Mengintip Daya Tarik Investasi di Jabar

Jawa Barat sejak 2017 berturut-turut menduduki peringkat teratas sebagai provinsi  yang memiliki daya tarik investasi di Indonesia. Apa yang mendorong investor dalam dan luar negeri tertarik berinvestasi di situ?

Provinsi Jawa Barat (Jabar) boleh bangga  atas keberhasilan menarik investasi.  Berdasarkan data dari Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, pada periode Triwulan III tahun 2020, Provinsi ini masih menjadi lokasi yang paling diminati para investor dengan membukukan realisasi investasi sebesar Rp28,4 triliun atau 13,6% dari total capaian realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi Pemerintah Daerah (Pemda) Jabar dalam mendorong investasi. Selama tiga tahun berturut-turut sejak 2017, kata Bahlil Lahadalia, realisasi investasi Jawa Barat menjadi yang tertinggi di Indonesia. Pada periode Januari-September 2020 Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi dengan total sebesar Rp86,3 triliun baik dari Penanaman Modal Asing (PMA)  maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Bahlil Lahadalia: realisasi investasi Jabar tertinggi di Indonesia/foto: ist

Sejalan dengan upaya mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi yang mulai terindikasi di triwulan III 2020 melalui investasi, Bank Indonesia bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura kembali menggelar event promosi investasi ketiga kalinya, yaitu rangkaian 3rd Indonesia Investment Day (IID) 2020, sebagai program flagship utama di bidang diplomasi ekonomi, khususnya promosi peningkatan investasi asing langsung (Foreing Direct Investment).

Perhelatan IID 2020 ini dilakukan secara berbeda karena dilakukan secara virtual dengan menghadirkan investor potensial dari berbagai negara dan kawasan serta mengusung tema “Driving the Role of Industry 4.0 Towards Sustainable Investment in Indonesia”, potensi industri masa depan yang mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia.

IID 2020 sendiri, bagi Jawa Barat adalah bagian tidak terpisahkan dari keseluruhan event promosi investasi yang selanjutnya puncaknya adalah West Java Investment Summit (WJIS) 2020 di penghujung tahun ini. The 3rd Indonesia Investement Day merupakan bagian dari Road to Indonesia Investment Day  yang merupakan ajang promosi proyek-proyek investasi unggulan di 11 Provinsi di Indonesia, termasuk terutama tentunya di Jawa Barat yang mempunyai kontribusi penting dalam perekonomian nasional, sebagaimana dikutip dari, jabarprov.go.id.

Mengacu pada tema “Driving the Role of Industry 4.0 Towards Sustainable Investment in Indonesia” yang diusung, Jawa Barat secara keseluruhan menampilkan 7 peluang proyek strategis unggulan yang siap ditawarkan kepada investor, 5  diataranya berada di wilayah Kabupaten Cirebon, Subang, Indramayu, dan Majalengka, atau yang dikenal dengan Segitiga Rebana.

Hal ini sejalan dengan strategi Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan wilayah Segitiga Rebana sebagai  kawasan pertumbuhan ekonomi baru di bagian timur-utara Jawa Barat. Tidak hanya sebagai kawasan industri, tetapi juga direncanakan menjadi kota baru yang didukung oleh infrastruktur dan utilitas strategis, antara lain jalan tol, bandara, pelabuhan, kelistrikan, tata air, pembuangan limbah, dan pusat data.

Ada lima proyek terdiri dari Aerocity Kertajati, Subang Industrial Park, Kertajati Industrial Estate Majalengka, Greater Cirebon Solid Waste Treatment Plant, dan Jatigede Regional Water Supply System. Selanjutnya, untuk mengangkat potensi ecotourism, keindahan pemandangan alam yang berpadu dengan berbagai keunikan budaya Jawa Barat, ditawarkan juga proyek Pariwisata Ciater Raya dan Kawasan Walini Raya.

“Keseluruhan proyek-proyek yang ditawarkan tersebut diharapkan memberikan nilai tambah terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, baik bagi industri besar maupun UMKM dalam ekosistem terkait. Semua itu tentu tidak hanya untuk manfaat semasa pandemi namun juga sebagai persiapan penguatan daya saing pasca pandemi, serta tidak hanya bagi penguatan perekonomian Jawa Barat namun juga bagi perekonomian Indonesia,” ujar Kepala Bank Indonesia (BI) Jawa Barat Herawanto.

