Mencermati Propaganda Pilpres Satu Putaran

Oleh: Yuniman Taqwa

Pemilihan presiden (Pilpres) satu putaran yang kerap dihembus-hembuskan para pendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 02 Prabowo – Gibran, rasanya  “jauh  panggang dari api”. Hasil survei dari sejumlah lembaga survei  belum menunjukkan hasil melampaui 50 persen  dari  ketiga paslon yang bertarung dalam Pilpres 2024.

Pasangan Prabowo – Gibran di sejumlah survei memang lebih unggul. Namun demikian, keunggulannya dalam jejak polling  belum  mutlak. Fenomena tersebut menunjukkan  peluang masing-masing calon presiden (capres) untuk menang masih terbuka lebar.  Fenomena tersebut menunjukkan sinyalemen bahwa persaingan terbuka sulit menghasilkan kemenangan satu putaran. Artinya Pilpres tahun 2024 ini akan berlangsung dua putaran.

Sementara masa kampanye kini kurang dari satu bulan. Pada 10 Februari sudah memasuki minggu tenang. Sampai artikel ini di tulis (20 Januari 2024) belum ada yang menunjukkan sejumlah hasil survei memenangkan paslon 02 lebih dari 50 persen. Walaupun saya sempat membaca ada lembaga survei yang mengumumkan hasil survei paslon 02 tembus di atas 50 persen.

Meski banyak pengamat dan hasil lembaga survei menunjukkan pilpres akan berlangsung dua putaran. Tapi bukan berarti, arus komunikasi untuk mempengaruhi efek psikologis antar tim paslon dan pendukungnya  redup dengan sendirinya. Komunikasi pilpres satu putaran justru membuka babak baru. Bila sebelumnya paslon 02 yang justru melontarkan kampanye demikian, tapi belakangan ini Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri pun  beberapa kali melontarkan dengan nada meyakinkan bahwa Ganjar-Mahfud menang satu putaran.

Megawati Soekarnoputri menyatakan optimistis Ganjar-Mahfud akan menang satu putaran. Dalam pidatonya di HUT PDIP ke-51, Megawati berulang menyebutkan kekuatan partai bukan berasal dari presiden dan elit tetapi akar rumput atau rakyat. Ia menyatakan PDIP siap memenangkan Pilpres 2024.

Pernyataan para pendukung Pilpres akan dimenangkan oleh paslon 02 atau paslon 03  dalam satu putaran merupakan propaganda yang digencarkan oleh masih-masing kubu. Tujuan propaganda tersebut adalah untuk melemahkan semangat kubu lawan. Bahkan bukan tidak mungkin menimbulkan frustasi.  Tidak hanya itu, propaganda menang satu putaran merupakn bandwagon effect. Hal ini bertujuan untuk mempengaruhi psikologis individu atau masyarakat, sehingga mereka akan mengikuti tren atau sikap yang menjadi mayoritas sikap masyarakat.

Dalam komunkasi politik – metode komunikasi propaganda – kerap digunakan. Dan hal ini sah-sah saja, karena pilpres merupakan ajang pemilihan presiden yang berlangsung setiap lima tahun sekali. Setiap partai politik atau gabungan partai politik akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa memenangkan kandidat calon presiden yang diusung. Berbagai kampanye dengan pendekatan komunikasi – termasuk diantaranya propaganda – dilakukan untuk menyerang lawan, sehingga bisa memenangkan pilpres.

Namun demikian, bila propaganda merupakan proses komunikator menyampaikan isi pernyataan kepada komunikan untuk kepentingan komunikator. Isi pernyataan bisa seluruh fakta yang telah dipilah untuk mendukung terwujudnya motif komunikasi komunikator. Bisa pula propaganda berisi fakta dan non fakta. Antara fakta dan non-fakta menjadi kabur. Yang terpenting pesan yang disampaikan dapat mewujudkan motif komunikasi komunikator.

Sama halnya ketika pertandingan tinju  atau sepak bola. Jauh hari sebelum pertandingan dimulai, masing-masing tim akan menyampaikan propaganda dari kekuatan timnya. Rekam jejak masing-masing petinju dan club sepak bola disampaikan untuk menyerang lawan. Analisa dari berbagai sudut pandang, baik berdasarkan pendekatan rasional (fakta) maupun  non-fakta dikomunikasi dengan tujuan menyerang psikis  lawan. Dan ketika pertandingan dimulai, pihak lawan boleh jadi akan terganggu psikisnya, sehingga semangat juangnya menjadi lemah.

Dalam propaganda pilpres satu putaran  perlu menjadi bahan pertimbangan kita dalam menerima pesan komunikasi.  Misalnya, apakah propaganda yang digencarkan tersebut  berdasarkan fakta yang mendukung atas pesan yang disampaikan tersebut!

Nah, untuk  ukuran yang satu ini kita bisa belajar dari pengalaman.  Ketika Pilpres pada tahun 2009 diikuti oleh tiga pasangan calon, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono, Megawati Soekarnoputri – Prabowo Subianto dan Yusuf Kalla – Wiranto. Pada Pilpres saat itu, di saat kampanye, tim  pasangan Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono  melakukan propaganda menang satu putaran. Hasilnya memang menang satu putaran. Kemenangan ini memang beralasan.

Pasalnya, Pasangan capres-cawapres SBY-Boediono diprediksi akan memenangkan Pilpres 2009 dalam satu putaran. Bahkan, pasangan yang dideklarasikan di Sabuga, Bandung, 16 Mei  2009 lalu itu akan menang mutlak dengan memperoleh 67 persen. Menurut Lembaga Survei Nasional (LSN), jika tidak terjadi kecelakaan politik atau upaya yang sangat spektakuler dari para kompetitornya, pasangan SBY-Boediono berpeluang besar dapat memenangkan Pilpres 2009 dalam satu putaran.

Pada saat itu hampi seluruh lembaga survei mengumumkan hasil surveinya bahwa SBY menang satu putaran dengan angka di atas 60 persen. Saat itu. Iklan-iklan SBY menang satu putaran tersaji di berbagai media massa. Hasilnya, SYB menang satu putaran dengan angka 60,80 persen.

Tapi beda halnya dengan kondisi paslon 02 (Prabowo-Gibran). Hasil survei kemenangan paslon 02 mayoritas angkanya di bawah 50 persen. Kalau pun ada satu atau dua lembaga survei yang mengumumkan hasil survei paslon 02 berada di atas 50 persen. Hasil survei itu pun masih berada di angka margin  error. Berdasarkan hal tersebut kecil kemungkinan pilpres berlangsung satu putaran.

Belum lagi jika dilihat dari penampilan debat calon presiden yang menurut saya Prabowo kurang mampu menunjukkan efek kejut dalam debat tersebut. Beberapa kali diserang oleh lawan debat. Menurut saya, Prabowo kurang menunjukkan penampilan yang optimal dalam debat. Hal ini akan mempengaruhi elektabilitasnya, khusunya bagi pemilih yang belum memutuskan pilihannya atau pemilih yang sudah memutuskan pilihannya tapi bisa berubah.

Berdasarkan fenomena itu saya meyakini pilpres kali ini akan berlangsung dua putaran. Siapa yang akan masuk di putaran kedua? Ketiganya mempunyai peluang yang sama.[] foto: doc.KPU

*Penulis pimpinan redaksi pelakubisnis.com