Henry Hidayat: Pindah Kuadran Jadi Pengusaha Madu
Keputusan Henry Hidayat sudah bulat! Sebelum usia 40 tahun ia ingin mengubah statusnya dari karyawan menjadi wirausahawan. Di saat momennya pas, ia pun pindah kuadran dengan berwiraswasta menjadi pebisnis madu hutan bermerek Imago. Kini ia mampu mencetak omzet Rp100-an juta per bulan. Apa usahanya berjalan mulus? Bagaimana kisahnya membangun bisnis?
Masih melekat dalam ingatannya ketika ia memutuskan pindah kuadran menjadi pengusaha. Awalnya pada tahun 2017 ia terjun ke bisnis MICE (meeting, incentive, conference and exhibitiondan) Corporate Merchandise dengan nama Bumi Orange. Saat itu ia masih bekerja sebagai professional di perusahaan telekomunikasi. Boleh jadi saat itu masih masa transisi mempersiapkan diri menjadi entrepreneur. Beberapa event ia tangani. Ia menjadi Event Organizer (EO) di sejumlah corporate. Banyak event perusahaan seperti family gathering dan sejenisnya.
Di tengah kesibukan sebagai professional dan merangkap menjadi EO, rupanya ia menemukan peluang usaha di bisnis madu pada tahun 2019. Saat itu ia terinspirasi menjadikan madu sebagai souvenir di acara-acara gathering perusahaan. Walaupun saat itu hanya sebatas iseng, namun ia tak menyangka bila usaha menjual madu ini berbuah manis. “Saya mencoba berjualan madu Sumbawa tanpa brand. Saat itu pemasaran masih dilakukan via Whatsapp (WA), belum fokus dijalankan, karena masih terikat dengan pekerjaan,” kata Henry kepada pelakubisnis.com.
Menurut Henry Hidayat, respon madu yang dijualnya cukup bagus, ia menjual madu hutan (raw honey). Akhirnya diputuskan membuat brand sendiri. “Kebetulan keluarga saya dan istri suka minum madu. Saya berpikir, kalau tidak laku bisa diminum sendiri. Madu itu awet tidak ada expire-nya. Selama penyimpanannya baik, madu tidak rusak, bisa dikonsumsi. Saya pikir, ya sudah bisnis ini aja,” kata alumni Sekolah Tinggi Pariwisata (NHI) Bandung, Jurusan Manajemen Pariwisata ini.
Baru tahun 2019 Henry meluncurkan brand Imago Raw Honey, di bawah payung hukum PT Bumi Oma Henshin (BOH) dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) status Perusahaan Kena Pajak (PKP). Pada saat itu diputuskan resign dari profesional dan fokus mengembangkan bisnis madu.
“Sekarang saya sudah merambah ke beberapa varian madu dari beberapa daerah di Indonesia. Tahun lalu saya me-launching madu yang berasal dari Gunung Gede Pangrango, Bogor, Jawa Barat. Saya kerjasama dengan peternak madu lokal,”ungkapnya.
Pria kelahiran 1982 ini bekerjasama dengan peternak lebah di Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Tiap bulan perlu stok madu dalam jumlah banyak. “Saya sering mampir ke sana, melihat kondisi peternakan lebah seperti apa. Saya tahu lokasi peternakan mereka, habitatnya di mana. Karena habitat mempengaruhi kualitas madu. Kalau habitat di perkebunan dan di hutan, maka hasil madunya beda,” jelasnya.
Salah satu produk andalan adalah Imago Detox Honey, yang kini dikenal dengan nama Imago I-Tox Honey. Diakuinya produk detox ini merupakan resep keluarga. Keluarganya sudah terbiasa mencampur minuman dengan rempah-rempah. Sejak kecil Henry terbiasa minum madu yang dicampur rempah-rempah. Keluarga istri pun penikmat madu. Dari resep keluarga ini dicoba formulasikan sehingga melahirkan Imago Detox Honey (I.Tox Honey).
Ketika memulai bisnis madu, ia sadari jaringan klien di bisnis EO ternyata cukup luas. Banyak event-event korporat ia tangani. “Apalagi saya pernah bekerja sebagai sales marketing produk IT di perusahaan-perusahaan besar. Network yang telah terbangun ini memudahkan saya menjalankan usaha madu,” kata Bapak satu puteri ini serius.
