Belajar dari Jatuh Bangun Leony Agus Setiawati Membangun Bisnis

Owner Bukit Air Resto, Leony Agus Setiawati, belajar dari pengalaman jatuh bangun mengelola usaha hampir ke titik nadir.  Kini ia bangkit dengan membawa visi misi, strategi dan tujuan yang jelas.

Leony bersama Penasehat YDBA, Sigit P Kumala, Sekretaris Pengurus YDBA, Ema Poedjiwati Prasetio dan Ketua Pengurus YDBA, Rahmat Samulo/Foto: YDBA

Pepatah bilang, hasil tak pernah mengkhianati usaha. Tapi bagaimana menyikapi sebuah usaha yang dalam prosesnya selalu menemui kegagalan? Kita bisa belajar dari sosok Leony Agus Setiawati. 

Pemilik usaha Bukit Air Resto, Baswara Wedding Organizer (WO), Azka Konveksi dan Kafe Kuku Riku House ini tak serta merta usahanya menjadi besar. Ia sempat jatuh terperosok dalam mengelola bisnis.  Mengintip sharing nya dari salah satu website komunitas pebisnis, seorang Leony yang memiliki resto seluas 2000 meter ini ternyata sudah berkali-kali kena tipu dan berkali-kali usahanya bangkrut.  

Meski kuliah di  Institut Pertanian  Bogor (IPB), namun sesungguhnya passion Leony justru di bidang fesyen. Tak heran bila ia pernah berjualan baju yang dibelinya dari Pasar Tanah Abang. Lalu tahun  2001 ia mulai membangun AZKA Fashion dari garasi rumahnya. Tahun 2002 ia dipinjamkan toko oleh kerabat dan membuka Butik Azka di Tajur Bogor.Di Tajur ini usahanya mulai berkembang dengan dibantu 4 orang bahkan bertambah menjadi 7 karyawan. Butiknya lumayan berkembang dan sempat menembus omzet Rp60 juta per bulan. Namun tahun 2004 usahanya bangkrut lagi. Banyak faktor yang menyebabkan usahanya bangkrut. Sumber daya manusia (SDM) yang kurang bagus, manajemen kurang bagus, satu per satu karyawan dibajak teman sendiri, belum lagi ia sering kena hipnotis.     

Dipersimpangan jalan ia mengalami kebangkrutan . Orang-orang terdekat  memintanya untuk berhenti. Tak sedikit yang menyalahkan keputusannya. Tapi saat itu ia memilih untuk terus dan bangkit dengan modal garasi rumah ditutup triplek dan beli mesin bekas 1 buah, merekrut 1  karyawan baru, 1 orang penjahit dan 1 orang tukang setrika. Ia pun mulai mengikuti banyak pelatihan UMKM.  “Merapat ke Dinas Pemerintah  seperti Disperindag, Dinas Koperasi, Dinas Pariwisata, Dekranas, JICA Jepang, Apindo, ILO, YDBA Astra dan lain-lain. ,”mengutip dari paparan tertulisnya di geeindonesiasite.worpress.com.

Ada satu momen ia bertemu dengan seorang pengusaha konveksi yang sempat mengajarikan Leony bisnis konveksi. Suatu hari ia menemui kondisi teman tersebut mengalami kegagalan usaha. Teman tersebut sempat berujar,”Bisnis itu jahat, harus banyak strategi…,”. Namun cara pandang seperti itu ia ubah sebaliknya. Ia berpikir positif, meyakinkan diri bahwa bisnis itu baik, bisnis itu ibadah!  Sejak mindset diubah, rejeki pun mulai mengalir lagi dan hingga sekarang dan terus berkembang.

Tahun 2005 ia mulai membangun brand AZKASYAH Busana Muslim & Konveksi. Tahun 2007 ia mulai menggunakan Sistem Manajemen Mutu, ISO & Keagenan dan mulai  menggunakan fasilitas pinjaman bank.  

Kemudian melalui Azka Konveksi yang dibangun sejak 24 September 2001,   usaha konveksi yang menerima makloon produksi busana muslim, seragam, casual dan baju kantoran ini pada Juli 2023 displit-up dari Azkasyah Fashion dan berdiri sendiri.

Untuk membangun sebuah usaha terlebih dulu Leony perkaya dengan riset dan survey ke beberapa lokasi sebagai benchmark. Demikian juga  ketika membangun Bukit Air Resto bersama suami yang dibuka  11 November 2011  di atas tanah keluarga  seluas 2000 meter persegi yang terdiri dari 33 saung yang tersebar di beberapa sudut area persawahan dengan view Gunung Salak.  Sebelum membuka usaha resto, ia dan suami mendatangi beberapa tempat resto sebagai benchmark. Dan ia pun menemukan konsep resto apik di Garut. Disitu ia pelajari dari bentuk bangunannya, produk dan pelayanannya.

Leony bersama putrinya, Azka Salsabila/Foto: pelakubisnis.com

Kini ia juga mulai melibatkan putrinya, Azka Salsabila (25)  yang lebih melek dunia digital. Masuknya Azka seiring dengan berdirinya brand  kafe Kuku Riku House. Kafe ini sesungguhnya memanfaatkan lahan rumah kosong yang kemudian disulap menjadi sebuah kafe. Di tangan Azka,  tidak hanya Kuku Riku yang mulai menggunakan konten kreator, ia juga kemas semua lini bisnis ibunya melalui pendekatan digital marketing dengan pemanfaatan social media (socmed) karena menurutnya sangat penting meningkatkan kesadaran tentang merek atau bisnis di kalangan audiens yang lebih luas.

Pada kesempatan di acara Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Media Gathering #SiapBeraksiUntukNegeri (21/5) Leony mengatakan, dari jatuh bangunnya membangun usaha menurutnya yang paling penting dari mengelola bisnis adalah basic mentality.  Di event Media Gathering yang diselenggarakan YDBA pertengahan Mei lalu, ia mengungkapkan hal yang perlu dimiliki UMKM adalah basic mentality, nilai dasar dari seorang pebisnis terkait dengan tujuan, visi dan misi yang jelas.

Diakuinya, Ilmu basic mentality, ia pelajari saat bergabung menjadi binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). “Pertama kali pelatihan bersama YDBA, yang diajarkan kepada saya adalah basic dan mental. Saya diarahkan bahwa berbisnis itu harus punya visi misi, strategi, dan memiliki tujuan yang jelas,” jelasnya.

“Dalam membina UMKM, sedari awal yang kami ajarkan adalah basic mentality terlebih dahulu. Para pelaku UMKM didorong untuk berpikir dan mengubah karakter. Para pembina juga merangsang pelaku UMKM untuk mempunyai mimpi,” kata Advisor YDBA, Tonny Sumartono di acara Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Media Gathering #SiapBeraksiUntukNegeri  yang berlangsung di Bukit Air Resto.

Itu makanya, timpal Ketua Pengurus YDBA, Rahmat Samulo, “Astra tentunya siap untuk menemani dan memberikan solusi, agar UMKM di Indonesia bisa lebih maju. Sebagian besar dari 13 ribu UMKM yang kami bina sudah naik kelas dan sudah bisa mandiri,”.[]Siti Ruslina