Menatap Asa Bersama ke Depan

Oleh: Yuniman Taqwa Nurdin

Tak terasa tiga tahun pelakubisnis.com hadir di tengah pelaku usaha. Kehadiran media  bisnis tersaji tuntas ini merupakan hasil kolaborasi para jurnalis dalam menjalankan profesinya.  Bertahun-tahun meliput, mewawancarai, menulis dan melakukan riset untuk sebuah karya jurnalistik yang fokus pada info bisnis. Rekam jejak itu merupakan akumulasi  yang terbangun dari rentang waktu yang panjang untuk menatap asa lebih baik di masa mendatang.

Pertanyaannya mengapa hanya fokus menyajikan informasi bisnis yang related dengan  info terkait lainnya?

Ada semacam  panggilan dari “Ibu Pertiwi” bahwa perlu pencerahan bagi anak negeri  untuk melahirkan dan tumbuh kembang  para entrepreneur. Pasalnya, rasio  entrepreneur  dengan jumlah penduduk Indonesia masih kecil, memang terus dipacu agar rasionya terus meningkat. Sebab, semakin tinggi rasio entrepreneur dengan jumlah penduduk, maka semakin berpotensi besar suatu bangsa akan maju dan sejahtera!

Saat ini rasio entrepreneur atau pengusaha di dalam negeri sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk Indonesia. Menurut data yang diambil dari Kementerian Perindustrian, apabila dihitung dengan populasi penduduk Indonesia sekitar 260 juta jiwa, jumlah pengusaha nasional baru mencapai 8,06 juta jiwa.

Namun demikian, membangun entrepreneur bukan hanya tanggungjawab pemerintah belaka, melainkan tanggungjawab bersama, pemerintah, masyarakat dan keluarga. Interaksi positif ketiga komponen tersebut – diharapkan dapat  menciptakan iklim kondusif bagi  anak negeri  untuk dapat membangun mindset  menjadi entrepreneur, sebagai  pilihan masyarakat yang tak kalah bergengsi  menjadi dokter, umpamanya.  Nah, bila telah terbentuk budaya demikian,  maka  akselerasi kemajuan bangsa akan lebih cepat.

Masyarakat lebih produktif dan inovatif dalam melihat peluang, sehingga potensi yang ada di sekitarnya bisa dikembangkan menjadi nilai tambah. Proses peningkatan nilai tambah – dari hulu ke hilir – dalam suatu   komoditi sebagai  instrumen membawa negeri ini menuju kesejahteraan. Hal ini merupakan amanat kemerdekaan republik ini.

Atas pertimbangan itu – boleh jadi – mengapa para pendiri pelakubisnis.com  fokus menginformasikan gerak bisnis di Indonesia, khususnya.  Panggilan itu merupakan bentuk  kepedulian “anak bangsa” agar dapat mengaktualisasikan diri ke dalam lini bisnis.  Itu sebabnya, menyebarluaskan informasi bisnis merupakan pintu masuk membangun budaya   agar masyarakat  mampu  tertarik menjadi entrepreuner

Memang bukan perkara mudah membangun minat membuka lapangan usaha.  Pasalnya, kita terlanjur  terbentuk budaya  feodal. Tak pelak, feodalisme menjadi nilai tertinggi dalam tatanan sosial politik, status kebangsawanan  yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan, mengagung-agungkan jabatan atau pangkat, bukan prestasi kerja.

Tradisi itu terus tumbuh subur dalam tatanan masyarakat. Karena mindset-nya seperti itu, maka “potret” anak didik di negeri ini mencerminkan cikal bakal lahirnya feodalisme baru di masyarakat. Bila kita tanya kepada anak-anak sekolah dasar, misalnya, mau jadi apa  kalau sudah besar? Umumnya mereka menjawab profesi-profesi yang mempunyai nilai prestise di masyarkat. Ingin jadi dokter, misalnya, tentara, pejabat insinyur dan sebagainya. Pilihan-pilihan tersebut  merupakan jawaban favorit bila pertanyaan itu dilontarkan.

Jarang anak-anak menjawab ingin menjadi pengusaha dan pedagang. Jawaban-jawaban seperti ini biasanya hanya dijumpai dari keturunan keluarga pengusaha. Itu yang menjadi potret mengapa profesi pengusaha atau pedagang  tak tumbuh setara dengan profesi-profesi  birokrasi dan lainnya. Bukan tak mungkin profesi pedagang merupakan alternatif terakhir karena pilihan utamanya “tersingkir” karena kalah bersaing.

Itu sebabnya – walaupun jumlah Usaha Mikro Kecil dan  Menengah (UMKM) – jumlahnya cukup signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah UMKM mencapai 64 juta. Angka tersebut mencapai 99,9% dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia.

Meski keberadaan UMKM mendominasi dari keseluruhan pelaku usaha di Indonesia, tapi kontribusinya terhadap PDB mencapai 61%. Bandingkan dengan pengusaha besar yang jumlahnya hanya 0,1 %, mampu memberi sumbangan 39% PDB nasional satu tahun terakhir ini.

Peranan UMKM juga dikatakan sangat besar terhadap penyerapan tenaga kerja. Dari sisi ketenagakerjaan, UMKM mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja nasional, dengan rincian usaha mikro sebanyak 89,2%, usaha kecil sebanyak 4,47%, usaha menengah 3,73% dan usaha besar sebanyak 3% dari total tenaga kerja nasional, sebagaimana dikutip dari mediaindonesia.com, pada 12 November lalu.

Berdasarkan fenomena itu,  keberadaan UMKM  boleh jadi menjadi lokomotif  dalam menggerakkan ekonomi nasional. Sinyalemen itu perlu didukung semua pihak agar UMKM bisa naik kelas.

Keberadaan lembaga pers – termasuk pelakubisnis.com —  terpanggil untuk mencerahkan komunitas bisnis. Penyajian informasi bisnis menjadi vitamin para pelaku usaha untuk bisa tumbuh dan berkembang. Informasi bisnis akan menjadi peta jalan bagi pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya.

Informasi di era global village ini tak bisa dilihat sebelah mata, selintas lalu lenyap. Informasi menjadi komoditi subsitusi mengembangkan usaha di tengah persaingan yang ketat. Mereka yang menguasai informasi, bukan tidak mungkin akan mempunyai keunggulan kompetitif dalam kiprah bisnis.

Pelakubisnis.com sejak awal sadar akan hal itu. Membangun budaya entrepreneur adalah bagian dari visi dari pelakubisnis.com. Kehadirannya untuk menyampaikan informasi bisnis dalam ke jenjang yang lebih tinggi.

Namun apa pun kebijakan redaksional pelakubisnis.com, tanpa didukung stakeholder terkait lainnya, maka eksistensinya tak mampu maksimal memberikan kontribusinya bagi kemaslahatan bangsa ini.

Oleh karena itu – sekali lagi – pelakubisnis.com mengajak semua pihak bisa berkolaborasi dan membangun bersama peradaban bisnis tanpa mengesampingkan kontribusi masing-masing pihak. Mari kita bersama-sama untuk tumbuh dan berkembang.

Partisipasi anda (pemerintah dan pelaku usaha) sangat kami harapkan untuk sama-sama membangun negeri. Tabik!***

 

*Penulis pimpinan redaksi pelakubisnis.com