Awalnya menyasar target corporate (business to business/BtoB). Madu Imago diperuntukkan sebagai souvenir perusahaan. Itu sebabnya desain kemasan dibuat berbeda dengan brand-brand produk herbal yang banyak beredar di pasar. Ternyata respon dari corporate cukup baik. Imago pernah menjadi official merchandise Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tak sedikit perusahaan menjadi kliennya seperti Indosat Ooredoo, Lumire, Telkom, OJK, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan masih banyak lagi.
Tapi malang tak dapat ditolak! Pada Maret 2020 Indonesia mulai terkena wadah Covid-9. Efek dari pandemi, berimbas pada bisnis EO Henry. Semua event ditangguhkan, termasuk penyediaan souvenir. Tak tangguh-tanggung omzet penjualan madu pun langsung terjun bebas ke titik nadir. “Saat itu tidak ada penjualan sama sekali. Saya betul-betul terpuruk. Padahal usaha madu saya baru setahun dirintis. Tak kurang tiga bulan – sampai pertengahan tahun 2020 tidak ada pemasukan, justru minus, terpaksa harus berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Saat itu saya nggak tahu sampai kapan situasi pandemic ini berlangsung,”terangnya.
Selama tiga bulan tak ada pemasukan, terpaksa menggerogoti tabungan. Nyaris kehilangan asa menghadapi bulan-bulan pertama Covid melanda Indonesia. Bahkan, untuk merayakan lebaran pun tak mampu memenuhi kebutuhan lebaran. “Dalam kondisi terpuruk itu, tak mungkin sharing dengan keluarga. Biarkan kegetiran itu kami rasakan sendiri. Keluarga saya dan istri tidak ada yang tahu. Kami sepakat tidak ada keluarga besar yang boleh tahu kondisi keterpurukan yang kami alami waktu itu,” Henry.
Hingga di pertengahan tahun 2020 Henry mulai melirik pasar ritel. Ia masuk Komunitas UMKM Cileungsi, Jawa Barat. Di sana ada beberapa pelatihan, ketemu banyak teman. Seorang teman bilang, dia mau ketemu seorang selebriti. Di menawarkan, apa mau nitip produk buat di-endorse. “Saya tanya bayarnya berapa? Saat itu saya berpikir pasti mahal. Selebriti itu ternyata Fitri Salhuteru. Ternyata endorse nya gratis. Karena selama pandemi ini banyak artis open endorse bagi UMKM. Kirim produk saja, nanti dia kurasi. Kalau menurutnya oke, baru dipromo,” kisah Henry.
Berdasarkan hasil kurasi, madu Imago dinyatakan lulus kurasi. Melalui instagram Fitri Salhuteru, penjualan madu mencapai Rp5 juta hanya dalam semalam. Timbul optimis di tengah kondisi pandemic, ternyata masyarakat masih mempunyai daya beli. Apalagi madu Imago menyasar ke segmen menengah atas, sehingga tak terlalu terusik daya belinya.
Imago diposting di instagram Fitri, malam itu juga closing jualan sampai nilainya, jutaan rupiah. Ternyata endorse itu sangat berpengaruh bagi kesuksesan penjualan produk. “Saya tidak kenal Fitri itu siapa. Rupanya Fitri itu temannya Nikita Mirzani. Fitri itu basicnya pengusaha, follower-nya banyak dari kalangan pengusaha. Makanya follower-nya responsive terhadap produk saya,” kata mantan Regional Corporate Sales Manager PT Indosat Ooredoo ini.
Sampai akhirnya pasangan artis, Annisa Trishapsari dan Sultan Djorghi, mengirim Direct Message menyampaikan kalau ia tertarik dengan produk Imago. Menurut Henry, ia kirim produk, ternyata cocok, akhirnya berlanjut menjadi partner.
“Saya pun menyadari bahwa pasar ritel itu di tengah kondisi pandemic justru menjadi daya ungkit penjualan. Sebelumnya saya masih menganggap ritel itu capek, lebih baik fokus ke corporate aja. Akhirnya saya bikin varian baru, fokus meng-handle pasar ritel,” ujarnya.
