan dunia. Melalui sinergi ini, RSPP resmi menjadi bagian dari Mayo Clinic Care Network (MCCN).

IHC RSPP menjadi member Mayo Clinic Care Network pertama dari Indonesia. Menjalin kolaborasi dengan institusi kesehatan global, IHC RSPP akan memperoleh akses berbagi pengetahuan dan keahlian dari tim Mayo Clinic. “Kolaborasi antara Mayo Clinic dan RSPP menunjukan komitmen Indonesia untuk meningkatkan layanan kesehatan berstandar internasional. Kami mengapresiasi upaya ini, terlebih ini dilakukan oleh RSPP, yang merupakan institusi badan usaha milik negara (BUMN), sehingga dapat menjalankan mandat Pemerintah untuk mewujudkan ketahanan kesehatan nasional,” jelas Menteri BUMN Erick Thohir pada kesempatan tertulis.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menambahkan, pihaknya berharap kolaborasi antara IHC dan Mayo Clinic akan berlanjut, salah satunya melalui Bali International Hospital. ”Kami meyakini IHC sebagai pioneer untuk mewujudkan ketahanan kesehatan nasional dan ekosistem kesehatan nasional,” ujarnya.

Direktur Utama IHC drg. Mira Dyah Wahyuni, MARS yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operasional IHC menambahkan,  sinergi ini akan memberikan keuntungan bagi setiap tenaga medis di IHC RSPP untuk meningkatkan kemampuannya dalam skala internasional. “Salah satunya, tim medis RSPP dapat melakukan teleconference dengan ahli kesehatan dari Mayo Clinic,” ujar drg. Mira.

Dia meyakini, melalui sinergi ini pihaknya dapat mengakses keahlian internasional yang dimiliki Mayo Clinic, sehingga pada akhirnya akan memberi keuntungan bagi konsumen pengguna layanan RSPP baik pasien maupun lembaga asuransi kesehatan.

“Salah satu keunggulan lain adalah tenaga medis kami dapat berinteraksi dengan tim ahli Mayo Clinic, seperti ahli kanker, melalui jaringan langsung eBoards untuk berdiskusi kasus kesehatan spesifik untuk kebutuhan layanan kami kepada pasien,” tambah drg. Mira.

IHC merupakan salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero). Sebagai pemegang saham mayoritas. Pertamina mendukung kerjasama yang terjalin antara PBM IHC dan Mayo Clinic, “Ini menjadi upaya unlock value perusahaan dimana melalui sinergi ini dapat memperkuat keunggulan perusahaan dan menjadi nilai tambah bagi Pemerintah, pemegang saham, masyarakat, serta stakeholder lainnya.” ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pada keterangan terpisah.

“Kami menyambut bergabungnya IHC RSPP dalam jaringan Mayo Clinic Care Network,” jelas dr. Brian Costello, M.D., Medical Director, Mayo Clinic International. “Mengusung nilai penting yang sama bagi kedua organisasi, yakni kualitas tinggi dan fokus pada pasien. Kami antusias dalam bekerja sama untuk meningkatkan layanan kesehatan,”ujarnya.[] Yuniman Taqwa