Rencana Gudang Garam Membangun Bandara Kediri

Rencana pembangunan  Bandara Kediri akan meningkatkan daya tarik investasi di Kediri dan sekitarnya. Pembangunan bandara itu terkoneksi dengan jalan tol  Kertosono-Kediri yang membuat konektivitas semakin terbuka dan efisiensi biaya  logistik.

Rencananya pembangunan Bandara Kediri, Jawa Timur akan dimulai pada awal 2020. Ditargetkan selesai pembangunannya pada akhir 2021. Bila bandara ini selesai dibangun, maka daerah sekitar itu akan tumbuh menjadi suatu daerah pusat keekonomian baru.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi  yakin adanya bandara ini akan memberikan dampak yang sangat positif tidak hanya meningkatkan konektivitas, tapi juga akan berdampak bagi perkembangan suatu daerah tidak terkecuali bagi masyarakatnya.

Menhub Budi : pastikan Bandara Kediri dibangun, sudah masuk dalam proyek strategis nasional

Pembangunan bandara ini bisa memberikan efek positif. Banyak kesempatan kerja untuk masyarakat. Menteri Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar masyarakat Kabupaten Kediri yang lahannya terdampak pembangunan bandara tidak mudah terprovokasi pihak-pihak yang hendak menghambat pembangunan bandara tersebut. “Tidak ada yang bermaksud merugikan masyarakat. Ini pasti akan memberi nilai tambah, karena itu perintah Presiden untuk memberikan yang terbaik terhadap rakyat,” kata dia saat kunjungan kerja ke Kediri, akhir Agustus lalu, sebagaimana dikutip dari Antara.

Kehadiran Bandara Kediri dan jalan tol yang akan masuk ke Kota Kediri diproyeksi akan meningkatkan daya tarik Kediri dan Madiun di mata investor dan menjadi daerah tujuan investasi. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang Djoko Raharto optimistis hadirnya infrastruktur tersebut berdampak positif bagi perekonomian karena dapat mendukung kelancaran angkutan barang maupun orang di daerah setempat.

Infrastruktur yang bertambah dan signifikan akan meningkatkan efisiensi logistik dan meningkatkan daya saing ekonomi, terlebih lagi stabilitas harga juga terjaga. “Namun akselerasinya akan sangat dipengaruhi oleh leadership di daerah,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari bisnis.com.

Sementara Luhut memastikan proyek pembangunan Bandara Kediri, Jawa Timur bakal dimulai awal tahun 2020. Saat ini hanya tinggal 20 hektar lahan yang belum dibebaskan dari total kebutuhan sekitar 457 hektar, karena belum terjadi kesepakatan harga dengan masyarakat terdampak. Demikian disampaikan Luhut Binsar Panjaitan saat melakukan kunjungan kerja bersama sejumlah Menteri Kabinet Kerja Republik Indonesia di Pendopo Kabupaten Kediri, pada 31 Agustus 2019.

Namun demikian minggu pertama September lalu, Sekretaris Jenderal Kemenhub Djoko Sasono mengatakan, proyek tersebut saat ini tengah memasuki proses perencanaan untuk dapat memulai tahap konstruksi. Kemenhub menargetkan, pembangunan bandara Kediri di Jawa Timur bisa dimulai progres fisiknya pada 2021 mendatang.

Silang pendapat itu boleh jadi menimbulkan kesan, apakah pembangunan itu hanya merupakan wacana belaka?  Menanggapi hal itu. Menhub Budi mengatakan, hal itu tidak akan menjadi wacana. Sebab proyek itu sudah masuk dalam proyek strategis nasional. “Saya pastikan bandara ini jadi dibangun, apalagi telah melalui proses panjang dan sudah dijadikan proyek strategis nasional,” ucapnya,

“Saya pastikan bandara ini jadi dibangun, karena dari delapan kabupaten sekitar Kediri, Kediri lah yang paling strategis. Baru kali ini di Indonesia, perusahaan swasta membangun bandara untuk modal, dan selanjutnya proyek bandara ini telah menjadi proyek strategis nasional,” kata Budi, akhir Agustus lalu, sebagaimana dikutip dari detik.com.

Bandara Kediri ini  direncanakan akan dibangun di kawasan lahan permukiman eksisting dan lahan pertanian berlokasi di Kecamatan Grogol, Tarokan, Banyakan, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Bandara tersebut diperkirakan memiliki luas sebesar 400 – 600 hektar atau 4.000.000 – 6.000.000 m2 dengan panjang runway 3.300 meter dan akan difungsikan sebagai bandara yang melayani aktifitas domestik.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa mendukung penuh percepatan pembangunan Bandara Kediri ini. dibangunnya bandara ini akan memiliki dampak signifikan yang mempersempit ketimpangan wilayah utara-selatan di Jatim.