Lebih lanjut ditambahkan, saat pandemi kegiatan tidak terlalu banyak, EO sedang stop. Akhirnya ia banyak ikut zoom meeting, ada kegiatan kompetisi sampai akhirnya terpilih sebagai 100 starup Indonesia pada tahun 2020. Ia meraih Top 100 Food Startup Indonesia MMXX dari Kemenparekraf. Ada 100 brand yang diundang ke Bali untuk ketemu investor, baik dalam negeri dan luar negeri.
Tidak hanya event itu, kata Henry, Imago juga mengikuti berbagai event, diantara Top 100 UKM Award dari Kementerian Koperasi dan UKM Award, Top 40 Indonesia Food Innovation dari Kementeria Perindustrian RI. “Saya juga dapat Juara 3 Gelar Inovasi Derah dari Bappeda Litbang Kabupaten Bogor, Jawa Barat,” akunya.
Dari acara-acara tersebut banyak bertemu dengan expertise di bidang marketing dan bidang-bidang lainnya. Kemudian ikut lagi dari kementerian perindustrian. Lolos masuk 40 besar Indonesia Food Innovation (IFI) 2021. Bagi 40 besar itu, peserta dapat fasilitas food camp, selama 2 bulan. Imago ikut food camp tahun 2021. Ini tahun kedua, ikut food camp. Selama mengikuti acara itu mendapat pelatihan membuat produk yang baik dan berorientasi ekspor.
Di tahun yang sama, Imago diikutkan ii-Motion di momen pameran virtual. Para buyer tidak hanya dari Indonesia, tapi juga dari luar negeri. Ada satu investor yang tertarik dengan Imago. Menurut Henry, ia belum tahu bagaimana aturan main kalau investor masuk. Ia diingatkan sama Kementerian Pariwisata untuk pelajari sebelum deal, kerena investasi itu kan ada beberapa macam. Ada angle investor, ada capital investor, dan ada sebatas pinjam meminjam. “Kebetulan investor yang kemarin minta sharing equity. Saya belum siap, karena belum belajar banyak. Saya nggak ingin terlalu cepat memutuskan, walau mereka siap menginvestasikan ke Imago,” jelas Henry.
“Saya masuk Komunitas Jemput Rejeki di bawah binaan Bang Sandiaga Salahuddin Uno. Lewat tayangan acara Jemput Rejeki di salah satu stasiun tv swasta, saya diwawancarai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf). Bang Sandi datang ke warehouse BOH di daerah Cileungsi Jawa Barat pada tahun 2021. Dalam tayangan tersebut saya ungkapkan bahwa omzet Madu Imago mencapai Rp 52 juta per bulan pada saat itu,” lanjutnya.
Bila tahun 2020 ke 2021, misalnya, penjualan Imago tumbuh dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 omzetnya baru mencapai Rp 25 juta per bulan. Angka ini meningkat menjadi Rp 50-an juta per bulan pada tahun 2021. Selama tahun 2021 ini tren penjualan meningkat lebih dari 10 ribu jar per tahun. Dan puncak penjualan terjadi pada menjelang hari Raya Idul Fitri . Sedangkan di tahun ini hingga Desember nanti Henry yakin mampu mencapai penjualan 15 ribu jar. Dan di tahun 2023 ia optimis mampu menembus penjualan 25 ribu jar.
“Imago juga masuk yang ke M-Block di Blok M, toko khusus produk lokal. Saya kirim berupa gambar produk, Alhamdulillah lolos. Walaupun saya sudah informasikan belum punya izin BPOM. Izin sedang tersebut sedang diurus. Tapi kini Imago sudah memiliki izin BPOM MD (masuk dalam izin edar makanan dan minuman), dan sertifikat halal,”papar Henry.
Memang Imago mendaftar ke BPOM sebagai makanan dan minuman. Pasalnya, didaftarkan sebagai obat, harus memiliki sedikitnya satu apoteker yang bekerja sama 24 jam. Kalau izin edar sebagai obat tradisional atau izin BPOM TR bisa menginformasikan ke masyarakat manfaat apa yang terkandung dari produk tersebut. Waktu pengurusan BPOM ia diarahkan ke kategori makanan dan minuman, yang penting izin edar dari BPOM keluar dulu.
Pihak BRIN –Badan Riset dan Inovasi Nasional-red– saat ini sedang membantu Imago membuatkan jurnal (penelitian ilmiah) tentang Imago. “Kalau jurnal-nya sudah terbit mengenai kandungan antitoxin dari Imago Detox Honey, barusan bisa diklaim sebagai obat tradisional berdasarkan jurnal yang sudah diterbitkan tersebut,”jelasnya.
