Cara ACC  Ciptakan Kolaborasi dengan UMKM Lewat  Dana Bergulir

Astra Credit Company (ACC) menyadari  pentingnya mendukung kemajuan UMKM di tanah air untuk bisa naik  kelas.  ACC memulainya dari  Program Dana Bergulir dan tentunya pendampingan serta pelatihan yang diharapkan dapat mendongkrak  peningkatan daya saing dan kontribusi UMKM terhadap perekonomian lokal.  

Penyerahan dana bergulir ACC  kepada 20 pegiat UMKM binaan YDBA/Foto: pelakubisnis.com

Pada 20 September 2024 lalu berlangsung seremoni penandatangan MoU Kolaborasi Dana Bergulir antara Astra Credit Company (ACC) dengan  Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).  Pada kesempatan itu dilaksanakan pula  penyerahan  dana bergulir dari ACC   senilai  Rp 100 juta kepada 20 pegiat UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) binaan YDBA.  Pada sessi lain ada Mini Talkshow bertajuk “Pentingnya Kolaborasi dalam Pembiayaan UMKM”.

Yap! Pihak ACC  menyadari pentingnya berkolaborasi dengan banyak pihak untuk memajukan usahanya.  Hal ini diakui   Chief Human Capital Officer ACC Matilda Esther.  Pihaknya tergerak karena situasi pandemic tahun 2020. Waktu itu ACC melakukan langkah mengidentifikasi program pilihan untuk UMKM.  Pilihannya adalah Program Kolaborasi dan potensi yang sangat besar adalah dengan pemberdayaan perempuan.  Menurutnya satu hal yang luar biasa dari UMKM adalah kegiatan para ibu yang menarik perhatian.

Lalu dicari perempuan yang mempunyai kemauan mengembangkan usaha  kecil  dan harapannya bisa menjadi besar. Pemikiran seperti ini menurut  Esther perlu dihargai. Kebetulan ACC memiliki program kolaborasi, maka dibidiklah melalui program kewirausahaan.  Diharapkan bantuan awal dari ACC ini  bisa menjadi benih yang tumbuh dan memberikan manfaat bagi banyak pihak dan tidak menutup kemungkinan pada pengembangan berikutnya ACC   bisa membantu lebih banyak lagi UMKM.

EVP Corporate Communication & ESR ACC Riadi Prasojo menambahkan, sebenarnya sejak tahun 2020 ACC menjalankan  program fasilitas dana bergulir bagi UMKM.   Karena pihaknya melihat banyak UMKM yang cukup sulit mendapatkan akses pembiayaan, maka muncullah  keinginan pihak ACC membantu mereka.  “Dari situ kita bantu, awalnya masuk ke komunitas-komunitas usaha, NGO, lama-lama kami berpikir sepertinya ini perlu berkembang lebih luas lagi. ACC sendiri adalah perusahaan pembiayaan, kita punya keahlian dan kita punya modal, tapi kendala muncul bagaimana kami bisa menyalurkan dana ini ke UMKM? Akhirnya  kami melihat YDBA. Jawabannya kenapa tidak! Akhirnya dari situ kami berkolaborasi  sama-sama membina UMKM,”. 

Dijelaskan Riady, dana bergulir sudah ada sejak 2020  dan sudah diberikan kepada 700 UMKM.  Penetrasi dilakukan lewat komunitas, NGO dan  tahun ini baru dengan YDBA. Bahkan ACC baru tahun ini punya departemen yang khusus menangani kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility-red) yang bergerak di sektor UMKM, kesehatan, dan lain-lain. “Ternyata kita belum pernah kolab dengan YDBA dan  kita punya program yang mirip. Kami selalu cari kolaborasi,”terangnya.

Sementara Ketua Pengurus YDBA, Rahmat Samulo mengungkapkan,  saat ini total UMKM binaan YDBA sebanyak 1300 pegiat UMKM. Namun jika diakumulasi dari total pegiat UMKM yang pernah dibina YDBA hingga sekarang mencapai 13 ribu UMKM yang terbagi dalam 4 sektor yaitu manufaktur, bengkel umum roda empat dan roda dua, kuliner, pertanian dan kerajinan.  Jika saat ini ACC baru  membantu  memberikan dana bergulir untuk sektor kuliner dan kerajinan, tidak menutup  kemungkinan  bisa dipikirkan lagi ke depannya ACC bisa masuk berkolaborasi dengan UMKM binaan YDBA di sektor yang lain.

Rahmat melanjutkan, seperti  diketahui, kolaborasi Astra dan YDBA dengan UMKM ini sifatnya pendampingan.  “Kita tidak datang lalu pergi,”ujarnya seraya menjelaskan bahwa YDBA melakukan pembinaan bukan sekedar datang memberi pelatihan lalu pergi. Tapi Astra melalui YDBA mendampingi  secara intens  pegiat UMKM  dengan membangun Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) sebagai  kepanjangan tangan dari YDBA, dimana  saat ini sudah  ada 19 LPB  yang tersebar di seluruh Indonesia.  “Target  kami, UMKM bisa naik kelas dan dipastikan mereka memiliki basic mentality yang kuat mau maju,”tegasnya.

