Kinerja PHE Kian Melesat, Menuju Perusahaan Kelas Dunia

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara professional. Tujuannya mewujudkan menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance.

Hingga  Juni 2023, PHE) mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2,75 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Total produksi migas mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) atau peningkatan 8% dari tahun lalu.

Capaian ini didukung melalui penyelesaian rencana kerja pengeboran 7 sumur eksplorasi, 359 sumur pengembangan, 371 workover dan 16.286 well services. Selain itu, PHE juga mencatatkan survei Seismik 3D sepanjang 478 km2.  “PHE akan berupaya maksimal dalam meningkatkan kontribusi nasional dan peningkatan bagian negara, devisa dan perekonomian daerah,’’ jelas Arya Dwi Paramita, Corporate Secretary PHE.

Pengeboran Sumur Gulamo di PHR Duri/foto: doc. Pertamina

Dan salah satu proyek strategis yang juga telah digarap yaitu pengeboran sumur Migas Non Konvensional (MNK) yang berada di Lapangan Gulamo, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau pada akhir Juli 2023.

Hingga saat ini, PHE telah berhasil melakukan capaian strategis antara lain mendapatkan award WK eksplorasi dengan mayoritas sumber daya gas di Peri Mahakam & Bunga yang berlokasi di Indonesia timur, East Natuna di area perbatasan negara Indonesia-Malaysia-Vietnam dan project strategis nasional Masela. Temuan eksplorasi gas di Wilela, Wolai kompleks dan Mantapu 1-X juga mendukung babak baru ketahanan energi dan transisi gas nasional kedepan.

Melalui Regional Internasional yang dinahkodai oleh PT Pertamina Internasional EP, Subholding Upstream Pertamina juga baru saja sukses mendapatkan perpanjangan kontrak baru di Menzel Lejmat Nord (MLN), Blok 405 di Algeria. Blok migas ini memiliki izin pembangunan pabrik LPG dengan kapasitas 1 juta metric ton per tahun yang produksinya dapat dibawa ke Indonesia sebagai komitmen perusahaan dalam pemenuhan energi nasional.

“Capaian untuk mendukung target jangka panjang perusahaan antara lain melalui program kerja eksplorasi dan akuisisi. Capaian eksplorasi saat ini juga sangat menggembirakan dimana PHE berhasil menemukan gas discovery dari sumur eksplorasi Helios D-1 di Kalimantan Timur dan NSO XLLL di Sumatera Utara. Hal ini menjadi bukti program gas transition dari temuan sumber daya gas dari berbagai sumur eksplorasi sejak tahun lalu,” ujarnya dalam keterangan resmi, pada 11/7.

Capaian ini berbasis strategi utama PHE dalam mengelola baseline produksi, meningkatkan production growth melalui rencana kerja dan merger & acquisition serta meningkatkan reserve & resource growth dengan selalu mengedepankan aspek HSSE serta Environmental, Social, Governance (ESG).

Fadjar Djoko Santoro, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) menambahkan, Pertamina mengapresiasi upaya PHE untuk mencapai target produksi migas. Meningkatnya produksi semester I tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya mencerminkan upaya-upaya operasional yang dijalankan PHE cukup efektif. 

“Kami berharap PHE sebagai Subholding Upstream Pertamina terus meningkatkan eksplorasi untuk mendukung pencapaian target 1 juta barel per hari, juga dapat berekspansi untuk meningkatkan bisnisnya, sekaligus menjalankan aspek-aspek ESG untuk mencapai perusahaan yang berkelanjutan,” jelas Fadjar. 

Saat ini PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022. PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG. PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance.

Sementara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2022 dan berhasil mencatatkan kinerja positif atas kontribusi pertumbuhan produksi migas sebesar 7% berbanding tahun lalu serta laba bersih sebesar US$ 4.67 Milyar di tahun 2022.  