Khofifah menyebut ketimpangan di Jatim terjadi antara kota dan desa, juga antara utara dan selatan. Percepatan pembangunan Bandara Kediri ini diharap menstimulir pertumbuhan ekonomi baik di sekitar bandara, maupun akses ke berbagai destinasi wisata.

“Mudah-mudahan kehadiran pak Menko Maritim bersama tiga menteri lainnya dapat mempercepat dimulainya pembangunan Bandara Kediri. Hal ini juga seiring dengan dimasukkannya salah satu dari tiga prioritas pembangunan Jatim adalah selingkar Wilis. Maka dukungan bandara di Kediri akan mempercepat pengembangan selingkar Wilis, baik sektor wisata, UMKM, perkebunan, hortikultur maupun perikanan,” papar Khofifah, awal September lalu.

Rencananya pembangunan bandara ini dilakukan beberapa tahap. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti, sebagaimana dikutip dari detik.com,  pembangunannya akan dilakukan hingga 4 tahap. Setiap tahapan pembangunan akan menambah jumlah kapasitas bandara. Tahap pertama, untuk 1,5 juta penumpang. Untuk tahap 2 nantinya kapasitas akan bertambah menjadi 4 juta penumpang. Kemudian  tahap 3 kapasitasnya naik jadi 8 juta penumpang. Kemudian setelah itu masuk pembangunan ultimate. Kapasitasnya akan bisa menampung 15 juta penumpang.

Pembangunan bandara tersebut menelan   investasi Rp6 triliun. Kabarnya bandara ini bernama ‘Bandara Gudang Garam’ karena pembangunan ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), yakni PT Gudang Garam Tbk., melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama, dengan PT Angkasa Pura I.

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyatakan pembangunan Bandara Kediri, ini  akan menggunakan pendanaan dari internal perusahaaan. Sayangnya, Gudang Garam, belum bisa menyebutkan nilai investasi yang akan digelontorkan untuk proyek ini. “Kalau soal budget, masih terus dihitung oleh konsultan kami,” kata Direktur PT Gudang Garam Tbk Istata Taswin Siddharta di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 27/8 lalu, sebagaimana dikutip dari kontan.co.id.

Istata mengatakan, pembangunan Bandara Kediri dan langkah GGRM menggarap proyek infrastruktur tidak bertujuan mendiversifikasi bisnis secara komersial yang mana bertujuan untuk mencari keuntungan. “Kami juga mau berpartisipasi untuk perkembangan nasional dan daerah,” katanya.

Perusahaan rokok yang ada di Kediri ini, nampak ambisius dengan proyek bandaranya. Untungnya, keinginan itu didukung oleh Pemerintah. Pemerintah meyakini dengan adanya Bandara Kediri, investasi ke Kediri akan bertambah. Pembangunan bandara diintegrasikan dengan moda transportasi lain, seperti jalan tol.

PT Jasa Marga Properti, yang merupakan anak perusahaan PT Jasa Marga telah memutuskan untuk membangun gerbang tol di kawasan bandara Kediri. Bandara akan terhubung dengan tol Kertosono-Kediri yang memiliki panjang 27 kilometer. Tol tersebut merupakan perpanjangan dari tol Ngawi-Kertosono yang telah dibangun sebelumnya. Diperkirakan pembangunannya akan bisa direalisasi tahun depan, dengan total luas area sekitar 150-200 hektar. Toll Corridor Development (TCD) ini akan menggabungkan kawasan industri, pusat logistik dan area komersial dalam satu wilayah.

Ke depan, bandara yang dibangun PT Gudang Garam itu akan terhubung dengan tol Kertosono-Kediri yang memiliki panjang 27 kilometer. Tol tersebut merupakan perpanjangan dari tol Ngawi-Kertosono yang telah dibangun sebelumnya.

Saat ini pemerintah masih mengkaji lokasi yang akan digunakan untuk ruas tol, sekaligus membahas kebutuhan pengadaan tanah untuk pengembangan kawasan peroperti bersama PT Gudang Garam.  Perusahaan rokok yang berada di Kediri ini diharapkan bisa berkontribusi pula pada pembangunan tol selain bandara.

Konstruksi ruas tol Kertosono-Kediri sendiri ditargetkan bisa dimulai tahun depan. Sehingga pembangunan TCD juga ditargetkan mengikuti perkembangan konstruksi tol. Diperkirakan pembangunan kawasan properti itu akan rampung dan bisa beroperasi dalam dua tahun sejak dibangun.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan Bandara Kediri bisa menampung pesawat komersil Boeing 777. Pada tahap pertama landasan pacu yang akan dibangun sepanjang 2.400 meter, cukup untuk operasional pesawat komersial Boeing 737. Ke depan bandara ini akan dimaksimalkan agar bisa menjadi landasan pesawat Boeing 777.[] Yuniman Taqwa/foto: ist