Keberhasilan Jawa Barat menarik  investor tidak lepas dari komitmen daerah di sektor investasi dan pelayanan yang diberikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kepada investor. “Harus kita akui bersama bahwa kebijakan daerah, pelayanan DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dan dinas terkait di Jabar benar-benar mampu memberikan sebuah indikasi positif dan kepuasan investor,” kata Bahlil Lahadalia dalam West Java Investment Summit (WJIS) 2020 via, pertengahan November lalu.

Menurut Bahlil, kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan infrastruktur yang akseptabel membuat Jawa Barat menjadi destinasi menarik bagi investor.”Setelah kami cek ternyata tingkat produktivitas tenaga kerja Jawa Barat memuaskan para investor. Semoga prestasi ini terus meningkat,” katanya, katanaya sebagaimana dikutip dari antaranews.com, 16/11 lalu

Sementara Gubernur Jabar M Ridwan Kamil mengatakan, di tengah pandemi COVID-19 ternyata investasi yang masuk ke Jawa Barat pada tahun 2020 naik enam kali lipat yakni mencapai Rp380 triliun. “Tahun lalu, investasi yang masuk di summit (WJIS 2019) itu sekitar Rp50-60 triliun. Selama Pandemi malah meningkat sampai Rp380 triliun, malah naik enam kali lipat komitmen realisasi investasi menunjukkan Jawa Barat disukai dan dicintai investor,” kata Kang Emil saat menjadi menjadi pembicara pada pembukaan West Java Investment Summit (WJIS) 2020 secara virtual di Kota Bandung.

Meningkatnya investasi sebesar itu berasal dari realisasi investasi pada Semester I 2020  mencapai Rp86,3 triliun,  tahapan persiapan investasi mencapai Rp347 triliun dari 11 perusahaan global dan nasional dimana dua diantaranya adalah Hyundai dan Amazon Web Service.

Sumbangan ketiga datang dari komitmen investasi lima proyek garapan BUMD dengan sejumlah pihak yang berjumlah Rp4,01 triliun. Keempat datang dari 16 proyek investasi yang ditawarkan di ajang West Java Investment Summit (WJIS) 2020 senilai Rp40 triliun, sebagaimana dikutip dari antaranews.com, 16/11.

Menurut Kang Emil,   ada beberapa alasan yang menyebabkan  para investor berinvestasi di Jabar. Diantaranya memiliki infrastruktur  berkualitas, seperti Pelabuhan Patimban, di Kabupaten Subang, Kemudian tahun depan direncanakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung segera rampung.”Banyak juga pembangunan jalan tol seperti Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan akan segera tuntas dan banyak lagi infrastruktur,” katanya.

Kang Emil: Jabar memiliki infrastruktur  berkualitas, seperti Pelabuhan Patimban, di Kabupaten Subang

Di samping itu,  mengapa investor berinvestasi di Jawa Barat, kata Kang Emil, karena sumber daya manusia atau SDM berkualitas dan berdaya saing. Ia yakin Jabar bisa bersaing dengan negara lain seperti Thailand dan Vietnam. “Jadi Jawa Barat wilayah paling kompetitif di Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut ditambahkan, Jabar bisa menjadi wilayah yang memiliki daya saing global dalam  investasi. Apalagi adanya kawasan Rebana Metropolitan. Kawasan ini merupakan wilayah utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon. Penduduk di kawasan Rebana Metropolitan berjumlah 9,28 juta atau sekitar 18,82 persen dari total 49,3 juta jiwa penduduk Jabar per 2019.

Sementara Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) Jawa Barat Noneng Komara mengatakan realisasi, eksekusi investasi mangkrak, komitmen dan tawaran proyek investasi membuat nilai investasi ke Jawa Barat tinggi. Menurutnya , sumbangan investasi dari kategori investasi yang memasuki tahapan akan bergulir dalam tiga hingga lima tahun ke depan.[] Yuniman Taqwa/foto utama: Instagram @bi_jabar