Kiprah Jajang Membesarkan Nagitec

Kepiawaiannya menset-up data protection membuat klien begitu mengenal namanya. Tak heran bila personal branding Muhammad Jajang yang memuluskan penetrasi pasar PT Nagitec di bidang IT Solutions and Systems Integrator.   

Pindah kuadran dari yang tadinya employee (karyawan) menjadi entrepreneur seperti yang disebutkan Robert T Kiyosaki dalam bukunya “Rich Dad Poor Dad”, bagi sebagian orang bukan perkara mudah. Harus siap mental dan bisa mensinergikan sumber daya yang dimiliki. Namun boleh jadi Muhammad Jajang Jaenuddin  satu dari sekian karyawan yang mampu melalui rintangan itu.

Enam tahun menjadi professional di perusahaan penyedia solusi TI, PT Berca Hardayaperkasa membuatnya belajar banyak tentang IT Enterprise. Apalagi untuk urusan data proteksi (back up data-red) kabarnya personal branding Jajang cukup dapat diperhitungkan.

Sekitar tahun 2013 Jajang  mulai berinisitif menyusun strategi untuk pindah kuadran. Mulai urusan  legalitas dan resource yang kebetulan dia memiliki latarbelakang pendidikan bidang Teknologi Informasi (TI). “Karena saya backgroundnya dari teknik IT. Cara jualan kami lebih mudah daripada sales berdagang. Yang terpenting pelayanan terbaik,”aku mantan Junior Technical Manager PT Berca Hardayaperkasa ini.

Dari awal memulai usaha, ia optimis bisa berkembang. Alasan yang membuatnya yakin usaha ini bisa berkembang pertama karena ia mampu secara teknik. Kedua, ia sudah memiliki  jaringan dan relationship yang baik dengan  customer sejak masih di perusahaan lama. Kedua, dalam hal resources. Selama ini ia sudah menjalin kerjasama  dengan orang-orang handal di bidang Information Technology (IT) Support. Tak begitu sulit secara operasional karena ia terbiasa mengerjakan proyek yang melibatkan orang-orang handal di bidang IT.

Dan, personal branding sudah terbangun semasa bekerja sebagai professional. Ia berhasil “Menjual Diri” dan Jajang dibantu 5 orang ekspert di bidangnya. Saat itu ia harus berani berhadapan dengan perusahaan-perusahaan sekelas  Metrodata, bahkan dengan PT Berca Hardayaperkasa tempatnya dulu bekerja. Meski nilai project waktu itu masih kecil, namun menurutnya, suatu kebanggaan karena saat itu personal branding Jajang yang lebih dulu jadi jaminan.

M Jajang Jaenudin, CEO PT Nagitec (Foto: Nagitec)

Di mata para professional IT di beberapa perusahaan besar nama  Jajang bukan sosok yang asing lagi. Bahkan namanya identik dengan kepiawaiannya dalam hal menset-up back up data (data proteksi).

Memang, lanjut Jajang,  menjalani usaha sendiri harus memiliki mental yang cukup kuat. Karena tak menutup kemungkinan ia terbentur mengalami kendala dalam banyak hal. Pertama, ia harus bisa meyakinkan calon klien bahwa PT Nagitec yang dikelolanya mampu memberikan pelayanan yang optimal dan bisa dipertanggungjawabkan.

Menurut Jajang, PT Nagitec sempat dipertanyakan oleh calon klien. Mereka bertanya, apa itu Nagitec? Di belakang Nagitec itu siapa? Divisi IT nya bagaimana? Ketika sampai  di divisi  procurement, mereka tanya, kok bisa masuk? Justifikasi apa yang membuat Nagitec bisa masuk perusahaan itu?

“Disitu saya harus bisa membuktikan skill yang kami miliki untuk mendongkrak nilai jual Nagitec. Sekarang saya starting dengan perusahaan baru. Tapi kami bisa memberikan kenyaman untuk customer. Telkom salah satu klien kami semasa di perusahaan lama menjadi klien pertama kami.  Saat itu ada problem terhadap software back-up dan data proteksi. Mereka melihat cara kerja saya semasa  di Berca. Bagaimana saya  memaintain layanan, sampai akhirnya kontrakpun diperpanjang…,”ungkap alumnus Universitas Gunadarma ini.

Dengan keahliannya membangun  IT Solutions dan System Integrator serta kemahirannya dalam hal mengolah data server ketika bekerja dengan orang lain,  aplikasi-aplikasi yang dia buat masuk 10 besar.

Kendati sudah tak lagi bekerja sebagai professional di perusahaan orang, tapi tetap masih bekerjasama dan berkompetisi dengan cara sehat. Dalam hal ini Jajang bersinergi dengan perusahaan lama untuk beberapa project.

Saat ini ia memposisikan Nagitec sebagai provider yang menyediakan jasa  IT Solutions dan  Systems integrator. System integrator adalah pembangunan sistem komputasi untuk perusahaan atau perorangan dengan menggabungkan perangkat keras dan perangkat lunak dari beberapa produk menjadi satu kesatuan sistes. Dengan menggunakan sistem ini, perusahaan dapat lebih efesiensi terhadap biaya pembelian dan memudahkan pengoperasian sistem. “ Kami memberikan solusi yang tepat sesuai dengan kebutuhan customer. Bukan menawarkan produk. Yang kami tanyakan,  apa kebutuhan bapak? Kami kasih solusi untuk menekan cost dan memberi solusi lainnya. Persisnya kami konsultan bagi klien. Memberikan customer satisfaction untuk kenyamanan klien,”terang Chief Executive Officer PT Nagitec ini.