Dalam kesempatan itu Sekretaris Pengurus YDBA, Ema Poediwati  juga menyampaikan,  YDBA tidak hanya menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan, melainkan juga berperan memfasilitasi pembiayaan bagi para UMKM binaannya. Tidak hanya berkolaborasi dengan lembaga pembiayaan di dalam Grup Astra sendiri, tetapi juga berkolaborasi dengan banyak lembaga pembiayaan di luar Grup Astra seperti fasilitas KUR dari perbankan.

Chief Human Capital Officer ACC Matilda Esther (kiri) bersama Sekretaris Pengurus YDBA, Ema Poediwati (tengah) pada saat MoU Kolaborasi Dana Bergulir ACC dengan YDBA/Foto: pelakubisnis.com

Sebelumnya pada bulan Februari 2024, ACC juga memberikan dana bergulir, membantu pertumbuhan dan perkembangan  26  pegiat UMKM penyandang disabilitas. Dana  bergulir yang dimaksud adalah dana yang dipinjamkan sebagai modal usaha bagi UMKM selama jangka waktu 6 bulan tanpa bunga.  Saat itu ACC memberikan dana bergulir bagi  UMKM disabilitas dari berbagai sektor usaha seperti kuliner, penjahit rumahan, warung sembako dan lain-lain.  Selain dana bergulir ACC juga memberikan pelatihan bagi para UMKM disabilitas untuk mendukung pengembangan usahanya.

Selain dengan YDBA, ACC juga berkolaborasi dengan Astra Financial sebagai divisi jasa keuangan PT Astra International Tbk.  Sekedar diketahui,  ACC adalah salah satu dari 14 unit bisnis pembiayaan Astra Financial.  Di beberapa kesempatan ACC sering berkolaborasi dengan induk bisnisnya, Astra Financial. Misalnya  dalam perhelatan ajang bergengsi Pameran  otomotif GIIAS,  seperti  tahun lalu  dimana  Astra Financial hadir sebagai Platinum Sponsor GIIAS 2023 dan event tersebut merupakan target pasar ACC.

Oktober tahun lalu Astra Financial juga berpartisipasi dalam FINEXPO 2023 yang merupakan kegiatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia yang diinisiasi OJK. Kehadiran Astra Financial di FINEXPO turut mengikutsertakan salah satu UMKM binaan dari ACC, yaitu Dmollis. Dmollis merupakan UMKM yang bergerak di bidang produksi home living yang berdiri sejak 2014. Pendampingan dari ACC berbentuk dana bergulir yang membuat Dmollis dapat tetap bertahan selama pandemi.

Mengutip dari sulutnews.com, pemilik UMKM Dmollis Kartika Dwi Putri  merasakan manfaat pendampingan secara personal dan pembelajaran penggunaan media digital secara efektif, yang berkontribusi positif terhadap peningkatan profit serta perkembangan bisnis Dmollis. “Seiring berjalannya waktu, bisnis ini semakin berkembang dan produknya semakin beragam. Terutama dengan pembinaan yang diberikan oleh salah satu unit bisnis Astra Financial, Astra Credit Companies yang telah membantu meningkatkan exposure Dmollis melalui penggunaan media digital,” tutur Tika.

Dalam rangka mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia, ACC menggandeng UMKM binaan  di beberapa daerah di Jabodetabek, Bandung, Bali dan beberapa daerah lainnya.  Seperti event ACC Carnival Bandung misalnya diadakan UMKM Sharing Session yang membahas seluk beluk UMKM binaan ACC mulai dari awal hingga mendapat pembinaan dari ACC dan tumbuh berkembang.

Secara produk pembiayaan ACC saat ini, kata Riady,  masih didominasi pembiayaan mobil bekas dan mobil baru, komposisi mobil bekas 60%, sekitar 40% mobil baru.  Konsentrasi  masih tetap di pembiayaan mobil dan alat berat.  “Yang baru itu ada produk Fasilitas Dana (Multi Guna),”ujarnya.

Sekedar informasi,  ACC adalah brand corporate dari PT PT Astra Sedaya Finance (ASF) yang dibangun sejak 1994 untuk mendukung kegiatan usaha secara menyeluruh. Positioning ACC adalah brand perusahaan pembiayaan mobil dan alat berat yang terdiri dari gabungan dari PT Astra Sedaya Finance (ASF) bersama PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance (SBSF), PT Astra Auto Finance (AAF), PT Staco Estika Sedaya Finance (SESF) dan PT Pratama Sadya Sadhana (PSS). Perusahaan yang berdiri sejak 1982 ini memiliki beragam fasilitas produk pembiayaan, mulai dari pembiayaan mobil dan alat berat (baru dan bekas) untuk semua merek, baik dari dealer maupun perorangan, serta melayani pembiayaan retail commercial,  fleet dan multiguna (Fasilitas Dana), yang tersedia melalui skema konvensional maupun syariah.

Hingga akhir Desember 2023 perusahaan ini tercatat memilik sumber daya manusia (SDM) sebanyak 4150 karyawan,  naik dibanding tahun sebelumnya  yang mencapai 4025 karyawan. ACC memiliki jaringan yang luas meliputi 76 kantor cabang dan kantor pelayanan, 2 kantor cabang ACC Syariah serta tersedia 76 ribu titik pembayaran di seluruh Indonesia.[]Siti Ruslina