Menurut Henry, brand Madu Imago Raw Honey pada momen special occasions, seperti Hari Raya Idul Fitri menuai peningkatan omzet yang cukup signifikan. Apalagi Covid-19 kini mulai melandai dan bila dua tahun terakhir korporasi banyak yang memangkas anggaran karena pandemic, namun memasuki tahun 2022, korporasi mulai bangkit kembali dan beraktivitas normal.
Kontribusi dari event-event wedding juga lumayan mendongkrak penjualan. Acara-acara seperti itu sekali pesan dalam jumlah besar. Sekali pesan bisa sampai 500 paket, meskipun nilainya tidak terlalu besar, tapi peluang mendapat pasar baru semakin besar. Anggap saja paket souvenir untuk wedding ini sebagai sampel. Tiap bulan selalu ada order untuk acara wedding maupun acara-acara korporat.
Tidak hanya Pemda Jabar, Imago mendapat order dari TNI Angkatan Darat sekitar 1300 hampers. Angka itu hampir melampaui target bulanan BOH. Imago juga dipercaya menjadi penyedia souvenir saat pembukaan Gedung Sarinah pada event Pembukaan Sarinah Trading house di lantai 5 khusus untuk produk-produk ekspor yang dihadiri Menteri BUMN, Erick Thohir, pada 25 April 2022 lalu.
Imago sempat masuk platform PADI yang khusus pembelanjaan BUMN-BUMN. PADI sempet menggelar pameran produk-produk UMKM. Program ini diprioritaskan 40 persen anggaran BUMN harus dibelanjakan ke UMKM. Imago sempat mendapat banyak order dari BUMN-BUMN. Imago juga terdaftar di e-katalog yang difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Segmen pasar Imago kini kembali lagi ke awal, yaitu membidik pasar korporat. Dalam setahun terakhir ini kontribusi penjualan di segmen B2B (korporat dan event wedding-red) mencapai 65 persen, sedangkan ritel hanya 35 persen.
Kontribusi dari event-event wedding lumayan mendongkrak penjualan. Acara-acara seperti itu sekali pesan dalam jumlah besar. Sekali pesan bisa sampai 500 paket, meskipun nilainya tidak terlalu besar, tapi peluang mendapat pasar baru semakin besar. Anggap saja paket souvenir untuk wedding ini sebagai sampel. Tiap bulan selalu ada order untuk acara wedding maupun acara-acara korporat.
Dalam rangka mempersiapkan masuk pasar ekspor, saya bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Berdasarkan penelitian dari BRIN, Madu Imago kategori Imago Detox Honey bisa bertahan dalam waktu satu tahun di suhu ruang. Padahal sebelumnya hanya bertahan enam bulan bila di dalam chiller pendingin dan tiga bulan di suhu ruang. Alhasil, saat ini produk Imago Detox Honey masa simpannya bisa bertahan sampai 1 tahun. Artinya produk makanan kesehatan ini sudah siap untuk kebutuhan pasar ekspor.
Saat ini Imago masuk dalam program Export Choaching Program (ECP) Kementerian Perdagangan (Kemendag). Selama satu tahun UMKM-UMKM yang masuk dalam program ini dibina untuk diberikan pelatihan terkait ekspor, pembiayaan dan difasilitasi business matching dengan beberapa calon buyer sesuai dengan market negara mana yang dituju. Business matching pada September 2022 dengan Singapura.
Alhasil Singapura tertarik dengan Imago. Ada dua opsi yang ditawarkan buyer Singapura, yakni dipasarkan di Singapura dengan merek Imago. Di mana Buyer Singapura itu menjadi distributor eksklusif. Atau opsi kedua adalah menggunakan brand buyer Singapura (makloon), tidak eksklusif.
Pihak buyer Singapura tertarik dan cocok dengan Imago Detox Honey, karena mereka nilai unik. “Saat ini saya sedang proses internal, apakah memilih kerjasama sebagai distributor eksklusif atau maklon. Kalau opsi maklon memang brand Imago tidak terdongkrat di Singapura, tapi secara volume produksi akan menambah pendapatan untuk operasional di sini dan sekaligus tes pasar di Singapura,”terang Henry.[] Siti Rus