Nama Nagitec yang ternyata singkatan Nanggewer Information Technology. Kata Naggewer yang tak lain merupakan kata pelesetan yang diambil kejadian semasa bekerja di perusahaan lama, dimana ia kerap melewati tempat yang disebut Nanggewer di daerah Cibinong, Jawa Barat yang kerap menjadi guyonan di kantor lama.  Tak penting untuknya, karena nama Nagitec  cukup mudah disebut dan diingat. Alhasil, jadilah Nagitec sebuah perusahaan yang menawarkan Professional Services yang mencakup server, storage, network, operating system, backup and recovery, virtualization dan cluster system.

Tak sedikit vendor IT Solutions global telah menjalin kemitraan dengan  Nagitec. Sebut saja Huawei, DELL, Lenovo, HP, Lenovo, Commvault, Symantec dan Kaspersky Lab. Sedangkan untuk sistem operasi, perusahaan TI ini berpengalaman dalam hal Red Hat Enterprise Liux, SuSE Enterprise Linux dan Windows Server Family, Oracle Solaris, HP-UX. Selain itu juga dalam dunia virtualisasi, PT Nagitec fokus pada produk VMWare, Hyper-V dan Citrix.

Jajang ingin membesarkan tim dan mensejahterakan karyawan (Foto: Nagitec)

Kini Nagitec terus berkembang. Dalam lima tahun terakhir ini mendulang omzet yang cukup gemilang.  “Target kami tahun depan bisa mencapai omzet Rp50 milliar,”kata Jajang yang sempat menerima satu project dengan nilai Rp16 milliar ini.

Didukung 27 orang karyawan yang terdiri dari tim support yang bersertifikasi dan berpengalaman pada bidangnya, PT Nagitec mampu memberikan solusi dan melayani kebutuhan solusi TI sejumlah organisasi perusahaan mulai dari yang skala kecil (perusahaan retail) sampai skala besar. Di antaranya Technoplast, VADS Indonesia, Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera, Accenture, Asuransi MSIG Indonesia, Bayer Indonesia, Telkomsigma, MNC Holding, Luminary Astra Honda Motor, Penerbitan Erlangga, dan masih banyak lagi.

Jajang bersyukur, kini PT Nagitec dikenal banyak perusahaan di tanah air terutama perusahaan-perusahaan multinasional karena keunggulannya dalam hal data protection.  Sebut saja A CommVault Simpana, Veritas NetBackup, Backup Exec, EMC Networker dan Hewlett-Packarge Data Protector, beberapa perusahaan ini cukup kenal dengan kepiawaian Jajang untuk masalah data protection.  “Bahkan salah satu dari mereka akan memakai Nagitec untuk jaringan bisnisnya di Asia Tenggara,”aku Jajang.

PT Nagitec juga memiliki layanan instalasi, konfigurasi, operasional dan pemeliharaan standar industri perangkat lunas database. Termasuk memberikan solusi database berkualitas professional untuk aplikasi bisnis dan web seperti Microsoft SQL Server, Oracle dan My-SQL.

PT Nagitec juga berpengalaman dalam pelaksanaan proyek cluster dengan perencanaan yang komprehensif, dengan produk Veritas seperti Veritas Cluster Server, Veritas Volume Manager, Veritas Cluster File System, Red Hat Cluster Suite dan Microsoft Cluste.

Target Jajang untuk PT Nagitec, selain pendapatan omzet mencapai Rp50 milliar, di tahun depan seiring dengan peningkatan sumber daya manusia,  ia juga berharap  ke depannya akan semakin bertambah jumlah customer hingga ke mancanegara. Terbukti, tahun 2016 Nagitec telah menangani VietinBank dari Vietnam, dan juga menjalin kerjasama dengan perusahaan TI dari Malaysia dalam hal penyedia jasa tenaga ahli.

Satu hal yang ia sampaikan kepada pelakubisnis.com, ia percaya,  untuk membangun networking dan dapat mengambil hati decision maker bisa dilakukan melalui kegiatan olahraga seperti golf. Dari pengalamannya,  hampir 100% kesepakatan kerjasama banyak terjadi melalui kegiatan olahraga golf. “Itu tempat sejuk untuk melobby. Hampir tiap hari saya main golf.  Percayalah 100% kesepakatan kerjasama banyak terjadi melalui pendekatan lewat golf,”jelas Jajang yang belum lama ini sukses menyelenggarakan GoBar (Golf Bareng) Customer and Partner ini.

Lalu, mau dibawa kemana PT Nagitec ke depannya? Jajang berharap suatu hari PT Nagitec bisa menjadi perusahaan terbuka, go public bisa IPO. Ia ingin membesarkan tim dan mensejahterakan karyawan.  Namun pola merger sejauh ini menurutnya bukan hal yang mudah. “Karena tidak sembarangan style membangun perusahaan seperti ini. Sudah ada tiga tawaran merger, tapi belum ada titik temu karena saya tidak mau melepas semua control di perusahaan ini,”kata Jajang yang membangun budaya di dalam perusahaannya dengan konsep kekeluargaan.[]Siti Ruslina/Foto: Nagitec.com