Mau Cepat Kerja? Pilih Pendidikan Vokasi

Banyak pilihan melanjutkan Pendidikan Tinggi. Salah satunya adalah pendidikan vokasi atau Politeknik yang tak kalah bergengsi dibandingkan PTN. Pendidikan vokasi ini mengantarkan siswa-siswi lulusan SMA siap pakai di dunia industri atau usaha.

Masih banyak dari para lulusan SMA atau sederajat belum memahami pendidikan vokasi. Mereka menganggap pendidikan jalur Akademi lebih bergengsi, menyandang gelar sarjana (S1) bahkan bisa melanjutkan sampai S3 (Doktor). Padahal pendidikan vokasi  justru lebih menjanjikan bisa langsung diserap  bursa tenaga kerja.

Untuk kamu yang baru lulus SMA atau sederajat, pendidikan tinggi yang bisa kamu pilih adalah pendidikan akademi dan pendidikan vokasi. Bedanya pendidikan akademik lebih memfokuskan pembelajaran terhadap hal-hal yang terkait penelitian dan inovasi sebagai bentuk pemecahan masalah dalam bidang jurusan tertentu. Sedangkan pendidikan vokasi lebih memfokuskan pembelajaran pada peningkatan kemampuan siap kerja dalam bidang jurusan tertentu.

Keduanya memiliki fungsi dan tujuan berbeda, itu sebabnya pendidikan akademi tidak  lebih bagus dari pendidikan  vokasi atau pun sebaliknya. Kedua pendidikan ini harusnya disesuaikan dengan kebutuhan dan aspirasi peserta didik di masa depan. Jadi, jika  ingin  memperdalam suatu ilmu kejuruan dengan cara memahami teori untuk meneliti fenomena, di sekitar mereka, maka pendidikan akademi adalah pilihan yang tepat. Tapi jika  ingin mendalami suatu bidang kejurusan dengan cara mengembangkan diri dalam hal kemampuan untuk bekerja di bidang tertentu, pendidikan vokasi adalah pilihan yang tepat, sebagaimana dikutip dari rencanamu.id/post.

Berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang  Tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa  pendidikan diklasifikasi  dalam 3 jenis, yaitu:

  1. Pendidikan Akademi – pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni tertentu yang mencakup Strata (S1), Master (2) dan Doktor (S3)
  2. Pendidikan Vokasi yaitu:  pendidikan tinggi yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan  tertentu, meliputi program pendidikan Diploma (Diploma 1 merupakan ahli pratama, Diploma 2 merupakan ahli muda, Diploma 3 adalah ahli Madya dan Diploma IV adalah sarjana terapan  yang setara dengan program pendidikan akademi S1
  3. Pendidikan profesi/spesialis adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Lulusan pendidikan profesi akan mendapat gelar profesi

Sementara, pendidikan vokasi (program diploma) bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tenaga ahli profesional dalam menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Di Universitas Indonesia (UI), misalnya, mulai tahun 2008 pengelolaan administrasi program pendidikan vokasi dilakukan secara terpusat di Universitas Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melakukan efisiensi mengingat banyaknya jalur pendidikan yang ada di UI serta  untuk merealisasikan visi Universitas Indonesia menjadi universitas riset kelas dunia dalam menghadapi tantangan global, sebagaimana dikutip dari simak.ui.ac.id.

Universitas Indonesia tetap menjalankan Program Diploma  dilandasi oleh tujuan untuk turut mencerdaskan  kehidupan bangsa, dengan menyediakan pendidikan tinggi jalur profesional secara berdampingan dengan pendidikan tinggi pada jalur sarjana dan pascasarjana. Secara statistik, Program Diploma di Universitas Indonesia sangat diperlukan oleh masyarakat, hal ini terlihat dari tingginya animo terhadap program-program yang ditawarkan maupun permintaan terhadap para lulusan.