Dirut Pertamna Nicke Widyawati

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, yang hadir langsung sebagai pemegang saham mayoritas PHE mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian tersebut karena tahun 2022 memiliki berbagai tantangan yang telah dikelola dengan baik, sebagaimana dikutip dari elshinta.com, pada 16/5 lalu.

Selanjutnya Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi, Wiko Migantoro, menyatakan dengan realisasi investasi sebesar US$ 3.2 Milyar dan opex US$ 5.9 Milyar dalam melaksanakan 689 sumur pengembangan, 638 workover, reaktivasi sumur dan waterflood, PHE menjadi kontributor penting dalam peran serta membangun ekonomi nasional kegiatan aktivitas hulu Migas. Berbagai project besar onstream seperti SLO Rokan stage 1, Jambaran Tiung Biru, OPLL Mahakam. Sepanjang 2022 juga mendapatkan 106 BD FID senilai US$ 3.5 Milyar untuk mengelola cadangan sebesar 252 MMBOE.

Capaian eksplorasi juga sangat menggembirakan dimana PHE berhasil mencapai success ratio sebessar 65% dari 17 sumur eksplorasi dengan total temuan 2C sebesar 345 MMBOE. Penyelesaian 2D Vibroseis Jawa 1080 km pada komitmen kerja pasti wilayah terbuka juga merupakan bagian PHE untuk unlock new play guna mendukung target 1 Juta Barrel per Day. Sebagai bagian dari upaya Go Global, PHE juga berhasil penambah participating interest pada wilayah kerja West Qurna di Irak.

Dengan dukungan PT Pertamina (Persero) selaku Holding dan dukungan Pemerintah Republik Indonesia, melalui kegiatan eksplorasi, pengembangan, asset integrity, PHE berperan signifikan dalam membangun kembali kapasitas industri hulu migas nasional. Memanfaatkan momentum harga minyak yang tinggi dan momentum recovery kondisi makro ekonomi paska pandemi Covid-19, PHE berhasil mencatatkan kinerja positif di seluruh anak usahanya yakni Regional 1 (Pertamina Hulu Rokan), Regional 2 (Pertamina EP), Regional 3 (Pertamina Hulu Indonesia), Regional 4 (Pertamina EP Cepu) dan Regional 5 (Pertamina Internasional EP), PT Elnusa, PT PDSI, PT Badak NGL dan DSLNG sehingga laba bersih bersih konsolidasi mencapai US$ 4.67 Milyar.

Capaian TKDN industri hulu migas PHE sebesar 65% adalah bukti konkrit upaya PHE dalam membangun kapasitas nasional di industri hulu migas. Adapun dampak positif performa PHE kepada pendapatan negara tahun 2022 secara total sebesar US$ 8.77 Milyar yang terdiri dari pendapatan pajak pendapatan bukan pajak dan signature bonus.

Sementara itu, terkait dengan rencana IPO PHE, Fadjar Djoko Santoso menjelaskan bahwa IPO PHE tidak dilaksanakan pada saat ini karena masih perlu mencari waktu yang tepat. “Hal ini tentunya sejalan dengan ketetapan yang disampaikan Kementerian BUMN melalui Wakil Menteri BUMN beberapa waktu lalu,” ujarnya.

Fadjar menjelaskan beberapa hal yang menjadi pertimbangan diantaranya seiring dinamika kondisi pasar modal dunia dan Asia Tenggara sepanjang tahun 2023 akibat tekanan dari pengaruh resesi global.

Dari sisi makro ekonomi global, trend peningkatan suku bunga The Fed menambah beban ekonomi emerging markets untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain harga minyak dunia (Brent) mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu, dimana dalam beberapa bulan terakhir berada di level US$70-80 per barrel dan diprediksi tetap bertahan pada level tersebut hingga 2024. Hal ini juga menjadi faktor yang kurang mendukung pelaksanaan IPO PHE pada saat ini. [] Yuniman Taqwa.