Kurikulum pendidikan vokasi dirancang untuk dapat membuat lulusannya lebih banyak mendapat pengalaman kerja sebagai bekal mereka memasuki dunia kerja. Dalam kondisi perkuliahan , mahasiswa pendidikan vokasi mendapat porsi belajar teori dan praktik dengan porsi 30 : 70. Namun , ada juga lembaga pendidikan vokasi yang menerapkan antara teori dan praktik  berbanding 40: 60.

Lulusan pendidikan vokasi dengan gelar Diploma memiliki pengalaman kerja magang. Komposisi perkuliahan sekolah vokasi memang lebih menekankan pada praktik. Apalagi jika ada sertifikat profesi, lulusan Diploma punya daya saing yang tak dapat dipandang sebelah mata di pasar kerja.

Di samping itu, politeknik merupakan satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional khususnya pendidikan tinggi yang mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar memiliki keterampilan praktis yang memadai. Program Pendidikan Politeknik merupakan jalur Pendidikan Vokasi pada tingkat Perguruan Tinggi yang membekali lulusannya dengan keterampilan yang didukung dengan pengetahuan dasar teoritis yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh. Dengan bekal itu, diharapkan alumni Politeknik betul-betul menjadi tenaga vokasional di bidangnya, khususnya di bidang Keteknikan (Engineering) dan Tata Niaga (Commerce), sebagaimana dikutip dari politeknik.or.id.

Pendidikan Politeknik awalnya dirintis dengan dibukanya Politeknik Mekanik Swiss di Bandung pada tahun 1976 yang menjadi model pendidikan Politeknik di Indonesia, sekarang bernama Politeknik Manufaktur (POLMAN) Bandung. Pengembangan pendidikan Politeknik ini dinilai berhasil baik. Selanjutnya, Pendidikan Politeknik terus dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai suatu proyek pemerintah yang dibiayai dengan bantuan Bank Dunia (World Bank). Pada tahun tahun 1979 dibangun 6 Politeknik yang berlokasi di beberapa daerah, antara lain:  Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Malang. Dan saat ini jumlah Politeknik Negeri telah mencapai 43 Politeknik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Tujuan utama didirikannya pendidikan politeknik di Indonesia adalah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri, sehingga lulusan politeknik memiliki daya saing tinggi untuk mendapatkan pekerjaan. Pendidikan politeknik diselenggarakan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja profesional di industri. Di samping menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki keterampilan, lulusan politeknik dididik untuk memiliki jiwa wirausaha, berbudaya, berwawasan lingkungan serta mampu bersaing di tingkat nasional maupun tingkat internasional.

Jenjang pendidikan di Politeknik saat ini meliputi Diploma III, Sarjana Terapan (Diploma IV), Magister Terapan, dan Doktor Terapan. Sistem belajar mengajar dan kurikulum politeknik pun memiliki perbedaan dengan program pendidikan akademik. Pendidikan Politeknik lebih mengutamakan praktik dengan sistem perkuliahan, menggunakan sistem paket yang disesuaikan sama seperti yang digunakan dalam industri. Sistem paket, dimaksudkan bahwa setiap mahasiswa wajib mengikuti semua mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum.

Tercatat beberapa prestasi dari Politeknik, diantaranya Politeknik Negeri Batam Program Studi Administrasi Bisnis Terapan (ABT) mengikuti ajang kompetisi nasional dalam Business Administration Competition (BAC) ke 7 tahun 2021 yang di selenggarakan di Politeknik Negeri Pontianak pada tanggal 27-30 September 2021. Kegiatan ini diikuti oleh Politeknik di seluruh Indonesia.

Tidak hanya itu, Startup 4Happy, Pengembang game dari mahasiswa politeknik Batam berhasil menorehkan prestasi membanggakan dimana mereka terpilih menjadi salah satu delegeasi dari Indonesia untuk mengikuti eksibisi game terkemuka di dunia yaitu Tokyo Game Show tahun 2021 beserta 18 pengembang game yang lain dan banyak lagi prestasi dari politeknik-politeknik di seluruh Indonesia.[] Yuniman Taqwa/ilustrasi: pcr.ac.id